Tak Seperti Dulu

31 3 0
                                    

Seketika teringat masa dimana kita bersama.
Masa dimana menjalin kisah kasih yang menyenangkan.
Iya,
Aku masih saja mengingatnya.
Bukan.
Bukan karena masih cinta.
Bukan karena masih sayang.
Tapi, entah mengapa tentangnya masih saja terlintas di fikiran ku.
Seharusnya ini tidak terjadi.
Seharusnya aku tidak lagi memikirkan bahkan mengingat nya kembali.
Tapi kenapa?
Kenapa aku masih saja mengingatnya meskipun itu terlintas nan sekilas?
Wajar kah?
Salah kah?
Atau kah ini ujian?

Memang, aku hijrah. Aku berusaha untuk merubah dan memperbaiki masa laluku yang buruk menjadi lebih baik dan hingga saat ini aku masih terus belajar dan berusaha untuk memperbaiki nya. Tapi ingatan itu tidak bisa di cegah. Ingatan itu masih saja datang tiba tiba di fikiran ku dalam proses hijrah ku seperti ini. Memang sih, setiap perasaan itu fitrah manusia.

Tetapi, aku tidak ingin terjadi seperti ini.
Aku tidak ingin hijrahku terganggu.
Aku sudah berhasil untuk ikhlas.
Aku sudah berhasil untuk bersikap biasa biasa saja.
Aku tidak mau, hanya karena aku mengingatnya, nanti yang ada aku malah terperangkap ke masa lalu itu kembali.
Jelas, tidak.
Aku tidak mau itu terjadi.
Aku rasa aku pasti bisa untuk mengendalikan perasaan ini.

Lantas kenapa diri ini masih saja terbesit untuk mengingatnya?

Ya, Aku flashback.
Kenapa? Karena apa yang saat itu di bicarakan tak sesuai apa yang terjadi dengan saat ini. Semua berbanding terbalik.
Bukan karena aku masih berharap.
Lalu kenapa?

Ya, ku fikir..
Dia seorang laki laki yang konsisten dengan ucapannya.
Serius dengan niatnya.
Ingin memperbaiki dirinya juga.
Ingin benar benar menjaga dirinya. Menjaga pandangan nya. Menjaga hati nya.
Tapi apa faktanya sekarang?
He he.
Boleh kah aku tertawa?

Sayangnya, aku tidak ingin jahat seperti itu.
Yang aku lakukan adalah..
Mendoakan nya.
Bagaimana pun aku ingin dia berubah. Ya, memperbaiki dirinya.
Berubah jadi lelaki yang sholeh, faham agama, lebih baik dari sebelumnya, tidak kembali dengan perilaku buruk di masa lalu. Menolong kedua orang tua nya agar tidak ikut terseret ke Neraka cuman karena dosa yang dilakukan nya.
Apakah aku salah, mengajak dia berhenti maksiat dan mengajaknya untuk kearah yang lebih baik?

Begitupun diri aku, aku memutuskan hubungan karena pacaran itu dosa dan suatu jalan yang salah yaitu mendekati zina dan aku hijrah untuk memperbaiki diri ku karena Allah lillahi ta'ala. Dan aku mengajak nya untuk sama sama hijrah.
Tapi kenapa faktanya saat ini tak sesuai apa yang dia bilang saat itu?
Ah, namanya juga lelaki suka lucu perkataan dan janjinya hanya di bibir saja.

Tugas ku disini hanya bisa menasehati dan mendoakan agar dia mendapatkan cahaya hidayah. Karena yang memberi hidayah dan bisa merubah dirinya hanya lah Allah Subhannahu Wa Ta'ala.

Sekali lagi, aku tidak mengharap kan dia.
Karena aku tahu, mengharap kepada manusia itu hanya membuat sakit bukan?
Jadi, berharaplah hanya kepada Allah.

Ketahuilah,
Dulu dan sekarang sangatlah berbeda.
Kalau lah dulu aku dan dia, sepasang yang begitu takut kehilangan dan tak mengerti tentang apa arti mengikhlaskan.
Kini..
Aku dan dia hanyalah sebatas dua orang asing yang saling meniadakan dan tak bertegur sapa.

Dan jika ku tahu melepaskan nya akan setenang ini.
Mungkin dari dulu aku tak kan pernah mencoba untuk membuka hati ku dan mencoba untuk memiliki nya.
Nyatanya, bersama nya tak sepenuhnya membuat ku bahagia. Malah itu membuat ku berdosa dan di hantui rasa takut kehilangan yang padahal jelas itu belum tentu menjadi jodoh ku. Lucu memang.

Aku berharap, Semoga Allah senantiasa memaafkan dan menghapuskan segala dosa dosa dan kekhilafan ku yang dulu.
Aku pun sangat bersyukur dan berterimakasih, karena Allah telah memisahkan aku dan dia.
Aku sadar bahwa Allah sangat menyayangi ku. Allah tidak ingin aku bersama dengan orang yang salah.
Allah sangat cemburu ketika hambaNya lebih mencintai ciptaanNya bukan kepada Sang Pencipta.

Astaghfirullah..
Ampuni hamba Mu ini Yaa Rabb:(

Sekali lagi, aku tak mengharap dia kembali.
Biarlah.
Aku percaya, bahwa jodoh adalah cerminan diri kita. Maka dari itu, jika ingin mendapat jodoh yang baik diri ini harus menjadi baik terlebih dahulu.
Dan... aku selalu ingat dan percaya,

"Ketika kita memutuskan untuk meninggalkan sesuatu yang buruk karena Allah. Pasti Allah akan menggantikan nya dengan yang lebih baik."


Afwan, bukan galau kok ini hehe.
Selamat membaca. Semoga yang berhasil memutuskan pacarnya cepat Move On ya! Dan istiqamah untuk memegang prinsip Jofisa😂😂
.
.
.
.
.
Sudahkah kamu bersyukur dan tersenyum hari ini?😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Road to HijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang