19. Lari pagi spesial

1.7K 212 19
                                    

Gema menghela nafas pelan, kakinya berhenti berlari. Tiba-tiba teringat kalimat itu lagi.

"Tante lihat kayaknya kamu suka sama Jola ya? Kalau iya, deketin aja terus. Tenang, tante setuju kok kalau Jola sama kamu"

Gema bingung, satu pihak dia akui dia memang suka sama Jola. Siapa sih yang tidak suka dengan gadis cantik dan riang gembira seperti Jola?

Satu pihak lagi, pemuda itu tahu, dia tidak mungkin mendapatkah hatinya. Dia tahu, perasaan gadis itu milik Samuel. Gema jadi bimbang, merasa serba salah, apalagi dia sudah mengiyakan perintah mamah Jola yang lebih terdengar seperti paksaan.

Kalau dinyatakan, dia takut hubungan persahabatan yang sudah dia bangun selama empat tahun dengan Jola hancur begitu saja. Pasti Jola akan menjauhinya, dan itu akan sangat menyakiti perasaannya.

Jola menghentikan langkahnya, merasa Gema tak lagi mengikutinya. Gadis dengan hoodie pink itu membalikan badannya, lalu menghentakan kaki kesal melihat Gema malah asyik melamun ditrotoar.

Jola memutar arah larinya menghampiri Gema.

"WOY!" Katanya menjentikan jarinya didepan wajah Gema.

Gema mengerjap, tersadar kembali ke realita.

"Eh iya?" Katanya mengedipkan matanya pelan.

"Lo ngapain bengong sih?" Katanya ikut duduk disamping Gema.

Gema mengernyit, "eh iya, gue bengong gitu la?"

Jola memanyunkan bibirnya pelan, "ih iya tau, Gema pasti gak sadar ya?"

Gema mengangguk polos. "Iya, yaudah maafin Gema ya"

Jola mengangguk tulus sebagai jawaban.

"Jola haus?" Tanya Gema lembut.

"Ih Gema bisa meramal ya? Kok tahu Jola haus?" Katanya menatap manik mata Gema.

Gema terkekeh, lalu berdiri. Sebelum pergi pemuda itu mengacak rambut gadis itu pelan, kemudian berlari cepat meninggalkan Jola yang sudah memerah antara malu dan marah.

"Sejak kapan gue sering pergi berdua sama gema ya?"

Batinnya dalam hati.

Jola terdiam sejenak, merasakan akhir-akhir ini dia sering sekali mengandalkan Gema. Gema selalu jadi orang yang Jola hubungi ketika gadis itu sedih, senang ataupun kesal. Didepan Gema, dia menjadi dirinya sendiri. Dia tidak pernah merasa malu, ataupun merubah dirinya menjadi orang lain. Begitu juga Gema, walau kadang menyebalkan pemuda itu selalu ada untuk Jola dibanding teman-temannya yang lain.

Pipinya memerah mengingat bagaimana Gema membelanya didepan Samuel, atau ketika Karin datang menemui mereka di Uks.

Ah sial, Jola gak boleh baper sama Gema. Gema itu teman Jola, seharusnya Jola tidak boleh terlalu dekat dengannya mengingat sahabat perempuannya juga ada yang menyukai Gema.

Sebuah benda dingin menempel dipipinya, Jola mendongkak menatap susu ultra cokelat ditangan Gema.

Pemuda itu menyodorkan susu Ultra Coklat itu ketangan Jola. Lalu ikut kembali duduk disamping gadis itu.

Jola menerimanya, lalu meminumnya cepat. "Gema gak minum juga? Gak haus emang?"

Gema melirik Jola sekilas, "enggak, nanti aja gampang"

Jola berhenti menyedot susu Ultranya, lalu memberikan sisanya pada Gema. "Ini buat berdua"

Gema menggeleng, "buat Jola aja"

"Minum Gema mana?"

"Masih di alfamart, nanti, nanti beli ya"

"Ini berdua aja sama Jola, Jola udah gak haus kok"

Bubble Gum Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang