10

1.2K 89 12
                                    

Tin meremas kertas kontrak kerja yang telah ditanda tanganinya beberapa jam yang lalu. Di sebrang meja ayahnya hanya menatap tak percaya tindakan putranya. Proyek pembangunan sebuah hotel bintang lima dengan nilai milyaran bath. Sudah lebih dari tiga puluh menit yang lalu wajah tampan itu menggaurkan amarah yang sangat,setelah beberapa menit yang lalu meeting berakhir.

"Tin..apa yang kau lakukan?!! Bersikaplah profesional." ucap mick sedikit kaget dengan tindakan putranya itu.

" mereka yang tidak profesional paa..jujur saja aku tidak ingin menandatanganinya tadi, jika bukan karena permintaan pete" kata tin dengan nafas memburu.

Flashback on

Tin mengusap lembut kening pria pujaan hatinya yang kini tengah berbaring di atas dada bidangnya yang telanjang. Tangan besar itu merapikan surai coklat madu yang tergerai acak di dahi pete,'istrinya'.

Ya, kemarin mereka telah resmi menjadi suami istri. Semenjak insiden pertemuan ae dan pete dikampus, tidak ada acara menunda pernikahan bagi tin. Dia bukan ketakutan akan kehilangan pete,tapi baginya akan lebih baik jika pete sudah menikah dengannya. Lebih aman. Acara pernikahan digelar secara sederhana dan dihadiri keluarga,sedangkan acara resepsi diadakan di salah satu hotel bintang lima di bangkok. Acara berjalan dengan lancar.

Pete tampil mempesona dengan balutan suit berwarna putih dan tin dengan suit warna hitam. Terlihat elegan dan sangat serasi. Dimana yang satu tampak cantik dan lainya tampak sangat tampan. Walaupun mereka memiliki gendre yang sama.

Setelah acara resepsi selesai tin langsung memboyong sang 'istri' nya ke rumah baru mereka untuk menghabiskan first nigth yang sebenarnya sudah bukan first night, right.

(^∆^) bagian itu author skip duyu.

Setelah melewati kegiatan naena semalam , berakhirlah pete terbaring kelelahan di pelukan suami tampannya. Pelukan lengan tin di pinggang polos pete di bawah selimut semakin mengerat saat merasakan tubuh ramping itu menggeliat.

"Eeenggh..tin krab.."

"Pagi sayang..kau bisa tidur kembali. Ini masih pukul 5 pagi. Tidurlah lagi.." ucap tin seraya membelai wajah pete lembut.

Dia memang meminta pete untuk kembali tidur karena dia tahu jika pasti pete sangat lelah. Mereka baru saja menyelesaikan 'sesi panas' mereka tepat pukul 2 pagi. Tin tidak bisa berhenti saat kenikmatan menggenjot lubang 'istrinya' membuatnya terbang melayang,seperti merasakan surga dunia secara nyata. Baru pada puncak ke lima dia memutuskan berhenti dan membiarkan bunny kecilnya tidur. Sedangkan pete sudah lebih dari sepuluh kali mencapai puncaknya terkapar lemas dalam dekapan suaminya.

".."

"Masih sakit..? maafkan aku..jika terlalu kasar semalam na.." bisik tin seduktif di telinga pete. Membuat wajah pete menjadi merah. Malu.

" tin kraab..jangan tanya itu,aku malu.." jawab pete.

"Kau begitu menggemaskan sayang..maafkan aku jika kemarin tidak bisa menjagamu dengan baik. Mulai sekarang aku akan menjagamu bunny.." ucap tin.

"Lupakan semuanya na.. Aku bahagia bersamamu, jangan tinggalkan aku tin." kata pete seraya mengusap dada bidang suaminya.

"Of course baby,aku akan selalu bersamamu. Tidurlah.."

Chup.

"Tin krab.."

"Hmm"

"Paa bilang lusa kau akan menandatangani kontrak lanjutan dengan perusahaan ae,aku mohon apa yang terjadi tidak akan mempengaruhi profesionalitasmu na..pisahkan masalah pribadi kita dengan pekerjaan. Aku mohon.." pinta pete seraya menatap wajah suaminya yang sudah mengeras.

My Koon Chai (HIATUS)Where stories live. Discover now