12.The explanation of my feeling

377 42 1
                                    

Hari ini kebetulan Suho dan Chen sedang tidak ada jadwal perkuliahan dan mereka memutuskan untuk menghabiskan hari ini dengan membereskan rumah bersama dan mungkin akan bersantai sejenak untuk melepaskan penat pikiran dari segala macam tugas yang kemarin sempat melanda otak mereka berdua.

Dan kini terlihatlah sepasang suami-istri yang sedang berada di ruangan tengah rumah mereka sambil menonton televisi yang menampilkan sebuah film bertemakan romance.

Terlihat disana pria bertubuh mungil dengan pipi tinggi sedang menyenderkan kepalanya di bahu milik seorang pemuda berwajah malaikat disamping nya. Dan nampaknya pemuda itu tidak keberatan sama sekali dengan yang dilakukan oleh sang pria pemilik senyum kucing itu dan malahan tangan nya yang merangkul pundak sang istri semakin dieratkan agar tubuh milik istrinya tidak terpisah dari sandaran nya.

Film yang mereka berdua tonton sudah mencapai batas akhir dari penayangan nya dan scene terakhir dari film itu menampilkan seorang wanita yang mengungkapkan perasaan nya kepada seorang pria yang tengah sekarat di atas ranjang rumah sakit. Dan belum sempat wanita itu mendapatkan jawaban dari perasaan nya, sang pria telah menghembuskan nafas terakhirnya. Dan membuat sang pemeran wanita menangis dengan airmata deras mengalir di pipi nya. Dan setelah itu tulisan 'the end' tampak menghiasi layar yang di dominasi warna hitam tersebut.

"Kisah film itu sungguh tragis ya, hyung? Aku jadi kasihan sama wanita yang ada di film itu. Pasti perasaan nya hancur karena ditinggal sang terkasih menemui kehadapan Tuhan dan menyesal karena baru mengatakan perasaan nya kepada pria itu di akhir hayat nya." ujar Chen sambil menatap ke arah sang suami yang kini tengah menatapnya juga.

"Yah begitulah kehidupan, chagiya... Terkadang kita tidak tahu kapan ajal akan menjemput kita. Ajal bisa datang kapan saja dan dimana saja tanpa tahu kita telah siap ataukah belum. Maka dari itu, kita sebagai manusia harus siap untuk menghadapi ajal jika kita nanti dipanggil menghadap sang ilahi." ujar Suho bijak kepada sang istri yang menatap nya kagum.

"Kau benar, hyung. Oh ya, apa kau lapar, hyung? Kau ingin makan siang dengan apa hari ini? Biar aku masakkan untuk mu, hyung." ujar Chen yang baru menyadari jika hari sudah mendekati waktu makan siang.

"Aku ingin kita makan siang diluar saja ya, Chen-ah. Sekalian kita berbelanja kebutuhan sebulan kedepan di mall. Bukankah bahan-bahan makanan di kulkas kita telah kosong, Chen-ah?" tanya Suho sambil mematikan televisi yang sejak tadi masih menyala.

"Ahhh kau benar, Suho-hyung. Aku benar-benar lupa soal itu. Baiklah, aku siap-siap dulu, hyung. Kau tunggu aku di mobil saja ya, hyung. Aku tidak akan lama kok." ujar Chen sambil berdiri dan mulai beranjak menuju kamar nya dan sang suami di lantai dua rumah nya untuk mengganti pakaian nya.

"Arraseo, Chen-ah. Baiklah, aku akan menunggu mu di mobil, Chen." ujar Suho sambil tersenyum melihat sang istri sudah menghilang dari pandangan nya.

Tak butuh waktu lama bagi Chen untuk mengganti pakaian nya. Dan sekarang ia telah siap untuk pergi berbelanja sekalian makan siang dengan kemeja kotak-kotak berwarna hitam-putih dan juga ripped jeans yang membungkus kaki mungil nya juga topi snapback di kepala nya, menambah kesan sempurna semakin terlihat dalam dirinya.

Lalu kemudian ia pun turun ke bawah dan berjalan menuju pintu utama untuk menyusul sang suami yang telah berada di depan rumah dengan mobil mercedes benz x-class berwarna silver.

Setelah Chen dipastikan telah menaiki mobil, Suho pun akhirnya menginjak pedal gas menuju sebuah mall terkenal di kota Seoul.

Sesampainya disana dan tentunya mobil telah diparkir dengan aman, barulah sepasang suami-istri itu turun dengan bergandengan tangan dan berjalan memasuki bagian dalam mall dan mulai berkeliling mencari kebutuhan mereka untuk sebulan kedepan.

Mulai dari buah-buahan, sayuran, daging, bumbu dapur, peralatan mandi, dan juga kebutuhan lainnya telah berada di dalam troli belanja milik mereka berdua, terlihat troli itu sudah hampir penuh terisi oleh barang-barang mereka. Dan setelah dirasa semua nya sudah selesai, Suho dan Chen pun akhirnya menuju kasir dan membayar semua belanjaan mereka tadi.

Setelah membayar, belanjaan mereka pun dibawa ke mobil oleh salah satu pegawai di mall tersebut. Sedangkan mereka berdua kini tengah mencari restoran yang enak untuk menjadi tempat mereka makan siang.

Dan akhirnya mereka memutuskan untuk makan di sebuah restoran khas Jepang dan memesan sushi beserta ramen Jepang dan juga green tea khas negara matahari terbit itu.

Sambil menunggu pesanan mereka datang, Suho dan Chen pun berbincang sejenak untuk menghilangkan kebosanan yang mungkin akan melanda mereka berdua nantinya.

"Suho-hyung... Boleh aku mengatakan sesuatu kepada mu, hyung?" tanya Chen tiba-tiba kepada Suho yang duduk lesehan di depan nya.

"Ada apa, Chen-ah? Ada sesuatu yang mengganggu pikiran mu?" tanya Suho yang mulai khawatir dengan pertanyaan tiba-tiba sang istri.

"Memang ada yang menganggu pikiran ku akhir-akhir ini, hyung. Makanya aku ingin berbagi dengan mu, hyung. Siapa tahu beban ku bisa terangkat jika aku bercerita kepada mu, hyung." balas Chen menjawab ke khawatiran suami nya itu.

"Baiklah, apakah gerangan sesuatu itu, Chen-ah?" tanya Suho penasaran dengan hal apakah yang mengganggu pikiran sang pujaan hatinya itu.

"Ehmm, begini hyung... Sebenarnya ini menyangkut masalah perasaan ku pada mu, hyung. Jujur, selama kita menjadi pasangan suami-istri, aku mulai merasakan perasaan yang sama dengan mu, Suho-hyung. Dan setelah sekian lama aku berpikir tentang perasaan ku kepadamu itu, hyung. Aku akhirnya bisa memastikan perasaan ku yang sebenarnya terhadap dirimu, hyung. Maaf jika aku terlambat untuk menyadari perasaan ku sendiri kepadamu, hyung. Dan aku mau mengucapkan terimakasih banyak kepada mu, Suho-hyung. Gumawo telah bersedia menunggu ku untuk membalas perasaan mu. Gumawo telah menjadi suami yang baik untuk ku, dan gumawo telah mau bersabar menghadapi segala tingkah laku ku yang mungkin kurang berkenan untukmu, hyung. Suho-hyung.... Saranghae... Jeongmal saranghae..." ucap Chen dengan tulus dan tanpa ada keraguan di dalamnya.

Sedangkan Suho yang mendengar pengakuan sang istri pun tidak bisa membendung rasa bahagia yang kini datang menghampiri hatinya. Dan dengan secepat kilat, ia pun berpindah posisi menjadi di sebelah Chen dan tanpa aba-aba menarik tengkuk Chen dan menyambar bibir yang sudah menjadi candu nya itu dengan cepat.

Tidak perduli mereka menjadi pusat perhatian dari semua pengujung restoran yang kini tengah memandang mereka dengan penuh keharuan dan ada juga yang menatap mereka bahagia.

Dan setelah merasakan pukulan di dadanya, Suho pun melepaskan tautan bibir mereka dan melihat Chen yang tengah meraup udara dengan rakus nya. Setelah paru-paru nya telah terisi oleh udara kembali, Chen pun melihat ke arah pria berstatus suaminya itu dengan rona kemerahan menjalari seluruh wajahnya itu.

Suho yang melihat itu pun tersenyum gemas dan berusaha untuk menahan diri agar tidak menerkam kucing manis dihadapan nya saat ini juga. Ia masih sadar diri berada restoran tempat makan siang mereka berdua, ingat?

Dan akhirnya makanan pesanan mereka pun datang. Lalu mereka pun makan dengan tenang dan sesekali terjadi aksi saling suap-menyuapi satu sama lain, yang membuat para pengunjung restoran itu merasa iri akan keromantisan kedua insan yang tengah berbahagia itu.

Oke,mari kita tinggalkan mereka berdua yang tengah mabuk cinta...

.
.
.
.

TBC...

.
.
.
.

Annyeong yeorobun...
Gue update pas tahun baru nih...
Semoga di tahun baru ini, kita semua semakin menjadi pribadi yang baik dan mari kita memulai lembaran baru dalam hidup kita dengan sebuah kebaikan...
Gue mengucapkan Selamat Tahun Baru 2019!!!!!!
Happy New Year Guysssss!!!!!
Uwuuuuuuu.... Yuhuuuuu...!!!!!

Married With Serendipity (Suchen Fanfiction) [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang