2 ; sikat gigi

122 22 41
                                    

"mandaaaaaaaaaaaa!" gue bisa mendengar teriakan seseorang disusul dengan derap langkah kaki yang semakin lama semakin mendekat kearah gue yang sedang berdiri diantara rak-rak makanan ringan. gue kenal sekali suaranya.

sungwoon.

iya, emang kerjaannya tuh kalo ga bikin gue malu ya malu-maluin diri sendiri.

ia berdiri di depan gue dengan dua sikat gigi dengan warna yang berbeda ditangannya, ia menyengir seperti gak punya dosa, "pilihin dong hehe."

"ngapain sih woon beli sikat gigi lagi??? kan kemaren baru beli? gausah buang-buang duit woon, sayang." ceramah gue.

"iya aku juga sayang kamu." ucapnya dengan senyum menyeringai.

sial.

gue ga bermaksud untuk manggil dia dengan sebutan sayang, kenapa dia jadi kepedean gini sih?

"yang kemaren patah sikat giginya.." jelasnya.

yaAllah.... sikat gigi sekeras itu bisa dia patahin? itu tuh dipake buat apa sih sebenernya? nyikat closet wc?!

"aku tuh sebenernya macarin hulk ya?" ucap gue sambil berusaha keras menutupi emosi dalam nada bicara gue.

dia hanya tertawa lalu berkata, "enak aja! aku 99% manusia tau!"

"10% nya apa?"

"malaikat. hehehe, udah ah cepetan pilih ijo apa biru??"

gue menghela napas, tanda menyerah udah adu bacot sama dia. "biru aja deh." gue akhirnya menjawab.

ia langsung menaruh sikat gigi pilihan gue kedalam trolley lalu mendorong trolley menuju kasir menggunakan satu tangannya, yang satunya lagi ia gunakan untuk menggandeng tangan gue.

typical sungwoon.

dia selalu menggandeng tangan gue dan gak pernah mau lepasin tangan gue setiap kita lagi di supermarket gini dengan alasan takut gue ilang. yang ada mah gue yang seharusnya takut dia ilang, secara dia kalo selalu muterin supermarket.

"tangan kamu dingin." ucapnya saat kita sedang antri di kasir.

"engga tuh?" gue menjawab. dia gak menjawab perkataan gue melainkan memasukkan tangan gue kedalam kantong jaketnya.

"jangan protes ya!" ucapnya dengan muka pura-pura marah sebelum gue sempat protes. gue tertawa, lalu mencubit pipinya. dan yang gue liat selanjutnya adalah pipi dia berubah menjadi tomat.

gue tertawa lagi lalu merangkul pinggangnya dan mendaratkan kepala gue di pundaknya dan berkata, "nih kepala aku di pundak kamu, aku gaakan bisa liat muka merahmu."

dia menjitak pelan kepala gue, "enak aja! siapa yang merah mukanya? jangan sotoy ya lo!"

gue hanya tertawa dan menganggukkan kepala tanda menyerah adu bacot sama dia, gaakan selesai kalo gue lanjutin.

us, today. ; ha sungwoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang