Doaku menyertaimu di setiap jengkal takdirnya.

31 1 0
                                    


Doa?  Aku percaya doa adalah Komunikasi paling canggih di semesta ini.  Ia melesat dengan kecepatan melebih kecepatan cahaya,  menembus dinding yang tidak mungkin ditembus sekalipun, menerjang dan melewati badai yang paling ganas sekalipun. Karena doa adalah komunikasiku kepada Sang pemilik semesta ini.


Apakah doaku di setiap sujudku terbalaskan oleh Sang pemilik semesta?  Selayaknya manusia biasa aku hanya yakin bahwa Sang pemilik semesta adalah Maha penyayang dan penentu terbaik akan takdir setiap hambanya. Cintaku sudah terlabuhkan kepadamu, walau tak sepatah kata tak meluncur dari bait bibirku ini.  Tapi cinta tetaplah cinta,  dikatakan atau tidak, ia tetaplah cinta.


Aku memang berbeda dalam mencintaimu,  jika teramat banyak untaian kata dan bait langsung tersampaikan kepada cinta yang ditujunya. Aku lebih memilih mencintaimu dalam diam, seraya berdoa kepada Sang pemilik hati dan takdir. Kalian mengira cinta tanpa diutarakan itu omong di dalam kosong, terserah apa kata kalian,  karena ini caraku dalam menghargai cinta yang teramat suci untuk ku nodai dengan egoku saja.


“Doaku laksana busur panah yang melesat menembus kecepatan cahaya,  seraya yakin bahwa setiap doaku kepada Sang pemilik semesta sudah ada ketetapannya”

Sebuah Prosa "Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang