Celyn keluar dari toko peralatan musik langsung berjalan menuju tempat kursusnya. Dalam perjalanannya, ia masih memikirkan pria yang tadi sempat ditemuinya. "Siapa sih pria tadi? Ko aku ga asing sama mukanya ya?" tanyanya pada diri sendiri. karena pikiran yang entah kemana perginya, ia tak menyadari bahwa di depannya berdiri sebuah pohon. Karena terlalu sibuk dengan pikirannya, Celyn pun menabrak pohon itu. 'Buuuk'. Seperti itulah kira-kira bunyi yang ditimbulkannya.
"Awww." Celyn meringis sambil mengusap jidatnya yang berciuman dengan batang pohon. "Siapa yang nanem pohon disini sih." Gerutunya.
Celyn celingak-celinguk. Dalam hati ia berdoa semoga tidak ada orang yang melihat kejadian memalukan yang baru saja ia alami. Celyn melihat arloji yang melingkar cantik di pergelangan tangannya. Seketika ia melotot kaget.
"Aduh, udah jam 10. Telat dong." Ucapnya dan langsung berlari menuju tempat kursus. Di sebrang sana. Berdiri seseorang yang menyaksikan Celyn dari mulai ia berjalan lalu menabrak pohon hingga berlari mengejar waktu. Orang itu tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya. "Dasar gadis ceroboh." Gumamnya.
Sesampainya Celyn di tempat kursus music. Ia langsung di sambut Adel yang sudah berkacak pinggang. "Astaga Cel. Darimana aja sih lo?" todong Adel langsung. Celyn hanya nyengir sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal.
"Maaf. Tadi ada urusan dulu." jawab Celyn. Adel menghembuskan napasnya. Ingin ia mengomeli Celyn. Namun ia tak sampai hati untuk melakukannya. Mengingat sifat Celyn yang begitu lembut. Jika saja yang sekarang berada di depannya adalah Kinar atau Tiara. Sudah dipastikan ia akan mengomel habis-habisan.
"Yaudah. Ayo masuk." Adel menarik tangan Celyn memasuki gedung tempatnya kursus.
Celyn nampak antusias mengikuti kelas pertamanya. Sampai pukul satu siang. Celyn dan Adel menyelesaikan latihannya.
"Cel. Pulang bareng gue aja yuk." Ajak Adel.
"Aku hari ini ada kursus di tempat lain." jawab Celyn yang secara tidak langsung menolak ajakan Adel.
"Kursus apa?" Adel penasaran.
"Panah." Jawab Celyn singkat. Adel melebarkan matanya. Kaget. Bahkan ia juga menutup mulutnya yang terbuka.
"Seriously?" Adel meyakinkan. Celyn hanya mengangguk sebagai jawaban. "Gilss. Gue kira lo itu kalem, adem, dan ga suka sama hal semacam panahan gitu." cerocos Adel.
"Kamu cuma belum kenal aku aja. Lagian panahan itu seru kok." Ucap Celyn santai. "Yaudah. Kalo gitu aku duluan ya." lanjut Celyn dan berlalu pergi. sedangkan Adel masih berdiri menatap punggung Celyn yang semakin menjauh.
"Iya kali ya. mungkin gue emang belom kenal sama lo." gumam Adel sambil mengangkat bahu. Berjalan menuju mobilnya.
Sesampainya Celyn di tempat kursus panahan, dirinya langsung disambut oleh teman-temannya. "Hai, Celyn." Sapa Amanda.
"Hai, Amanda." Balas Celyn. Mereka pun memulai kegiatan panahan seperti biasa. Di waktu istirahat. Tak sengaja Celyn menangkap objek yang membuat dirinya bertanya. "Manda, aku mau nanya boleh?" izinnya sebelum bertanya.
"Boleh lah. Mau nanya apa?" jawab Manda.
"Itu cowok yang disana. Namanya siapa?" sambil menunjuk objek yang ia maksud. Amanda mengikuti arah yang ditunjuk Celyn sebelum menjawab.
"Oh, dia. Yang pake baju item?" Amanda memastikan dan dijawab anggukan oleh Celyn. "Namanya Eza." Lanjut Amanda. Celyn Nampak ber-oh ria. Terbukti mulutnya membentuk huruf O tanpa suara.
"Kenapa Cel? Lo mulai naksir sama dia ya?" tebak Amanda dengan senyum jail.
"Ga papa. Cuma nanya aja." Jawab Celyn santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Astrophilia
Teen Fiction"Mengagumimu seperti malam. Dingin. Namun tenang. Binar-binar bintang seperti matamu. Indah dan menyejukkan." ~Abriana Adeeva Jocelyn~