Krist sampai di ruang siaran, untungnya ia belum terlambat. Jika sampai terlambat maka Dear akan mengomel tak henti-henti. Well, Krist sampai bertanya-tanya sebenarnya Dear ini manusia atau bukan? Sifat disiplinnya benar-benar luar biasa.
"Wow makanan!" Krist melihat ada kotak makan diatas meja. Dear yang tadinya tengah membaca komiknya sontak menoleh.
"Makan saja." Ucap pemuda itu tak keberatan. Krist sih senang saja. Selama ada makanan kenapa tidak dimakan? Begitulah motto hidupnya. Krist menarik kursi, mengambil sumpit dan mulai melahap makanan di dalam kotak makan tersebut. Krist benar-benar memuji bahwa makanan ini sangat lezat.
"Hei! Kenapa ini kau makan!" Udang goreng melompat keluar dari dalam mulutnya. Krist meringis dan mengaduh merasakan sakit dibelakang kepalanya. Ia menoleh pada sumber penghancur kenikmatan makan siangnya ini.
"Fang~" Fang merengut. Merasa tidak terima karena makanan yang dibuatkannya untuk Dear malah dimakan oleh Krist.
"Aku membuatkannya untuk Dear!" Gertak gadis berambut sebahu itu kesal. Fang melirik Dear yang masih fokus pada komiknya. Seakan tak perduli dengan keributan disekelilingnya.
Satu sekolahan tentu tahu bahwa Fang menyukai Dear. Hanya saja Dear terlalu abai. Ia memiliki prinsip bahwa akan berkencan jika sudah sukses nanti. Ah, benar-benar membuat siapapun jatuh hati.
"Aku laparrr~"
"Minta makan pada suggar dadymu sana!" Balas Fang sengit. Krist mengernyit dalam.
"Siapa?"
"Singto~" balasnya dengan cengiran lebar. Krist nyaris terkena serangan jantung. Sepertinya desas desus hubungan pertemanan istimewa antara dirinya dan Singto sudah menyebar cepat. Buktinya Fang yang berasal dari kelas lain saja tahu.
"Biarkan dia makan. Krist sepertinya kelaparan." Dear menutup komiknya. Melerai perkelahian antara Krist dan Fang. Krist langsung memandangi Dear dengan penuh memuja. Dear memang yang terbaik.
Fang mendengus kasar. Ia masuk kedalam bilik yang berisi komputer dan sibuk dengan layar dihadapannya. Krist merasa tidak enak.
"Ayo mulai siaran." Ajak Dear.
.
.
Kruu Pan tidak hadir hari ini. Hal ini jelas membuat kelas Krist mirip anak monyet diberi kacang. Bersorak sorai dengan gembira. Namun setelah digertak miss Imelda yang tidak sengaja melintas, mereka langsung diam dan memilih alternatif lain untuk mengisi kekosongan.Tugas? Sudah diberi. Hanya mereka terlalu malas mengerjakan dan memilih memotretnya kemudian diposting di grup kelas. Hanya saja mungkin Krist nanti harus meminjam catatan Singto atau Pat. Sudah dijelaskan, ponselnya masuk kolam ikan karena kecerobohannya. Krist menolak mentah-mentah Singto yang menawari hendak mengganti ponselnya. Bagi Krist ponsel itu berharga, ia membelinya dengan uang tabungannya sendiri. Jadi kini Krist menabung lagi sejak awal untuk membeli ponsel.
Mereka semua sibuk menyapu lantai. Bergotong-royong dalam hal kemaksiatan. Setelah lantai bersih. Entah laki-laki atau perempuan bercampur jadi satu tidur di lantai. Hanya Maprang yang masih kukuh memandang keluar jendela. Tidak mau ikut teman-temannya. Itu jalan setan!
"Ai'Totta!" Krist mendengus ditengah tidurnya karena Totta mendorong-dorong punggungnya untuk memperluas area jajahan tidurnya. Krist tidur berhadapan dengan Singto. Otomatis hal ini membuat posisinya benar-benar dekat dengan Singto.
Untung saja sekelompok fujoshi gila dikelasnya juga tertidur akibat lelah sehabis berteriak-teriak menonton anime yaoi. Jika tidak habislah riwayatnya menjadi bahan fantasi gila mereka.
Krist yang memang kekurangan banyak waktu tidur memanfaatkan hal ini sebaik-baiknya. Ditambah lagi tubuh Singto yang hangat, Krist merasa nyaman.
"Pria tampaannn~ kau mau kemanaa???" Totta mengigau dalam tidurnya. Ia terkikik bagai keledai yang tercekik tali. Teman-teman yang lain sudah bangun akibat terganggu dengan ocehan Totta. Mereka mengambil video igauan Totta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Sweet [SingtoxKrist]
FanfictionMasa remaja adalah masa paling indah. Dimana kita sedang mencoba mencari jati diri. Dipenuhi semangat masa muda. Mencoba hal-hal baru. Saat beranjak dewasa, kau akan menyadari manis pahitnya hidup. Mencari makna tersirat dalam semua yang terjadi dan...