Bagian 18

4K 287 2
                                    

Prilly bermain - main dengan Keysha putri dari kakak Ali, Nadia. Ternyata Nadia adalah kakak angkat Ali. Nadia adalah putri dari sahabat orang tua Ali yang sudah meninggal dalam kecelakaan yang menimpa mereka, hanya Nadia yang selamat dalam kejadian itu. Nadia yang menjadi yatim piatu sejak bayi pun dirawat oleh Orang tua Ali seperti putri mereka sendiri.

Prilly yang bermain - main dengan Keysha dihalaman belakang mansion tidak menyadari kalau ada sepasang mata yang memperhatikan Prilly. Dia tersenyum tipis saat melihat Prilly begitu senang dengan anak kecil, pantas sekali jika Prilly menjadi seorang ibu.

Orang yang tidak lain Ali itu berjalan mendekat ke arah Prilly. Sepertinya karena keasyikkan bermain dengan Keysha, Prilly tidak menyadari jika Ali sudah berdiri didekatnya. Pria itu ikut duduk di karpet yang dihampar diatas rerumputan. Prilly yang asyik bermain dengan Keysha mendongak melihat Ali yang duduk disampingnya.

"Ali. Kamu ngapain disini?" Tanya Prilly sambil mendudukkan Keysha dipangkuannya. Memainkan jari - jari mungil Keysha.

"Memangnya aku tidak boleh berada disini?"

"Bukan gitu, tapi kenapa kamu gak gabung sama yang lain."

"Tidak apa - apa. Hanya ingin bersamamu. Sepertinya ku perhatikan kamu asyik sekali bermain dengan Keysha."

"Aku pengen deh punya anak." Ujar Prilly tiba - tiba.

"Nanti kita membuatnya bersama."

Prilly melongo mendengar ucapan Ali. "Eh, kamu kira gampang apa buat anak. Buat anak gak kayak bikin adonan kue kali."

Ali tidak menjawab, dia mengambil alih Keysha dari pangkuan Prilly.

"Bun bun" Prilly terkekeh mendengar Keysha menyerukan kata 'Bun' yang berarti bunda. Dia tadi yang mengajarkan Keysha untuk memanggilnya dengan sebutan Bunda. Lagipula Nadia yang memulai menyuruh Keysha memanggil Prilly dengan sebutan bunda, karena putrinya itu memanggil Ali dengan sebutan ayah.

"Iya Key sayang, ini bunda" Prilly mencium pipi Prilly bertubi - tubi di pipi tembennya itu.

"Kenapa cuma Key yang dicium?" Protes Ali.

Dahi Prilly mengernyit, lalu tersenyum malu saat mengerti apa maksud Ali. Suaminya itu sepertinya ingin dicium.

"Itu sih maunya kamu."

Ali tersenyum " memangnya kenapa? Aku kan suami kamu."

Prilly tertegun sejenak melihat Ali tersenyum, hal yang langka menurutnya. "Kamu nyebelin deh, jangan godain aku" ujar Prilly, pipinya makin memerah karena digoda Ali.

Ali terkekeh melihat istrinya itu malu seperti itu, menggemaskan sekali. Tanpa mereka sadari, ada yang memperhatikan kegiatan mereka. Nadia, Anya, Kevin dan Revan suami Nadia sedang berdiri tidak jauh dari keberadaan mereka. Nadia dan Anya saling melempar senyum saat menyaksikan pasangan suami itu. Ternyata Ali bersama Prilly tidak sekaku yang mereka pikir.

"Manusia es itu bisa meleleh juga dapat Prilly" Seru Kevin, membuat mereka terkekeh.

"Mereka pasangan yang unik!" Tambah Nadia.

"Lebih baik kita kembali ke ruang tengah, jangan ganggu mereka!" Ujar Anya kemudian, hingga mereka kembali ke ruang tengah mansion itu.

"Alii" seru Prilly merengek membuat Ali yang sedang asyik bermain dengan Keysha menatapnya.

"Kita jalan - jalan kapan? Seharian ini kita cuma dimansion lho!"

"Besok kita jalan - jalan. Lagipula kamu pasti capek karena perjalanan panjang kemarin"

Prilly mengangguk "iya sih, tapi besok janji kita jalan - jalan yah!"

"Iya." Sontak Prilly memekik bahagia, sambil mencium pipi kanan kiri Ali. Itu semua spontan Prilly lakukan, tapi Ali tidak memprotes. Dia hanya tersenyum melihat tingkah istrinya itu.

