Bab I

98 5 0
                                    

            بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ





Author POV

Sabtu malam,

Sabtu malam atau malam minggu sudah menjadi tradisi anak muda zaman sekarang menghabiskan waktu hingga larut malam. Tak terkecuali Zakiya dan teman-temannya. Mereka berkumpul hanya sekedar menghilangkan penat disebuah restoran tempat nongkrong.

Canda tawa yang melalaikan mereka bahwa waktu sudah menunjuk pukul 23.00,waktu yang tidak pantas untuk remaja wanita seumuran mereka.

"Bay the way, udah malem nih gaes". Ucap Aura kepada ganknya itu.

"Lo kalo mau balik duluan aja Ra, kita masih betah disini, lagian tar nyokap lo ngomel lagi".Jawab Zakiya sambil tertawa sinis.

Aura memang salah satu diantara mereka yang paling nurut kepada orang tuanya. Berbeda dengan Zakiya dan yang lain, mereka selalu mengabaikan apa yang telah dinasehakatkan orangtuanya.

"Ya udah gue pamit dulu, see u all, jangan lupa bayar tuh makanan, haha". Pamit Aura

"Sonoh huss, husss , tenang aja tar gua yang bayar, dompet masih tebel nih". Zakiya memang selalu dijatah uang bulanan oleh ayahnya, tak heran jika dia membayar semua makanan Yang telah dipesan temannya itu.

"Umm gua ke toilet dulu yaa, kebelet nihhh!! ". Lanjut Zakiya sambil memegangi perutnya.

" Boker yah Zak, hahaha... ". Timpal Shintiya  diikuti tawa yang lain.

" Gila lo ya, gua tuh kebelet kencing tau, awas tar loo!! ". Zakiya berlari sambil memegangi perutnya.

" Hahahaha.... ". Semua menertawai Zakiya.

Memang satu gank itu selalu bersama dalam suka maupun duka, sejak mereka duduk di bangku kelas VII. Tak heran jika diantara mereka ada yang ngelantur jika berbicara, semua menganggap bahwa itu hanya bercanda semata.

***

Ketika Zakiya sampai ditoilet, alhasil antrean panjang sampai-sampai Zakiya meminta untuk maju pada urutan pertama,sebab gadis ini tak isa menahan lebih lama lagi.

"Uhh lega sekaliiii..! ". Ucap Zakiya sambil mencuci tangannya dan membasuh muka di whestle yang tersedia.

Setelah selesai berdandan dan merapikan rambutnya yang berantakan akibat langkah yang sangat cepat, Zakiya kembali menuju ke tempat awal ia dan teman-temannya.

Tak disengaja.
bugg bugg..

Zakiya berpapasan dengan seorang lelaki yang membawa beberapa buku-buku tebal dengan tas ransel di pundak sebelah kanan. Keliatannya lelaki ini baru saja menyelesaikan tugas bersama temannya dan akan pulang.

Buku-buku yang dibawa jatuh dilantai.

"Ehh lo kalo jalan tuh mata dipake!!! ". Ya, gadis itu sontak mengucapkan dengan nada kasar.

" iyy--yaa... mba, saya minta maaf, saya sedang buru-buru".Jawab lelaki itu sambil membereskan buku yang terjatuh dan menengadah ke Zakiya .

Zakiya terdiam.

"Astaga, ini cowok ganteng banget, udah tinggi, manis, pakaiannya keren. Ah!!! Cool banget pokoknya! ". Batin Zakiya.

Memang cowok tadi begitu tampan, ditambah rambutnya yang klimis akibat polesan pomed. Sangat menjadi idaman. Pawakannya tinggi nan gagah membuat perawan-perawan muda mengaguminya.
Pakaiannya yang keren dan serba bermerek cukup menjadi bukti bahwa cowok itu anak orang berada.

Akhwat Akhir Zaman (Al-Zakiya) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang