Hijrah? Kok pacaran?

124 4 0
                                    

Bagian tersulit dalam hidup ini adalah menjauhi sesuatu yang terasa bahagia tapi terlarang dalam aturan.

Perasaanku campur aduk tak menentu.
Bimbang.
Gelisah.
Sedih.
Sesak.
Ya, semua itu tercampur menjadi satu.
Bagaimana bisa perasaan ku semudah itu untuk melepaskan seseorang?
Bagaimana bisa perasaan ku biasa-biasa saja?
Bagaimana bisa perasaan ku baik-baik saja saat meninggalkan seseorang?
Ia.. Seseorang yang aku sayang dan cinta.
Hm tunggu,
Sayang?
Cinta?
Tidak tidak..
Karena sesungguhnya tidak ada perasaan cinta ataupun sayang sebelum menikah. Yang ada hanya perasaan hawa nafsu.
Aku juga tau bahwa di dalam agama pacaran itu dilarang. Ya, jelas emang dilarang. Karena itu adalah perbuatan zina. Dan Allah berfirman, "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." [Al-Israa': 32]

Malam itu, saatnya aku memberanikan diriku untuk menjelaskan baik-baik kepada nya. Pikiran niat ku untuk melepaskan nya yang aku tahan minggu-minggu terakhir itu akhirnya terlontarkan dan semua apa yang di benak ku, aku keluarkan semua kepadanya. Tapi setelah itu, perasaan ku semakin sesak saat tau bahwa respon nya menolak. Iya, dia tidak mau hubungan ini akhir begitu saja. Sungguh, aku juga tidak sanggup melepaskan nya. Berat sekali rasanya melepaskan seseorang yang kita sayang yang selama ini bersama kita dalam keadaan yang sedang baik-baik saja dan tidak ada masalah apapun. Tapi mau gimana? Allah melarang pacaran.
Aku bingung..
Keputusan ku sudah benar.
Hanya saja aku belum siap sepenuhnya.
Begitupun dengan dia.
Di tambah dengan perasaan ini.
Akhirnya aku kembali menjalankan hubungan dengan nya.
Sungguh, mungkin saat itu setan bersorak ria kerena telah menang dan berhasil menghasut ku.

Saat seperti ini, ada saja orang yang mencibir "katanya hijrah? Kok masih pacaran?" "putusin lah kalo hijrah mah" dsb.

Aku yang mengetahui akan hal itu hanya bisa tersenyum. Orang yang bicara seperti itu tidak tau sebenarnya dan tak tau bagaimana rasanya menjadi aku, yang dia bisa hanya mencibir dan memaki saja.

Beberapa bulan kemudian, seseorang yang saat itu ku sebut pacar dia menanyakan kembali tentang bagaimana dengan hijrah ku. Saat itu dia pasrah dan menyerahkan semua keputusan ada padaku. Aku berfikir, mungkin dia telah menyadari nya apa yang telah di lakukan selama ini itu dosa. Atau.. Entahlah. Yang pasti aku bersyukur saat itu.

Baiklah..
Mungkin ini sudah waktunya.
Waktu ku untuk benar-benar melepaskan mu.
Kau tahu, ini suatu hal yang sangat menyakitkan. Lebih sakit daripada di khianati ataupun di duakan.
Berat rasanya dimana kau harus rela dan ikhlas melepaskan seseorang yang hubungannya baik-baik saja tidak ada masalah apapun, seseorang yang amat menyayangi mu. Kau lepaskan demi mengejar cinta ridhoNya.

Maaf, aku harus pergi.
Ini keputusan ku.
Semoga aku bisa.
Biarkan waktu yang membuat ku berubah.
Tentang semua rasa yang pernah ku jalani saat bersamamu.

Maafkan,
Jika aku harus memilih jalanku ini.
Jalan yang di cintaiNya.
Namun, awalnya.
Sangat sulit untuk memutuskan.
Ini adalah sebuah keraguan yang sangat luar biasa untuk ku.

Bagaimana bisa?
Ya, kita sudah lama bersama.
Suka dan duka sudah kita lalui.
Tapi aku sadar, ternyata semua yang kita lakukan itu salah.

Aku menyayangimu.
Kau pun demikan.
Namun, cinta kita ternyata di tolak dan dianggap dosa di sisiNya.
Akhirnya, aku harus memberanikan tuk membawa lari diri ini.

Bersama rasa yang enggan ku ulang untuk kedua kalinya.
Walau sebelumnya aku tawarkan kau sebuah kebahagiaan.
Kau ragu.
Bahkan menolaknya.
Apakah aku harus bertahan untukmu kembali?

Cinta?
Ketika aku menjalankan dengan cara yang salah.
Aku kira aku akan bahagia.
Ternyata itu menyakitkan.
Bahkan hanya membuat diriku menjalankan kehidupan dengan penuh hal yang sia-sia.

Kini.
Aku tak ingin menjadi kita bersamamu.
Sebelum ada ikatan halal pernikahan.
Pergilah.
Ku harap kau juga perbaiki dirimu.

Aku tidak ingin kita terlalu jauh terjerumus dalam maksiat.
Aku tidak ingin dengan kita berpacaran membuat ayah dan ibu ku ikut menanggung dosa.
Apakah kau tak ingin juga bukan?

Maka, maaf jika aku harus pergi melepaskanmu.
Maaf,
Jika tiada lagi rindu.
Karena rindu ini slalu ku curahkan di sepertiga malamku.
Maaf,
Jika tiada lagi panggilan kata sayang.
Karena nama mu selalu ku sebut mesra di sepertiga malamku.
Maaf,
Aku harus berpaling darimu.
Karena aku ingin mencintai Allah ku.
Agar aku bisa mencintai mu dengan benar.

Aku percaya.
Jika meninggalkan sesuatu karena Allah, pasti akan Allah ganti dengan yang lebih baik.
Atau..
Jika ditakdirkan jodoh.
Pasti Allah akan mempertemukan kita kembali dalam keadaan sama-sama sudah baik dan waktu yang tepat.

Man ahabbaka nashohaka
"Siapa saja yang mencintaimu, niscaya dia akan menasehati mu."
💖
💖
💖
💖
💖

Jangan lupa sholawat ya❤

Road to HijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang