Kencan

5.5K 386 1
                                    

Ayesha pov.
Setelah aku tersadar dari tidur panjangku. Aku dikejutkan oleh perubahan sikap mas Farzan. Ya, suamiku telah mengungkapkan akan belajar mencintaiku. Sungguh, aku terharu mendengar pengakuannya.

Kini ia terlelap di samping brankarku. Aku memandangi wajah lelahnya. Aku harap kamu menjadi imamku untuk selamanya mas*doaku pada sang illahi. Sekarang pukul 3 dini hari sebenarnya aku ingin sholat tahajud. Namun ku urungkan akibat kondisiku yang tak memungkinkan untuk pergi kekamar mandi sendiri.

Tiba-tiba mas Farzan menggeliat, ia pun bangun dan melihatku.

"Kamu ingin sholat Tahajud? "Tanyanya menerka ekspresi wajahku.

"Iya mas. "Kataku sejujurnya.

Ia pun dengan sigap menggendongku ke kamar mandi. Setelah selesai wudhu aku pun dibaringkan oleh mas Farzan di brankar lagi.

Mas Farzan mengalunkan surat Ar rahman dengan nada yang indah. Mengingatkanku akan maharnya dulu. Ya Allah, aku mohon jatuh cintakanlah hamba pada suami hamba karenaMu*Rapalku dalam hati.

Ia pun melantunkan doa dengan suara sedang membuatku mau tidak mau mendengarnya. Namun ada satu kalimat yang membuat hatiku menghangat.

"Ya Allah hamba mohon jatuh cintakanlah hati hamba pada istri hamba karenaMu. Hadirkan cinta di hati hamba untuk istri hamba aamiin. "

Setelah itu mas Farzan pun bangkit dan menuju ke arahku. Memandang lekat diriku,  ia pun mengecup keningku. Air mataku meleleh. Tak dapat dipungkiri, aku bahagia dengan perlakuan kecilnya itu. Dan aku harap ini akan berlangsung lama Ya Allah. Sampai ke Jannah Mu*Aamiin

Setelah 3 hari dirawat dirumah sakit aku pun diperbolehkan untuk pulang kerumah dengan syarat harus banyak istirahat.

Aku pulang diantar oleh mas Farzan,kedua orang tuaku dan kedua mertuaku. Namun tunggu, ini kan bukan jalan ke rumah mertuaku? *tanyaku dalam hati.

Akhirnya aku sampai dirumah sederhana bernuansa putih dengan tanaman bunga di sekitarnya.

"Mas ini rumah siapa? "Tanyaku pada mas Farzan,  sedangkan mas Farzan hanya tersenyum.

"Ini rumah kita. Istana kita. "Katanya membuatku semakin bahagia. Ya Allah terima kasih. Kataku dalam hati.

Mas Farzan pun dengan hati-hati menuntunku ke dalam rumah kami. Mertuaku dan orang tuaku terlihat tersenyum kearahku.

Ini kejutan yang menyenangkan. Dan aku bersyukur Ya Allah. Alkhamdulillah.

Aku melihat dalam rumah kami bernuansa abu-abu. Sungguh sangat sederhana namun membuatku bahagia.

"Terimakasih mas. "Kataku lalu memeluk mas Farzan. Menikmati aroma maskulin yang menenangkan dari suamiku.

"Sama-sama za. "jawab Mas Farzan mencium puncak kepalaku.

Kami terlihat seperti pasangan suami istri yang bahagia bukan? Alkhamdulillah Ya Allah. Aku sangat bersyukur padaMu. Engkau mengabulkan doaku dengan cara yang tidak terduga. Terimakasih Ya Allah.

###

Jam telah menunjukkan pukul 8. Mas Farzan pulang dari masjid dan mengajakku untuk pergi kesuatu tempat yang dirahasiakan. Sebenarnya aku tidak yakin. Aku takut jika kejadian kemarin terulang lagi. Aku tak mau suamiku celaka hanya karena diriku.

Sampailah ditempat yang gelap. Mas Farzan menutup mataku dengan sapu tangan dan menuntunku menuju tempat yang dituju.

Mas Farzan membuka sapu tangan. Dan....

Kejutan.

Aku berada di panggung dikelilingi oleh lampu dan bunga-bunga yang bertebaran. Tiba-tiba mas Farzan datang dengan menyanyikan sebuah lagu dengan judul "seluruh cinta".

Setelah lagu selesai, mas Farzan menggenggam kedua tanganku.

"Aku akan berusaha mencintaimu za, maafkan aku yang selama ini belum menjadi suami yang baik untukmu."Katanya menatap lekat diriku.

Air mataku mengalir.

