Hari ini kelas XI IPA 4 sedang sibuk untuk menyalin tugas matematika yang diberikan gurunya pekan lalu. Bersumber dai satu buku. Mereka semua bekerja sama. Bagaimana caranya satu buku itu bisa dilihat oleh puluhan siswa. Adel memang sudah lebih dulu selesai, namun ia tidak mau membaginya dengan yang lain. alhasil mereka hanya menyontek satu buku. Yaitu milik Celyn.
"Woi monyet! Gue belom selesai. Jangan dibalik dulu."ucap Dito kesal.
"Ah.. lama lo. curut." Sahut Tony.
"Buruan elah. Udah mau masuk nih." Sahut Tiara. Ya. Tiara sedang ikut berjuang untuk mengerjakan tugas matematika bersama yang lainnya. Karena tidak sabar. Tiara mengeluarkan ponselnya untuk menduplikat tulisan Celyn.
"Kenapa gue ga kepikiran dari tadi ya." ucap Tiara sambil tersenyum bangga.
"Iya juga ya." sahut Dimas. Akhirnya semua mengikuti cara Tiara.
Tiara pun kembali ke tempat duduknya di samping Celyn. Didepannya ia melihat Kinar sedang sibuk dengan ponselnya. "Woi bi. Lo ga ngerjain tugas?" tanya Tiara sambil menendang kursi Kinar dari belakang.
"Ngerjain dong." Jawab Kinar santai.
"Udahan?" Tiara kembali bertanya.
"Udah dong." Lagi-lagi Kinar menjawabnya dengan santai. Tanpa menoleh kebelakang sedikit pun. Tiara hanya memutar bola matanya malas dan kembali mengerjakan tugasnya.
«««
Bel pulang pun berbunyi. Celyn, Adel, Kinar dan Tiara berjalan menuju parkiran.
"Sebel deh gue. Udah susah payah ngerjain tugas. Eh gurunya ga masuk." Kesal Tiara.
"Timbang nyontek doang. Susah payah darimana?" sahut Kinar.
"Ya kan nyontek itu juga usaha." Tiara membela diri.
"Hilih. Serah lo." ucap Kinar sambil megibaskan tangannya.
"Kok gue kesel sama lo sih Kin." Tiara mulai kesal dengan tingkah Kinar.
"Ya biasalah lah ya. orang cantik kek gue mah suka banyak yang heters-in. Terutama orang-orang yang sirik." Jawab Kinar sambil mengibaskan rambutnya.
Celyn dan Adel pun hanya terkekeh melihat perilaku kedua sahabatnya itu.
"Udah sih. Kalian nih kek anak kucing sama anjing tau ga." Adel berusaha menengahi.
"Iya. Gue kucingnya. Dia anjingnya." Jawab Kinar.
"Dasar monyet." Sahut Tiara yang tidak terima dengan sebutan Kinar.
"Loh. Bener kan? Gue kan imut-imut gitu. sedangkan lo. tau sendiri lah ya. ga perlu dijelasin." Ucap Kinar berakhir dengan tawa mereka semua kecuali Tiara.
"Bye. Gue duluan." Tiara berketa jutek.
"Hati-hati anak mami." Teriak Kinar disusul dengan gelak tawa. Tiara memang selalu diantar dan dijemput oleh maminya sendiri. Jadi itu adalah hal yang bisa dijadikan bahan ledekan teman-temannya.
"Gue juga duluan ya. ada yang mau bareng?" tawar Kinar.
"Gue udah dijemput sopir." Jawab Adel.
"Aku naik angkot aja." Celyn juga menolak. Kinar hanya manggut-manggut.
"Kalo gitu duluan ya." ucap Kinar lalu berjalan menuju mobilnya.
"Gue juga duluan ya. besok jangan lupa. Ketempat kursus musik jam 10 pagi." Ucap Adel kepada Celyn.
"Oke. hati-hati ya." jawab Celyn.
Kini Celyn sedang duduk menunggu angkot di halte dekat sekolahnya. Sembari menunggu angkot Celyn pun memilih untuk memainkan ponselnya. Saat ia mendongak untuk melihat apakah angkot sudah datang, tak sengaja ia menangkap sosok yang selalu mengganggunya. "Dinda." Gumam Celyn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Astrophilia
Teen Fiction"Mengagumimu seperti malam. Dingin. Namun tenang. Binar-binar bintang seperti matamu. Indah dan menyejukkan." ~Abriana Adeeva Jocelyn~