10. salah apa?

1.8K 274 16
                                    

Pagi pagi sekali Jola sudah sampai dilingkungan sekolah. Hari ini dia memang sengaja datang lebih awal, berniat ingin menghindari Samuel. Tapi apa daya keinginannya itu hanyalah harapan, karena kini cowok itu sudah berjalan sejajar disampingnya.

 Tapi apa daya keinginannya itu hanyalah harapan, karena kini cowok itu sudah berjalan sejajar disampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat pagii" katanya menyapa, cowok itu masih tetap tersenyum manis walaupun tidak dilirik oleh Jola.

Jola hanya diam, lalu mulai mempercepat langkahnya.

"Kok sapaan saya gak dijawab hm?" Cowok itu menoleh mengajukan pertanyaan yang sebenarnya sangat mudah untuk Jola jawab.

Jola hampir saja berlari, karena dia benar benar malas meladeni kakak kelasnya ini. Gadis itu memilih terus diam, hingga akhirnya dia ingat. Masih ada sesuatu yang perlu dia urus.

Jola merogoh saku bajunya, mengeluarkan sejumlah uang dari dalamnya.

"Ini uang yang kemarin gue pinjem, makasih" katanya sambil memberikan uang itu pada tangan Samuel.

Setelah mengatakan perkataan itu Jola berlari kecil, meninggalkan Samuel yang masih terkejut ditempat.

"JOLA TUNGGU!"





Samuel menghembuskan nafas gusar, mencoba menstabilkan jantungnya. Cowok itu menghadang Jola tepat dilapangan yang akan membawa Jola kekelasnya.

"Kenapa ninggalin?" Katanya protes.

"Kamu marah sama saya?" Lanjutnya ketika tidak mendapat jawaban sama sekali. "Saya salah apa sama kamu? Bilang, jangan diam begitu. Saya bukan Dilan yang bisa meramal"

Jola menghentikan langkahnya. Agak terkejut karena tahu cowok ini badboy tapi suka baca buku novel juga ternyata, apalagi yang dibacanya novel remaja semacam Dilan dan sejenisnya.

"Milea aja kalau marah bilang, masa kamu engga?" Katanya terdengar lebih ke menggoda.

"Astaga" Samuel mengacak rambut frustasi. "Jangan diam begini, kamu kenapa? Saya salah apa?"

"Kamis sore kemana?" Satu kalimat itu meluncur begitu saja dari mulut Jola.

"Hah? Kamis kemarin saya futsal"

"Yakin futsal? Pulang futsal?"

"Pulang futsal saya dirumah– astaga. Saya lupa sumpah" cowok itu menepuk keningnya. "Harusnya saya antar kamu pulang sore itu. Kamu nungguin saya?"





"SAMUEL"

Teriakan itu berhasil membuat keduanya menoleh, Jola melirik sinis kearah kakak kelas perempuannya itu. Sementara yang dilirik hanya tersenyum ceria, membuat Jola semakin ingin menghujatnya.

"Samuel" Karin melambaikan tangannya, gadis itu melangkah ceria kearah Samuel dan Jola.

Samuel mengangkat sebelah alis, bertanya kenapa.

"Mau ke kelas kan? Ayo bareng" Karin merangkul bahu Samuel, kebetulan tinggi mereka sejajar.

"Rin" Samuel melirik Jola yang diam disampingnya.

Karin menoleh, melirik Jola lalu tersenyum dengan keadaan tangannya yang masih merangkul Samuel. "Eh ada Jola maaf gak kelihatan. Hai Jola, apa kabar?"

Sebesar gini dibilang gak kelihatan, elo rabun apa gimana?

Jola menggumam dalam hati.

"Eh Ka Karin. Baik"

Samuel yang merasakan hawa dingin diantara kedua gadis itu akhirnya membuka suara. "Rin, lo kekelas duluan aja, gue mau nganter Jola kekelasnya dulu"

Karin mengernyit tak suka, mungkin merasa tersinggung karena ditolak. "Harus banget diantar sampai kelas emang?"

"Engga" "iya"

Jola menutup mulutnya dengan kedua tangannya, sementara Samuel melanjutkan kalimatnya dengan tenang.

"Haruslah, masa gebetan gue gue suruh sendiri kekelas. Kalau nanti ketikung orang dijalan gimana?"

"Sendiri aja si manja banget" karin bergumam pelan tapi masih mampu terdengar oleh Jola.

"Gue sendiri aja kak, kalian bareng aja" pamit Jola menunduk sekilas lalu pergi meninggalkan kedua remaja tersebut.

Samuel menatap Karin tajam.

"Apa-apaan sih Rin? Elo pms atau kenapa? Ada masalah sama Jola sampai harus banget nyibir dia gitu?" Katanya marah.

"Gue yang mau antara Jola, bukan Jola yang minta antar gue. Dia mandiri engga manja, justru kebalik. Mungkin yang manja itu lo. Sampai sampai harus banget gue temenin ke kelas?"

Samuel berlari mengejar Jola yang sudah mulai menghilang jejaknya. Sementara Karin hanya menatap mereka dengan tatapan yang sendu.

"Apa yang dia kasih sama lo? Sampai sampai lo ninggalin gue demi dia"











A/n!:

Welkam tuu dunia bubble gum mba Karin!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Welkam tuu dunia bubble gum mba Karin!

Ayoo ditebak yang jadii Karin siapa?

Bubble Gum Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang