separation is fate

871 91 42
                                    


Farewell was indeed made to make the meeting again very beautiful


*** 
“Phi sudah merasakan milik Yo, apa Yo tak ingin merasakan milik Phi?” tanya Phana selembut mungkin, ia mencoba menahan hasratnya agar tak memaksa dan menyakiti Wayo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

“Phi sudah merasakan milik Yo, apa Yo tak ingin merasakan milik Phi?” tanya Phana selembut mungkin, ia mencoba menahan hasratnya agar tak memaksa dan menyakiti Wayo.

“Apa yang harus  Yo lakukan?” Wayo memberanikan diri untuk menoleh, dan matanya langsung terbelalak lebar. Wajahnya berhadapan langsung dengan selangkangan Phana. Dan ia dapat melihat dengan jelas gumpalan besar yang menonjol dibalik celana dalam warna hitam yang dikenakan Phana.

“Yo cukup melakukan seperti apa yang Phi lakukan tadi” jawab Phana dengan sedikit terkekeh karna memandang ekspresi kaget Wayo yang melihat penisnya, tangan Phana masih setia mengelus surai hitam milik Wayo.

Phana mulai melebarkan kedua kakinya dan maju selangkah. Saat ini Wayo ada diantara kaki Phana yang terbuka lebar. Wajah imutnya ada tepat di depan penis besar Phana yang masih tertutup celana dalam.

Tangan Phana kembali terulur untuk mengelus kepala mungil Wayo, ia tahu bahwa Wayo sedikit ragu untuk melakukannya. Biar bagaimana pun ini adalah hal baru bagi Wayo, Phana tak ingin hanya ia yang menikmati kegiatan mereka ini, ia ingin Wayo juga bisa menikmatinya. Maka dari itu Phana berusaha untuk tak memaksakan keinginannya kepada  Wayo, bila Wayo tak mau memanjakan penisnya pun tak apa.

Wayo mendongakan kepalanya untuk menatap Phana, dan Phana menanggapinya dengan senyuman dan anggukan. Wayo mulai memajukan wajahnya, bibirnya mulai mengecup benda desar yang masih terbungkus celana dalam tersebut. Phana sedikit melenguh, hanya kecupan ringan dari Wayo bisa membuatnya begitu terangsang.

“Buka sayang”  Phana berucap dengan sangat lembut untuk membujuk bocah manisnya. Sedangkan Wayo dengan sedikit ragu mulai menurunkan calana dalam Phana dan setelahnya terbelalak kaget saat menatap penis tegang Phana yang ada tepat didepan wajahnya.


Tanpa ragu Phana mengarahkan penisnya kearah mulut Wayo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tanpa ragu Phana mengarahkan penisnya kearah mulut Wayo. Sang bocah cantik hanya  mengikuti semua yang dilakukan oleh Phana tadi. Mulut mungilnya terbuka untuk menerima penis besar Phana dan kedua tangan Wayo memegang bagian yang tak dapat masuk kedalam mulutnya. Mengingat apa yang Phana lakukan sebelumnya, Wayo mulai mengerakan kepalanya dengan perlahan tapi pasti entah 10 menit lamanya wayo melakukan hal tersebut. Namun…

Ring Ring ~~~

Ponsel Wayo berdering menandakan adanya panggilan masuk. Wayo pun tersadar dan segera mengeluarkan penis Phana dari dalam mulutnya dan sedikit mendorong pinggul Phana agar menjauh darinya. “Yo, apa yang baru saja kau lakukan” pikir Wayo. Wayo menyadari apa yang baru saja Ia dan Phana lakukan sudah melewati batas, tak seharusnya Ia dan Phana melakukan ini.

“Ada apa sayang?” tanya Phana kecewa karna Wayo menghentikan kegiatannya

“Ada yang menghubungi Yo, biar Yo terima dulu” jawab Yo mencari alasan

“Biarkan saja, kita sedang sibuk saat ini Baby, ayo lanjutkan” ucap Phana seraya kembali mengarahkan penisnya ke bibir Wayo

“Tidak Phi, Mommy yang menelpon, kalau Yo tidak menjawabnya, Mommy pasti khawatir” jawab Yo

“Baiklah, Yo bisa menjawab panggilan dari Mommy dulu” ucap Phana

“Yo akan menjawabnya di luar”

“Kenapa harus di luar?”

“Yo, gugup melihat milik Phi, nanti Mommy akan curiga” Yo kembali beralasan

“Hahahhah, baiklah sayang, Phi menunggu Yo di sini, jangan terlalu lama, Phi dan “Phana Junior” menunggumu” ucap Phana menggoda

“I-Iya Phi” jawab Yo gugup

Wayo merapihkan kembali pakaiannya, Ia pun keluar dari bilik toilet tempat Ia dan Phana melakukan aktivitas terlarang mereka, untung saja toilet itu masih dalam keadaan sepi. Wayo benar-benar merasa bersalah karna sudah melakukan hal di luar batas dengan Phana.

Phana masih terus menunggu Yo di dalam bilik toilet, sudah sepuluh menit Yo keluar tapi masih belum kembali sampai saat ini. Penisnya sudah sangat kesakitan karena tidak bisa menuntaskan hasratnya. Phana mulai gelisah, ini sudah dua puluh menit tapi Yo belum kembali juga.

"You Don't Know Love" ( END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang