Karin mengernyit heran melihat Samuel memasuki kelas dengan keadaan luka di wajahnya. Gadis itu yang semula sedang mengobrol bersama teman-temannya jadi beranjak menghampiri kekasihnya tersebut.
"Kamu kenapa, ini kok bisa memar gini?" Tanya Karin panik, jemarinya terulur mengusap lembut wajah Samuel.
Samuel yang merasa risih karena perlakuan Karin itu menepis pergelangan tangan Karin dari wajahnya, tanpa menjawab pemuda itu melesat pergi meninggalkan Karin yang jadi terdiam ditempatnya. Pemuda itu melangkah menuju teman temannya di pojokan kelas.
Karin memutar tubuhnya ketika melihat Agus yang baru saja datang memasuki kelas, tanpa menunggu lama gadis itu berlari menghampirinya.
"Agus!" Panggilnya.
Agus menoleh, Karin berdehm pelan kemudian melirik Samuel sekilas. "Lo tadi ke ruang guru sama Samuel kan?"
Agus menggeleng tak setuju. "Hm iya, tapi gue doang. Dia gak jadi soalnya--"
"SOALNYA MUKANYA MEMAR GITU, PASTI HABIS RIBUT KAN???!" kata Karin memotong, lalu mengomel.
Agus hanya terdiam, bingung juga mau bilang apa.
"Ribut sama siapa sih dia?"
Agus mengangkat bahunya tak mau ikut campur. "Tanya aja sendiri" katanya lalu melesat pergi menghampiri kumpulan kawan-kawannya.
Karin yang untuk kesekian kalinya ditinggal lagi. Jadi mendengus kesal, dengan penuh rasa kesal dia berjalan menghampiri kerumunan kekasihnya itu dipojok belakang kelas.
Yusuf yang menyadari kehadiran Karin bangkit dari duduknya, mempersilahkan Karin duduk disamping Samuel yang masih tertawa terbahak-bahak, entah untuk apa. Sepertinya dia tidak sadar ada Karin disisinya.
"KAMU INI KENAPA SIH, INI KENAPA BISA BABAK BELUR GINI?!" Kata Karin mengamuk.
Tawanya terhenti begitu saja, pemuda itu melirik sang kekasih sinis. Tapi diam saja tanpa menjawab barang satu katapun, dia memilih membisu. Begitupula dengan teman temannya.
"JAWAB SAM, KAMU PUNYA MULUT BUAT JAWAB KAN?!" Bentaknya masih marah. "AKU MASIH PACAR KAMU, KAMU HARUS INGET. AKU BERHAK KHAWATIR"
Samuel mendengus kesal, terganggu gadis itu berteriak teriak disamping kupingnya. "Udah gak usah drama, kalau lo peduli mending ke Uks ambilin gue obat"
Karin melotot kesal. "Kok gue? Kan ada Agus tuh atau Yusuf aja. Karin mau disini sama Samuel"
"Ya tapi guenya yang gakmau sama lo" katanya pelan sekali, agar tak terdengar oleh Karin.
"Ya tapi kan pacar gue lo bukan dia, udah sana katanya peduli" sindir pemuda itu menekan kata peduli.
"Noh rin, pacar yang baik pasti peduli sama pacarnya kalau sakit" celetuk Agus menambahkan.
"Gue ini cewe lo apa babu lo sih?!"
Karin mendengus kesal, sambil menggerutu gadis itu lalu bangkit berjalan menuju Uks dilantai satu.Sepeninggalan Karin, semua kompak menatap Samuel bingung.
"Lo serius masih kuat sama Karin?" Kata Agus memajukan diri mendekat mulai berbisik pelan.
Samuel mengangkat bahu tak peduli, dan segera mengalihkan topik agar tak lagi dibahas.
🍭
Gema meringis kesakitan saat kapas yang sudah diteteskan obat merah itu menyentuh lukanya.
"La, pelan pelan dong ini sakit--aw" katanya meringis ketika lukanya ditekan.
"Udah diam aja, sebentar lagi selesai kok" katanya memasangkan plester didahi Gema.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bubble Gum
Historia CortaYang hubungannya manis diawal, hambar diakhir. #EHSYOURKIDLEE