27. prohibition

1.2K 161 2
                                    

Jola baru saja menyimpan mangkuk bubur diatas gerobak, ketika dering ponselnya berbunyi. Gadis itu segera merogoh kantung roknya, menyalakan ponselnya.

Nama Joodie tertera dilayar sebagai penelpon, dengan cepat Jola menekan tombol hijau mengangkatnya.

"WOI LO DIMANA HAH?! BOLOS UPACARA, BOLOS PELAJARAN JUGA. PULANG KE KELAS, UDAH KAYAK BANG TOYIB AJA GAK PULANG-PULANG!!"

teriakan itu terdengar sangat memekakan telinga, Jola menjauhkan ponsel dari gendang telinganya. Bukannya suara Joodie yang dia dengar, malah suara Gema yang sedang memarahinya.

gadis itu mengumpat pelan, walau tidak terdengar jelas. "iya santai dong, jangan teriak. Lo gak sayang gitu sama telinga gue? Nanti kalau budek gimana?"

"Jangkankan telinganya, orangnya aja dia sayang"

Samar, Jola dapat mendengar suara Dewangga disamping Gema. Gadis itu tertawa kecil, membayangkan Dewa yang saat ini sedang ditoyor oleh Gema.

Keduanya memang tom&jerry nya X-3.

gadis itu tertawa kecil, "iya santui, ini gue jalan pulang. tadi abis makan sama Samuel" katanya melirik pemuda yang duduk beberapa meter darinya.

"POKOKNYA BALIK YA KEKELAS, AWAS KALAU ENGGAK. GUE GIGIT YA LO, NGEREPOTIN TAU GA?!!!" semprot Gema, masih menyalurkan kekesalannya. "LO GAK TAU APA GUE UDAH IDZIN SAMA PA UDIN, BILANG LO DI UKS. KALAU PAK UDIN TAHU, BISA HANCUR KESAN GEMA JUJUR GUE"

kali ini Jola tidak dapat menahan tawanya, gadis itu membayangkan bagaimana hebohnya teman-teman sepermainannya mencari alasan.

"iya ini aku dijalan pulang sayang, jangan dengerin hal buruk kata mereka, aku masih setia sama kamu kok sayang" katanya lalu menutup telepon begitu saja.

Masih dengan perasaan geli, gadis itu berjalan menghampiri Samuel yang menunggunya.

"Pulang yuk?" ajaknya.

Samuel menoleh, "udah teleponnya? iya ayo pulang"

"sebentar" Jola mengernyit lalu mendekatkan wajahnya kearah seragam Samuel. "MEROKOK YA KAMU?!" katanya jadi galak.

Samuel merapatkan diri, terkejut taring gadis itu kembali secepat ini. Dia jadi merunduk, ikut mencium bajunya. "kentara banget emang ya?"

"hm yaudah sebelum kekelas. Kita kekelas aku dulu, aku bawa parfum" katanya memberi solusi. "Lain kali jangan merokok ya, kamu gak kasihan apa sama tubuh kamu? Kalau beneran bolong gimana?"

diam dia, dahinya mengernyit bingung. "apanya yang bolong?"

"Paru paru kamu lah" katanya sudah mulai agak sedikit tidak kesal. "katanya mau hidup tujuh ratus tahun sama aku, tapi kalau paru paru kamu bolong, jangakan tujuh ratus tahun. Sepuluh tahun juga aku gak yakin"

Samuel jadi tersentak begitu saja, pemuda itu terdiam disepanjang perjalanan.

Jola merogoh saku seragamnya, lalu menyodorkan sebungkus permen milikita.

"dimakan" katanya walau masih ketus, "jangan geer, aku cuma kasihan kalau kamu dihukum miss Jessie gara-gara merokok"

pemuda itu membuka bungkusnya, lalu mengemutnya begitu saja.

"mana koreknya sini?" kata Jola meminta.

Samuel menyodorkan korek api miliknya, "mau buat apa?"

tanpa persetujuan, dengan tanpa dosanya Jola melempar korek itu keselokan terdekat. Membuat si empunya, melebarkan mata. Terkejut dengan perlakuan gadisnya.

"kok dibuang?" katanya melemas, "itu oleh-oleh dari kawanku di Bali"

Jola mendengus kesal, "oleh-oleh kok korek api, emang temen kamu gak mampu beliin kamu baju atau apapun itu selain korek api?"

"itu mahal sayang, ada nama akunya khusus"

"kalau gak mampu beliin oleh-oleh lebih baik jangan, daripada kasih oleh-oleh yang bikin dosa kayak korek api" katanya mencibir.

"iya aku gak merokok lagi deh" kata Samuel walau masih agak sakit hati, karena benda berharganya hanyut dengan air.

"kamu mau masuk surga atau neraka?" kata Jola serius.

"Surga dong, emang ada yang mau masuk neraka?"

"Ya sudah jangan merokok, di Surga gak ada api buat merokok ya" katanya  mengacak-acak rambut Samuel. "Api itu adanya dineraka, kalau kamu mau masuk surga tapi merokok, nanti nyalainnya gimana? Masa harus ke neraka dulu minta api buat nyundut rokokmu?"

Samuel hanya diam, mendengarkan gadisnya berbicara.

"Aku gak suka kamu merokok, kalau masih mau merokok jangan dekat-dekat aku lagi" katanya dengan intonasi agak lembut.

"Lagipula apa enaknya merokok sih?"

Samuel mengulum bibirnya, "enakan sama kamu"

"Sama kamu yang perhatian, sama kamu yang mau sama aku" katanya menggoda.

"Awas ya kalau merokok lagi, kita marahan" ancamnya.

Pemuda itu tertawa kecil, "iya gak janji ya"

"HEH" Jola berseru. "Bilang apa tadi?!"

"Enggak" kata Samuel sambil berlari agar terhindar dari serangan Jola.

"Sini kamu jangan lari!!" Kata Jola mengejarnya.

Samuel terus berlari kencang, Jola mengikutinya dengan botol akua yang teracung ditangannya. Kedua remaja itu saling berkejaran sampai masuk gerbang sekolah.

Membuat beberapa teman seangkatan Jola yang sedang mengeprin tugas jadi melongo melihatnya.

Mereka menatap kedua remaja itu dengan tatapan berbinar

"Gue baru tau, buaya kalau udah bucin. Bakal bucin sampai ke tulang rusuk"





















A/n: gais, maapkan aku.

Enggak end kok, aku bercanda hehe.

Konfliknya aja belom selesai wei, masa udah end:(

Bubble Gum Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang