5: Bilang Maaf

3K 621 91
                                    

Rajin ya anjenk update mulu kerjaanya saking kuker libur. Btw tanggal dua gua masuk masa sedih:")

Sider? Bisul:)

"Lo gak akan pernah tau perihal isi hati seseorang, Won." —Choi Seungcheol.

Mingyu mengacak rambutnya frustasi setelah kepergian Wonwoo dari rumahnya beberapa menit yang lalu. Cowok itu kini mendudukkan dirinya pada anak tangga depan pintu rumahnya.

Dia bingung harus bagaimana.

Mingyu juga tau, pasti Wonwoo begitu terluka karena kata-kata tajamnya.

Tapi sungguh—Mingyu begitu emosi tadi.

"Mas?"

Dia mendongak dan menemukan Bunda yang sedang menguap kini ikut duduk disampingnya. "Kenapa, Mas?"

Anak pertamanya itu menunduk dalam diam, "Wonwoo minta putus, Bun."

"Hah?! Kok bisa?! Barusan ketawa-tawa loh, Mas. Kamu apain?" Bunda tentu saja terkejut bukan main, pasalnya belum ada satu jam yang lalu Wonwoo meninggalkan rumah ini.

Mingyu menghembuskan napasnya kasar, kemudian menatap langit gelap diatasnya, "Mas melukai perasaannya."

Bunda menggelengkan kepala pelan, terkadang nggak bisa dipungkiri bahwa wanita itu suka sebal sendiri dengan sifat anaknya yang suka kelewat dingin dan tajam ketika berkata-kata, tak mau mengerti perasaan orang lain.

Entah sifat siapa yang menurun pada bocah bermarga Kim itu. "Kamu minta maaf lah sama dia Mas."

"Nggak bisa, Bun." Mingyu menggigit bibir bawahnya dengan kalut.

Bunda memukul pelan bahu tegap Mingyu, "Kenapa, sih? Susah banget minta maaf doang!"

"Tapi Mas gak sepenuhnya salah, Bun! Dia juga bohongin Mas!" Oceh Mingyu tak terima karena Bundanya terus menerus membela Wonwoo.

Bunda menepuk dahinya, tak habis pikir dengan Mingyu. "Mas, dengerin, ya ..."

Mingyu terdiam dan memutuskan untuk mendengarkan Bundanya. "Minta maaf itu bukan perihal siapa yang salah, Mas. Minta maaf itu artinya Mas punya rasa kesabaran dan keberanian yang baik, Mas minta maaf ke Nak Wonwoo, bukan berarti Mas yang paling salah disini."

"Nah, sekarang Bunda mau, Mas minta maaf sama Wonwoo, ya?" Bunda mengusap pelan surai kecokelatan milik Mingyu yang cukup berantakan akibat si empunya mengacak-acak rambutnya tadi.

Mingyu menatap Bunda seolah bertanya, apa itu yang harus dilakukannya? Bunda memberikan senyuman terbaik dan mengangguk.

Wonwoo menangis sesenggukkan di dalam mobil milik Seungcheol, sementara Seungcheol di sebelahnya yang tengah mengemudi itu melirik temannya. "Udah, Won, kan gue bilang ... Mingyu tuh harusnya lo putusin dari jauh-jauh hari."

"Lo sih, luluh terus sama dia." Kali ini Soonyoung membuka mulutnya, dia bisa melihat dari belakang, bahu Wonwoo yang naik turun akibat isak tangisnya yang tak mau mereda.

heart fluttering | meanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang