"Ayo, kita bicara sebagai saudara yang dewasa." Singto melongo mendengar ucapan Candy. Adik kecilnya itu sedang melipat kedua tangannya didepan dada. Memasang wajah sok dewasa. Singto terkekeh, memiliki adik yang pintar sedikit merepotkan ternyata.
Singto menggandeng tangan Candy keluar dari dalam rumah Krist. Ia dan Candy duduk di kursi panjang yang sengaja diletakkan didepan rumah Krist. Hawa dinginnya malam tidak menghalangi kedua saudara Ruangroj itu untuk bicara.
"Jadi ada apa Nong Candy?"
"Kau semakin lama mirip Krist!" Tuduh Candy tak senang karena dipanggil Nong. Singto terkekeh ringan. Candy menyodorkan permen pada Singto. "Euh, pembicaraan dewasa dua saudara kandung?" Ejeknya karena Candy malah memberinya permen. Candy melotot garang.
"P'Sing dengarkan aku ya!"
"Iya."
"Kemarin aku pulang kerumah. Aku tidak memberitahumu." Singto kaget karena tidak biasanya Candy pulang ke rumah tanpa memberitahunya. Seketika Singto panik. Bagaimana jika apa yang ia sembunyikan selama ini dari Candy, adiknya itu ketahui?
"Candy, sudah P'Sing bilang kan! Jika pulang beritahu Phi dulu!" Nada suara Singto meninggi.
"Aku melihat seorang perempuan dikamar ayah dan ibu." Candy tidak memperdulikan apa yang baru saja Singto ucapkan. "Ayah dan ibu berkelahi didepanku. Ayah dan ibu bilang ingin bercerai. Kata Arthit, ayah dan ibunya juga bercerai. Sekarang dia tinggal bersama ibunya. Apa itu tandanya ayah dan ibu tidak bersama lagi?" Dada Singto rasanya ditusuk mendengar pertanyaan Candy barusan. Lidahnya terasa kelu. Tidak tahu harus menjawab apa. Candy masih terlalu kecil untuk memahami semua ini. Lalu apa-apaan ayahnya membawa perempuan ke rumah lagi? Singto rasanya sudah kebal melihat orangtuanya berkelahi. Tapi mungkin bagi Candy ini yang pertama kalinya.
"Candy..."
"Aku bingung P'Sing. Aku tidak mengerti." Gumam Candy jujur. Singto mendekap adiknya itu, menyalurkan rasa nyaman pada Candy. Memberitahu pada Candy apapun yang terjadi pada orangtuanya, Candy masih memiliki Singto.
"Kau masih terlalu kecil untuk mengerti semua Candy. Biar nanti P'Sing berbicara dengan ayah dan ibu. Ok?" Candy mengangguk. Ia memeluk kakaknya itu semakin erat. Candy benar-benar menyayangi Singto, orangtuanya jarang memperhatikan dirinya karena mereka tidak tinggal serumah.
Lingkungan Candy berisi orang-orang dewasa, memaksa Candy juga harus berpikiran seperti mereka. Tapi untuk yang kali ini Candy benar-benar tidak paham.
Candy menguap, ia tertidur dalam dekapan kakak tampannya. Singto menggendong Candy masuk kedalam rumah Krist. Meletakkan bocah itu tidur bersebelahan dengan Krist.
Senyumnya terulas.
.
.
Singto tidak bisa bercerita pada Krist karena sahabatnya itu sedang sakit. Singto tidak mau Krist terlalu memikirkan masalahnya dan membuatnya sulit untuk sembuh. Jadi pilihan satu-satunya adalah Pat. Menjelang tengah malam Singto datang ke rumah Pat, untungnya gadis itu belum tidur karena masih belajar. Pat benar-bebar serius untuk masuk ke Julliard."Masuklah." Pat membuka sebuah ruangan yang dipenuhi rak-rak berisi kaset dari musisi diseluruh penjuru dunia. Didalam ruangan itu ada sebuah piano berwarna putih. Pat menyuruhnya duduk di sofa hitam dekat piano.
"Jadi ada apa malam-malam begini, Sing?" Tanya Pat langsung to the point. Singto menghela napasnya. Ia akhirnya menceritakan masalah yang dialaminya. Pat mendengarkan dengan seksama, ia dan Krist memang sudah paham bagaimana kondisi keluarga Singto yang sesungguhnya. Mereka patut mengacungi jempol ketangguhan Singto yang masih bertahan dengan keluarganya. Bahkan pemuda itu tidak melakukan segala hal berbau kenakalan. Singto mengatakan keluarganya boleh hancur, tapi tidak untuk pergaulannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Sweet [SingtoxKrist]
ФанфикMasa remaja adalah masa paling indah. Dimana kita sedang mencoba mencari jati diri. Dipenuhi semangat masa muda. Mencoba hal-hal baru. Saat beranjak dewasa, kau akan menyadari manis pahitnya hidup. Mencari makna tersirat dalam semua yang terjadi dan...