"Kamu sudah menjadi suami yang baik mas. Terimakasih. "Jawabku.

Mas Farzan pun membuka cadarku. Ya,  karena ditempat ini hanya ada kami berdua. Dia meletakkan tangan kananku diatas bibirku dan mas Farzan menempelkan keningnya di keningku. Hingga hidung kami pun hampir bersentuhan.

Jantungku bekerja abnormal. Dan berdetak tak karuan. Aku tak bisa lagi mengalihkan mataku untuk melihat lainnya. Mataku terfokus menatap mata mas Farzan. Mata yang membuatku terasa terlindungi. Dan mata yang begitu aku rindukan.

"Aku yang harusnya berterimakasih za."Kata Mas Farzan lalu mencium tanganku. Mungkin bisa dikatakan mencium bibirku namun terlapisi oleh tanganku.

Wajahku memanas, aku sudah terlampau malu. Hingga menutup wajahku dengan kedua tanganku. Sedangkan mas Farzan hanya terkekeh.

"Za, kamu kenapa kok muka kamu merah?"tanya mas Farzan dengan nada menggoda. Padahal dia tahu aku sedang malu sekali.

"Faza malu mas. "Kataku membuatnya tertawa.

Mas Farzan pun menarikku dalam dekapannya. Aku menenggelamkan wajahku pada dada bidangnya. Untuk pertama kalinya aku merasakan aku memiliki suami seutuhnya.

"Jangan malu za. Kita sudah halal.  Anggap saja kali ini menjadi kencan pertama untuk kita. "Katanya membuatku bahagia.

"Terimakasih mas. "Kataku menatapnya.

"Sama-sama. Maafkan mas, yang belum bisa mencintai kamu, yang belum bisa memperlakukan kamu dengan baik. Mas minta maaf atas kesalahan mas. "Katanya membuat mataku berkaca-kaca

Aku pun memandang wajahnya. Tanganku terulur untuk membingkai wajah suamiku dengan sayang.

"Mas,  mas sudah menjadi suami yang baik untuk Ayesha. Ayesha merasa bahagia karena Allah memperkenankan mas Farzan untuk menjadi seorang suami bagi Ayesha. "Kataku jujur. Aku tahu mas Farzan adalah lelaki yang memuliakan wanitanya.

"Terimakasih za. "Katanya membawa tubuhku ke dalam pelukannya lagi.

Allah, aku benar-benar jatuh cinta dengan suamiku. Semoga cintaku ini engkau ridhoi.*rapalku dalam hati.

"Anggap saja ini kencan pertama kita za."Kata mas Farzan membuatku bahagia.

"Mas minta maaf, anggap saja tadi tidak langsung dan yang langsung akan mas lakukan saat hati mas sudah mencintaimu dengan sepenuhnya."Kata mas Farzan lalu memakaikan cadarku dan membimbingku ke mobilnya.

Pikiranku masih terpaku pada perkataan mas Farzan. Apa yang tidak langsung dan apa yang langsung?  Tanyaku dalam hati.

Setelah tiba dirumah dan memasuki kamar aku pun bertanya pada mas Farzan.

"Mas,  apa maksudnya yang tidak langsung dan langsung? "Tanyaku membuatnya tertawa.

"Kamu polos sekali za. "Katanya lalu menarikku sampai aku terbaring disampingnya.

"Maksudku ini."Katanya sambil menunjuk bibirnya. Mukaku pun memerah karena malu. Aku pun memukul dada mas Farzan dengan pelan.

Sedangkan mas Farzan hanya terkekeh. Aku membaringkan tubuhku disamping mas Farzan.

"Za, mas boleh peluk kamu? "Tanyanya membuatku tersenyum malu. Dengan malu-malu aku pun menajawab pertanyaanua dengan anggukan.

Mas Farzan pun mengulurkan tangannya untuk memeluk pinggangku dari belakang. Untuk pertama kalinya kami tidur dengan berpelukan dan itu membuatku terharu.

Allah,  aku harap jika memang mas Farzan takdirku aku mohon hadirkan cinta diantara kami dan cinta itu hanya berlabdaskan karenaMu.

Allah,  aku harap aku bisa bersama suamiku sampai kejannahmu aamiin.

Aku mulai memejamkan mataku berdoa agar suamiku bisa mencintaiku karena Allah. Aku akan menunggumu mas. Entah besok, minggu depan, bulan depan, atau tahun depan aku tetap menunggumu, InsyaaAllah. dan berdoa agar Allah menghadirkan cinta dihatimu.
###
Assalamualaikum  update lagi. Semoga suka. Jangan lupa vote dan komennya. Wassalamualaikum

Tangisan Hati (Completed, Cacat Logika) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang