11 ; unplanned trip

40 4 0
                                    

'Siap-siap ya, 25 menit lagi aku nyampe rumah'

Satu pesan dari Sungwoon yang berhasil membuat kamar gue penuh dengan baju dimana-mana dalam sekejap, gue bukan tipe orang yang selalu menyiapkan apa baju yang akan gue pakai dari satu hari sebelumnya, jadi pas ada plan dadakan gini gue bisa pusing memilah-milih pakaian.

"Harus banget dadakan begini apa ya???!!??!" gue menggerutu dengan suara kecil.

Satu pesan datang lagi dari Sungwoon yang berisi, 'jangan pake celana pendek ya, nanti yang ada pas balik langsung sakit'

"Ya siapa juga yang mau make celana pendek??!?" gerutu gue (lagi) setelah membaca pesannya.

Pada akhirnya gue hanya memakai celana kulot hitam dengan kaos putih, dan membawa jaket untuk berjaga-jaga siapa tau gue dibawa ke pinggir laut?

Saat gue keluar kamar terlihat dua manusia duduk di ruang tv dengan pakaian rapih, tumben banget semuanya punya acara masing-masing, batin gue. Tak lama setelahnya ada bang Dika—yang lagi pulang karena kampusnya di luar kota— keluar kamar dengan pakaian rapih juga.

"Dih tumben banget nih semuanya ada acara???" tanya gue penasaran, mereka bertiga menatap gue selama beberapa detik lalu tertawa dalam waktu yang sama. Gue semakin bingung, kok malah pada ketawa?

Gue ingin nanya lagi tapi niat gue terputus karena ada telpon masuk dari Sungwoon, "aku udah di depan" ujarnya singkat padat jelas, "iy-" belum gue selesai dengan ucapan gue, telpon udah ditutup. "Cih, ngaco nih orang" gumam gue.

Tanpa memperdulikan tiga manusia itu, gue langsung keluar rumah setelah memutus sambungan. Bunda dan Ayah lagi gak ada di rumah, tapi tadi gue udah pamit lewat Whatsapp.

"SAMLEKUM" adalah kalimat pertama yang gue dengar setelah gue membuka pintu, gue menatap Sungwoon sinis dan menjawab "waalaikumsalam" setelah menutup pintu, "itu suara apa toa masjid sih? kok gede banget" cibir gue. Sungwoon hanya terkekeh.

Gue menunggu sekitar lima menit tapi Sungwoon gak ada niatan sama sekali buat jalanin mobilnya, dia malah main hp, "Wun, kok gak jalan?" tanya gue, "bentar lagi" jawabnya tapi matanya tetap fokus ke layar hp-nya. Karena bosan gue juga mengeluarkan hp dari tas.

Tak lama kemudian pintu belakang terbuka dan mulai terdengar suara-suara setan yang gak asing di telinga gue alias kok ini tiga manusia setengah setan masuk ke mobil Sungwoon??!

Gue langsung memutar badan menghadap belakang, "LAH NGAPAIN LU PADA MASUK SINI??????? INI BUKAN GRAB WOI LO SALAH MOBIL" teriak gue tapi tak dihiraukan sama mereka, mereka malah sibuk memilih siapa orang yang mau duduk di barisan paling belakang.

"Wun, kok mereka ada disini?? mau nebeng sampe depan komplek?" tanya gue kepada Sungwoon karena percuma nanya ke mereka sama aja kayak nanya ke tembok. Gak bakal ada yang jawab.

"Kalo kita gak ikut lo gaakan dibolehin pergi sama Bunda, Mand" cih, giliran ditanya malah gak jawab giliran nanya orang lain malah dia yang jawab.

Sungwoon hanya terkekeh dan menjawab, "gapapa mand biar rame" "emang mau kemana sih??!!!?? dufan? taman safari? jungleland?" tanya gue penasaran.

"Udah duduk diem aja ya tuan putri nanti juga tau bakal kemana." ujar Sungwoon, gue hanya bisa menghela nafas pasrah.

"Cieilah ul tuan putri katanya" ujar bang Dika dari barisan tengah, "yah lo jarang pulang sih, kalo gak mah tiap minggu lo bakal denger panggilan-panggilan aneh dari mereka, dari monyet sampe pangeran udah pernah mereka coba" jawab bang Maul, gue hanya bergumam 'bacot' dan langsung memasukan earphone ke dalam telinga gue.

Karena keasikan main handphone gue gak sadar ternyata sekarang udah gelap, gue melihat kanan kiri dan seketika sadar kalau sekarang kita udah ada di daerah mana, "Wun??? gak salah?? puncak??" tanya gue gak percaya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

us, today. ; ha sungwoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang