Mick tiba di depan ruang kerjanya tepat sepuluh menit meeting akan dimulai. Pagi tadi sam menelpon dan mengatakan bahwa perusahaan akan mengadakan meeting dengan klien dari Belanda dengan pesaing utama sebagai rival mereka. Selain itu sam juga mengatakan pada mick jika tin terserang demam dan pete yang akan datang pada meeting nanti. Tentu saja ini bencana besar bagi putra dan calon menantunya itu.
Mick telah mendengar jika pracay telah menurunkan tampuk kekuasaan perusahaan pada putra semata wayangnya, Ae. Dan mick masih mengingat tentang kisah masa lalu calon menantunya dengan putra musuh bebuyutannya itu. Kini saat putranya,tin,tengah bersiap melanjutkan hubungannya dengan pemuda manis putra sahabatnya itu akan sangat tidak menguntungkan jika dirinya justru memberikan peluang putra musuhnya itu merebut kembali hati pujaan hati putranya. Maka walaupun dalam kondisi semrawut mick telah berada di dalam kantornya sebelum meeting dimulai.
Ceklek.
"Tuan Anderson sudah tiba di ruang sebelah tuan besar " ucap sekertaris pribadi mick.
"Biarkan pete yang menemuinya, kau dampingi saja dia, pastikan penawaran kita menarik perhatian tuan anderson. Jika pete kesulitan segera ambil alih. Biar aku yang berhadapan dengan putra pracay, pete tidak perlu tahu soal ini. " tegas mick yang disanggupi sang sekertaris.
Mick memang membiarkan pete menemui kliennya dari Belanda untuk menawarkan bentuk kerjasama perusahaannya pada perusahaan besar dari Belanda tersebut, sebagai bentuk penghargaan atas usaha calon menantu manisnya itu karena sudah berusaha membantu tin, selain itu mick juga ingin memberikan kesempatan pada pete menjajal kemampuannya. Dia yakin darah pengusaha sekaligus penguasa mengalir di tubuh pria muda tersebut.
Meeting antara pete dengan investor dari Belanda itu berjalan baik, sangat cepat malah dengan hasil yang tidak pernah terbayangkan oleh sekertaris Im. Im bahkan tidak menyangka jika meeting akan berjalan dengan cepat dan lancar. Investor dari Belanda itu terkagum-kagum dengan penjelasan pete, dan pete bisa menjelaskan dan mempromosikan rencana yang diusungnya dengan baik walaupun hanya membaca draf kontrak tersebut dalam waktu singkat. Ini sungguh luar biasa. Bahkan tin membutuhkan waktu cukup lama untuk mempelajari berkas kerja sama dengan perusahaan malaysia, padahal proyek kemarin jauh lebih kecil dibandingkan dengan proyek kali ini. Pete bisa membereskannya dalam waktu kurang dari satu jam. Amazing! Jika pete yang nantinya telah resmi menjadi 'suami' tuan mudanya, tin, Im tidak bisa membayangkan kesuksesan besar yang bisa diraih perusahaan tempatnya bekerja itu. Apalagi jika rumor perusahaan ayah pete akan di merger itu benar, maka lengkap sudah kejayaan dinasti dua konglomerat Thailand tersebut.
Pete menjabat tangan Anderson hangat setelah mereka menandatangani kontrak kerja sama baru tersebut. Kemudian Im meminta pete menuju ruang kerja Mick. Sedikit mengerutkan dahi pete mengikuti sekertaris Im.
"N'Pete, tuan besar ingin bertemu denganmu " kata Im saat mengantar pete ke ruangan bos nya.
"Krab P'Im, kapan paman mick datang P'? " tanya pete.
"Tadi pagi Nong.., biar meeting yang kedua nanti tuan mick yang menanganinya, nong bisa kembali ke rumah, tin pasti mencarimu na.. " jelas Im pada pete.
"Emm.. Baiklah, aku kan berpamitan pada paman terlebih dahulu P'Im" kata pete sedikit kecewa. Namun jika mengingat keadaan tin, dia kembali sedih dan ingin segera pulang ke rumah tin untuk merawatnya.
Setelah berpamitan pete melangkah keluar ruangan mick dan menuju lift yang ada di lantai tersebut. Im masih saja mengantarnya walaupun pete telah mengatakan jika dia bisa pulang sendiri. Bahkan perempuan cantik itu terus mengikuti nya sampai di depan lift.
"Eh.. Nong.. Maaf bisakah kau menemani P' kembali ke atas,P' tidak membawa handphone dan harus menghubungi bagian marketing.. Na.. Na.. " kata Im saat pete baru saja melewati belokan menuju lift. Bertepatan munculnya serombongan pria berpakaian hitam yang berjalan ke arah mereka. Im menarik paksa tangan pete untuk mengikutinya.
YOU ARE READING
My Koon Chai (HIATUS)
RandomPete, putra tunggal salah seorang pengusaha sukses di Thailand. Hidup serba berkecukupan,dilimpahi kasih sayang kedua orang tuanya, memiliki begitu banyak teman menjadikan hidupnya begitu sempurna,hanya satu hal yang selalu membuatnya cemas, kehid...