3 ; ojek online

121 20 17
                                    

Langit sore hari ini mendung, tapi tidak ada tanda-tanda akan turunnya hujan. Terpaan angin yang sejuk menyapu kulit gue yang sedang duduk di kantin dan sibuk berkutat dengan laptop dan ditemani segelas es teh manis di depan gue.

"YAH KOK MATI???!!?" teriak gue spontan karena laptop yang lagi gue pakai tiba-tiba mati, sepertinya gue yang lupa untuk men-charge karena keasikan mengerjakan tugas. tapi toh untuk apa? sekarang laptopnya mati dan gue harus mengerjakan semuanya dari awal.

Dengan berat hati akhirnya gue pun membereskan barang-barang dan membayar es teh manis yang tadi gue pesan. Dengan langkah gontai gue berjalan meninggalkan area kampus menuju kosan gue, kampus dan kosan gue jaraknya bisa terbilang dekat jadi gue lebih suka jalan kaki daripada menggunakan motor atau ojek online, tapi sesekali dianter Sungwoon sih.

"Permisi, mba Manda?" Ucap seseorang dari arah kanan gue, gue berhenti lalu menoleh dan terkejut mendapatkan sosok Sungwoon yang sedang duduk diatas motornya dengan senyum jahil di wajahnya.

Padahal tadi dia ngabarin gue kalo gabisa anter balik karena mau main futsal sama temen-temennya, tapi kok tiba-tiba udah ada disini?

Gue terkekeh, "Apaan sih, wun." Perkataan gue gak ditanggapi sama dia, "saya dari gojek mba, tujuan mba mau ke jalan merpati, kan? ayo mba cepet dipake helmnya." Ucap Sungwoon sambil menyodorkan helm ke gue. Gue masih belum berkutik karena bingung, dia sebenernya bener main futsal apa main bola bekel sih? kok cepet banget?

Karena gak ada tanggapan dari gue, akhirnya dia memasangkan helm ke kepala gue, "Mbanya kelamaan, saya pakein aja ya." ucapnya dan saat ia ingin memasang pengaitnya gue buru-buru menepis tangannya, "Aku bisa sendiri, hush hush." ujar gue dan langsung memasang pengaitnya cepat-cepat, ia hanya tertawa melihat kelakuaan gue. "Ayo mba cepet naik keburu motor saya naik haji nih." Candanya. Sambil tertawa, gue pun melakukan apa yang ia suruh.

"Pegangan yang kuat ya mba, peluk juga gapapa. heheehe." Ujarnya lagi sebelum menyalakan motor dan melaju. Lagi-lagi, gue hanya tertawa mendengarnya. Entah humor gue yang terlalu rendah atau kenapa, tapi hampir seluruh perkataan yang ia ucapkan selalu berhasil membuat gue tertawa, gue sendiri pun bingung kenapa bisa seperti itu.

Sekarang kami berdua sekarang duduk di dalam warung bakso langganan Sungwoon setelah tadi di perjalanan sungwoon bilang, "Mba, mas gojeknya laper nih. Mampir makan dulu gapapa ya?" dan gue iyakan karena kasian kalo tiba-tiba mati kelaperan nih anak.

Tapi ini sih bukan mampir, soalnya gak searah sama kosan gue.

"Kok tiba-tiba jemput aku sih?" tanya gue sambil menuangkan sesendok sambal ke dalam mangkok yang berisi bakso urat, "Jangan banyak-banyak sambelnya," perintahnya sebelum menjawab pertanyaan gue, "Aku jemput kamu soalnya tadi ada kabar dari burung elang katanya kamu lagi sendirian ngerjain tugas di kampus." gue memandangnya dengan wajah datar, terlalu bosan akan omongan kurang masuk akalnya. "Yaelah iyaaa, tadi gajadi futsal soalnya kakinya si Abil keseleo, makanya bisa jemput kamu deh." Jelasnya sambil melanjutkan kegiatan makan baksonya dengan lahap. Kayaknya emang beneran laper.

Setelah mengeluh kekenyangan dan rasanya perutnya ingin meledak yang hanya gue tanggapi dengan cubitan kecil di lengannya, akhirnya kami pun balik. Selama di perjalanan balik Sungwoon hanya menyenandungkan lagu kesukaannya akhir-akhir ini dan tak jarang pula saat lampu merah ia tanpa malu-malu mengajak ngobrol pengendara motor lainnya seperti, "Mas, pernah ngitung durasi lampu merah gak?"

atau seperti sekarang ia bertanya ke anak perempuan berseragam SMP yang sedang dibonceng oleh ibunya. "Dek, liat deh saya beruntung banget ya dapet penumpang cantik kayak yang di belakang saya gini?" dan betapa terkejutnya kami saat sang adik SMP tersebut berkata, "Kakak ini ojek online ya? mah! mah! aku besok mau naik ojek online aja deh biar bisa dijemput sama kakak ganteng kayak gini!" Ucap anak tersebut kepada ibunya. Untungnya setelah itu lampu hijau menyala, dan kami langsung bergegas melaju setelah Sungwoon mengatakan maaf kepada adik SMP tadi.

Dari lampu merah tadi sampai sekarang gue lagi melepas helm di depan kosan gue, tawa gue gak berhenti-henti mengingat kejadian tadi, wajah Sungwoon sudah bete, "Udahan sih ketawanya." ucapnya, gue berusaha menghentikan tawa, "Lagian kenapa sih iseng banget gangguin anak kecil hahaha, besok kamu gausah masuk kampus, wun, ngajuin CV aja jadi ojek online." Ledek gue dan dihadiahi satu jitakan di kepala gue.

"Sana gih pulang, eh, mau pulang apa mau lanjut cari orderan? ahahahahha." Ledek gue lagi, Sungwoon gak menjawab apa-apa selain menyuruh gue masuk ke dalam kosan.

"Makasih ya mas atas perjalanannya, nanti saya kasih bintang lima deh." Canda gue sebelum masuk ke dalam kosan. Saat ingin membuka pagar kosan, Sungwoon memanggil gue, "Mba, tapi belum bayar nih!" gue bingung, "Loh? emang bayarannya apa?" Sungwoon tidak menjawab pertanyaan gue melainkan merentangkan kedua tangannya dengan senyum jahil di wajahnya, "Ini."

Tanpa ragu gue berjalan mendekatinya dan memberi bayaran atas perjalanannya kali ini; pelukan singkat. Setelah melepas pelukannya, ia mengacak pelan rambut gue, "Hehehe gemes."

Akhirnya motor Sungwoon pun melaju meninggalkan komplek kosan gue dan dengan itu juga menandakan berakhirnya hari ini.

us, today. ; ha sungwoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang