Michael's POV
"YAH ASU, ANJIR ANJIR SALAH MENCET LAGI GUE!"
"AH BEGO LO MEK, BURU AH GAK ENAK DI PENJARA GINI."
"LAH SABAR BANGSAT. TUH KAN AH, ANALOG GUEE! GABISA GERAK INI!"
"AH CAPEK LAH GUE MAIN SAMA LO. DASAR NOOB!"
"Yah, Karin? Gue pro tau! Jangan gitu dong. Gue main sama siapa ini?" teriak gue frustasi sementar Karin, temennya Kayla udah keluar dari kamar gue.
"SAMA TEMBOK AJA SONO!"
"HAHAHAHA!" seisi kamar nertawain gue. Ya, emang bukan cuma Karin dan gue doang. Masih ada Bang Niall, sepupu gue, Daniel, Jonah, dan Zach, temen sekelas gue.
"Apaan sih lo semua? Bantuin gue nih nyelesaiin A Way Out!" seru gue kesal. Ini anak setan emang pada demen cengceng in gue sama Karin. Padahal gue nggak suka sama Karin, tapi pada ngeship mulu etdah.
Pusing kan aku mah cute sih jadi banyak yang naksir. Hehe
"Gak ah, Mek. Lo bau."
"Naon sih, urang keur main PUBG yeuh mau chicken dinner nih."
"Udah, Mek. Lo emang ditakdirkan menjomblo."
"Males ah, PS lo butut."
"Gak tau diri bet lo pada. Pulang sana gak usah numpang wifi di sini. Dasar fakir kuota," usir gue dengan nada ketus meski sebenarnya bercanda.
"Elah, ngambek sayangnya Nayel. Utututuk. Nayel beliin pizza mau?"
Wah. Pizza nih. Tawaran gratis. Dari Niall pula!
"Tumben banget lo. Baru menang judi?" tanya gue bercanda.
"Sontoloyo. Gak lah. Udah nih ya, cepet telepon Pizza Hood pesen 2 box gue yang bayar. Tonight is boys time!"
🐧🐧🐧
Kayla's POV
"Ini di mana, Luke?" tanya gue begitu yang gue lihat hanya lampu jalanan. Gue baru bangun setelah Luke menggoncangkan badan gue beberapa kali.
"Ada deh, keluar dulu makanya."
Luke keluar lebih dulu kemudian membukakan pintu untuk gue. Sementara gue masih mengumpulkan nyawa dan mengucek-ucek mata.
Begitu gue keluar dari mobil dan melihat sekeliling, "WAH GILA LO, LUKE! KEREN PARAH! INI KITA DI MANA SIH?"
"Ayo, duduk sini," ajak Luke halus sambil menepuk kap mobil yang didudukinya sekarang. Gue duduk di sampingnya dengan masih rasa senang dan terkejut.
"Bagus kan pemandangannya? Kita lagi di Sentul sekarang dan gemerlap kota itu, Jakarta," ujar Luke menjelaskan membuat gue terkejut setengah mampus.
"Eh goblok, lo bawa gue keluar Jakarta? Jauh amat sih, jir! Gak bilang dulu, pula!" omel gue habis-habisan.
"Ye, tapi lo seneng kan, gue bawa ke sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny · lrh
FanfictionKita tuh memang ditakdirin buat jadi pasangan kayak dua boneka penguin kamu itu