"Key, sama bunda yuk!" Prilly mengambil alih Keysha yang ada dipangkuan Ali. Lalu berdiri di ikuti oleh Ali yang juga bangkit.

"Biarkan aku saja yang menggendong Key"

"Nggak mau. Key sama aku aja" sahut Prilly sambil berjalan meninggalkan halaman belakang yang diiringi Ali.

***

Ali menghela nafas saat dia memasuki kamarnya. Katanya pagi ini gadis itu ingin jalan - jalan ke tempat yang telah gadis itu tentukan mengelilingi kota Berlin. Namun yang Ali lihat Prilly masih meringkuk dibawah selimut padahal dia sudah menyuruhnya untuk siap - siap.

Ali melirik arloji yang melingkar dipergelangan tangannya. Sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Ali berjalan mendekat ke arah ranjang dan duduk ditepi kasur. Menyibak selimut yang menutupi badan Prilly sampai ke dagunya.

Ali menaiki kasur, mendekati wajahnya dengan Prilly. Membisikkan sesuatu tepat ditelinga Prilly yang masih terpejam.

"My love, katamu ingin jalan - jalan. Tapi kenapa belum bersiap juga." Bisikkan lembut ditelinganya membuat Prilly membuka matanya secara perlahan. Matanya mengerjap lucu membuat Ali tersenyum yang mampu menghangatkan hati Prilly. Wajah mereka begitu dekat membuat Prilly mendorong wajah Ali untuk menjauhinya. Dia malu ditatap Ali secara intens begitu.

Prilly bangun dan mendudukkan dirinya bersandar dikepala ranjang. Menatap Ali yang kini sedang menatap setiap gerak geriknya.

"Jangan mandangin aku kayak gitu!" Rengek Prilly membuat Ali tersenyum tipis namun sedetik kemudian kembali datar.

"Kenapa belum bersiap? Padahal kemarin merengek ingin jalan - jalan. Tapi sekarang yang aku lihat kamu masih uring - uringan dikasur."

Prilly tersenyum kikuk mendengar ucapan Ali. Dia sendiri tidak tahu kenapa jadi malas untuk jalan - jalan. Padahal kemarin ingin sekali mengelilingi kota Berlin. Mumpung berada kotanya sekarang. Tapi entah kenapa dia malas sekali bangkit dari tidurnya.

"Aku juga gak tahu. Pengennya rebahan aja. Malas - malasan gitu dikasur." Sahut Prilly apa adanya.

Ali mengernyitkan dahinya bingung "kamu sakit?" Tangan Ali terulur menyentuh dahi dan leher gadis itu.

"Badan kamu tidak hangat" gumam Ali bingung.

Prilly tersenyum geli. "Kamu pikir aku sakit, nggak kok. Aku tiba - tiba malas aja jalan. Jadi nggak usah jalan yah." Ali menghembuskan nafasnya, bingung apa yang sebenarnya terjadi dengan istrinya itu. Moodnya berubah - ubah akhir ini.

"Terus kita dirumah saja begitu! Percuma saja jika pergi ke Berlin tapi tidak jalan - jalan." Ujar Ali membuat Prilly merasa bersalah.

"Yaudah kalau gitu jadi jalan - jalan! Aku bersiap - siap dulu yah!" Ujar Prilly tiba - tiba, beranjak dan masuk ke kamar mandi.

Ali memandangi Prilly yang masuk ke dalam kamar mandi. Tidak mengerti dengan mood gadis itu. Suka sekali berubah - ubah. Apa yang dilakukan tidak pernah terduga. Dasar. Ali tersenyum mengingat tingkah Prilly yang tidak pernah dia duga. Gadis itu bisa seperti anak kecil dan secara bersamaan bisa menjadi dewasa.

***
TBC

Binuang, 15 Januari 2019

Maafi baru muncul sekarang, soalnya sibuk bangett tugas😣
Maklumi saja sama kegiatan aku di dunia nyata yang sok sibuk😆

Part ini masih adem ayem dulu yahhh, yang nunggu konflik tunggu aja di part selanjutnya, kalian bakal mewek deh😉

Part ini juga lebih pendek dari biasanya,,,nggak ada adegan romantis juga karena aku sendiri nggak tahu adegan romantis itu gimana,,kan beruang kutub nggak bisa romantis dingin banget kayak es😉😂

Jangan lupa tinggalkan jejak yah!!!

Forced Love (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang