Dengan hawatirnya Rani setengah berlarian menuju kamar papanya sakit mama nya yang sedang menangis di kursi di depan kamar tersebut tidak boleh masuk karena papa Rani sedang dalam keadaan kritis ditubuh papanya penuh dengan kabel kabel penghubung.
"Mama gimana keadaan papa"sambil memeluk mamanya.
"Iya,nak masih koma ini udah 3 jam berlalu"Membalas pelukan dari anaknya tersebut.
Dokter keluar menemui mama dan Rani dokter itu mengatakan kalau umurnya gak lama lagi mereka berdua syok berat kenapa ini terjadi kepada keluarga mereka,mereka berdo'a sampai nangis sesenggukan."Dokter masak jatuh dari tangga rumah bisa koma sih dok,dokter nya kali gak profesional,gak ngerti cara ngatasi koma yang sebenarnya"mengernyit tanda gak suka sama dokter yang gak profesional sama sekali.
"Mbak maaf kita udah berusaha tapi Allah berkehendak lain mbak,jangan salahkan kami,kami juga manusia seperti mbak lebih baik mbak berdo'a biar cepat sembuh dan bangkit dari koma nya dan terhindar dari kematian"membalas dengan sabar mengerti perasaan mereka berdua.***
Hari berlalu secara mamanya dan Rani bergantian untuk menjaga papanya tersebut, berdo'a setiap hari dipanjatkan dalam sholatnya ingat akan kesadaran kurangnya dalam beribadah,Rani memikirkan untuk lebih dekat sang kuasa dengan kebesarannya semua akan baik-baik saja dan terbaik untuk mereka berdua."Nak udah sholatnya" mengintip dari balik pintu yang sedikit terbuka.
" Iya ma,aku berpikir untuk lebih dekat lagi sama Allah SWT" sesenyuman lebar menghiasi mukanya"Ma ayok kita lebih dekat lagi sama Allah kita berjuang demi papa ma ayo kita berdo'a aku ingin papa sembuh dari komanya"menangis menutupi kesedihannya dengan mukena.
"Iya nak,mama rasa kita harus lebih dekat sedekat dekatnya nak,hingga melupakan dunia"
"Nak ayo kita ke kamar papa,tadi suster bilang ada pergerakan kalau papa sudah sadar"senyuman yang terpancar dari mamanya membuat Rani senang.
"Iya ma kita segera kesana menemui papa" memegangi tangan mamanya agar segera menemui papanya.
"Papa....papa sudah sadar dari koma pa"
"Mama juga seneng kalau papa sudah sadar"mereka berdua memeluk papanya"Ma..ran...maafin papa ya papa udah ngerepotin kalian berdua"sedih sekaligus senang.
"Nggak kok pa kita berdua seneng kalau ngerawat papa,papa sehat terus,jangan sakit lagi,kalau ada apa-apa bilang aku aja,atau panggil tukang atau apa supaya papa gak jatuh lagi"khawatir papanya akan terjadi lagi
"Iya nak khawatir banget sama papa"meledek
"Iya pa,aku kangen papa yang sekarang bisa sembuh"senyum tanda bahagia.Kawan kawan cerita ini belum berakhir ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah PMI
FanfictionTanpa ada orang lain kita gak pernah kan kayak gini.kita harus mampu jadi yang terbaik sebagai penolong gak harus menjadi yang terkenal di sukai orang jadilah diri sendiri yang bisa dimanfaatkan untuk banyak orang dan negara. Mungkin kali...