"Jadii... mau gak sahabatan aja?"
Aku syok saat membaca pesannya itu. Aku pun langsung berusaha untuk mempertahankan hubungan kita, setiap alasan yang dia lontarkan aku jawab dengan solusi tapi dia tetap ingin kita menjadi sahabat, karena kata dia ada alasan pribadi yang dia tidak mau jabarkan, dan akhirnya aku tidak bisa meneruskan perdebatan itu karena "alasan pribadi" nya itu.
Seesoknya aku tetap mencari solusi terbaik agar aku dan dia tetap menjadi TTM, aku sungguh tak mau kehilangan dia, "I think that she's the Perfect girl for me." Namun usahaku itu terbantah lagi karena masalah pribadinya, dan aku mulai putus asa dengan hal ini, aku pun akhirnya berkata
"Yaudah, kita sahabatan aja" kata ku.
Namun hal itu tidak bertahan lama karena aku pun tetap tak bisa "move on" darinya.
Hari mulai terlewati, dan setiap harinya sepertinya dia mulai bertambah sibuk dengan acara sekolah. Aku pun dengan rasa masih suka padanya mencoba menghiburnya, namun balasannya selalu tidak memuaskanku.
Keesokan hari nya, terjadi pergantian tempat duduk di kelasku, dan kebetulan Akira duduk di depan Azka, hari demi hari aku menyadari mereka semakin dekat, bahkan aku dahulu dengan Akira tak pernah se dekat itu, firasat ku pun mulai tak enak. "Apakah dia meminta untuk menjadi sahabat karena dia menyukai Azka, mengapa saat aku menghiburnya dia tidak menghiraukan, namun saat Azka menghiburnya dia tertawa terbahak-bahak?" Ku selalu menanyakan hal itu kepadaku sendiri. Setiap hari ku menangis melihat mereka berdua sangat dekat, aku tak mau hubungan ku dengannya berakhir begitu saja.
Kebetulan waktu itu aku duduk dengan temanku yang aku belum terlalu akrab, jadi dia sering berpindah-pindah tempat duduk, akhirnya aku pun sering sendirian. Setiap kali aku mendengar Azka dan Akira bercanda ku selalu sakit hati, sampai-sampai aku pernah menoleh ke belakang dan melihat mereka saling berhadapan dan juga bercanda. aku pun sering pindah ke tempat duduk temanku di pojokan dan menangis. Aku sangat sayang kepada Akira waktu itu, aku selalu menahan rasa marahku saat melihat mereka berdua terlihat sangat mesra. Aku pun mulai sering mengode, menyinggung, dan bahkan bilang kepadanya bahwa aku cemburu melihat mereka berdua, tapi tetap saja dia tidak merubah sikapnya.
Sampailah pada suatu hari dimana seluruh emosi ku tertumpuk. Seperti hari-hari sebelumnya dia terlihat sangat mesra dengan Azka, dan aku sudah tidak berani melihat belakang karena pasti aku akan menangis melihat mereka. Waktu pulang sekolah pun datang, dan salah satu temanku bertanya pada Akira,
"Akira, kamu mau gak sama Azka?" Tanyanya.
Sungguh hatiku sangat terpukul waktu itu. Aku tak sempat melihat ke belakang untuk melihat reaksinya karena aku sudah tak tahan menahan air mata. Aku pun langsung mengambil tasku dan bergegas pulang dengan menahan air mataku.
Sesampainya aku di rumah, aku pun curhat ke salah satu temanku dan dia menceritakan hal yang membuat aku sangat terpukul,
"Kamu tadi liat aku langsung lari keluar gak?" Tanyaku.
"Liat, terus tadi aku tanya Akira," Jelasnya.
Beginilah dialog Akira dengan teman curhatku ini
"Anak itu kenapa e?"
"Halah... paling ya cemburu lagi, EMG aku gak boleh a Deket atau ngomong sama cowok lain?" Kata Akira.
(A Side Note To Akira, Ya GPP kamu ngomong sama cowok lain, tapi ya gak gitu juga, sampek² org yang masih kamu sukai waktu itu nangis, tapi kamu abaikan)
Saat mendengar cerita dari temanku itu, aku pun langsung sangat terpukul. Aku pun langsung lari ke kamar mandi, karena aku sudah tidak tahan menahan air mataku. Setelah ku selesai menangis 2 jam berturut-turut, aku pun sudah tak tahan dengan hubungan yang tidak sehat ini, aku pun marah besar dan langsung membuat status WA,
"Ambil aja tuh Akira, aku sudah muak dengannya, ambil aja tuh, anak caper, aku ingin satu sekolah tau sifat aslinya yang sangat caper itu," Tulisku di status WA ku.
Aku mendapat banyak sekali respon tentang status WA ku itu, dan kebanyakan dari respond itu berupa dukungan dari teman-temanku untuk selalu sabar (Thx Guys You're The Best). Namun dari semua respon itu yang aku tunggu adalah dari Akira sendiri, dan ternyata aku di blok waktu itu, karena ku sudah marah aku sudah tak peduli, dan aku pun memblok dia juga. Aku juga mendapat balasan dari Azka,
"Yang sabar Zan" Katanya.
"Ambil-ambil aja tuh Akira, Azka," Jawabku dengan emosi.
"Ohhh endak kok Zan, jijik, dia bukan tipeku,"
(Tuh liat Akira! Org yang kamu selama ini Deket bilang dia jijik ke kamu loh, ku pingin tau reaksinya pas baca ini 😂)
Keesokan harinya saat masuk sekolah, aku melihat dia menyendiri dan menangis aku pun bingung dan berpikir ke diriku sendiri,
"Ohhh cewek gak jelas, udah dia yang nyakitin hatiku, tapi dia yang nangis, gajelas amet," Pikir ku.
"Next Part 8"

KAMU SEDANG MEMBACA
"Spesial"
RomanceKisah Cinta Nyata Yang Ku Alami Di Bangku SMP. Terkadang Di Hubungan Ada Momen Bahagia Dan Juga Momen Sedih... Bad Ending? Maafkan jika ada kecacatan pada cerita ini, karena ini adalah kali pertama aku membuat Wattpad. Jangan Lupa Beri Dukungan Dan...