2- Tour di sekolah

102 3 0
                                    

Pagi yang cerah untuk mengawali aktivitas di hari senin sebagai awal hari. Deru mesin-mesin mulai terdengar, hanya sedikit burung yang berkicau bahkan hampir tidak ada. Meskipun ada itu pun burung dari kandang tetangga. Hari ini adalah hari pertama sekolah untuk seluruh siswa/siswi setelah libur kenaikan kelas. Satura sibuk mepersiapkan buku-buku sekolah. Dihari pertama dia bangun sedikit terlambat karen kelelahan, namun dia tidak terlalu panik karena Sastra akan menjemputnya.

"Satura... cepat sarapan, nanti kamu terlambat!!". Terdengar teriakan sang mamah memanggilnya.

"Iya mah...."

Trrrrt.... trrrtrtr...

Smartphone Satura bergetar, dengan segera dia meraih smartphone yang berada diatas tempat tidurnya. Terlihat sebuah nama di layar smartphone dengan nama Sastra.

"Sorry gw gk jemput. Gue kesiangan".

Diseberang sana Sastra berbicara sangat singkat dan langsung mematikan sambungan telephone. Membuat Satura yang awalnya santai saja menjadi panik.

"Arghhh... sial ni bocah". Satura mengguman kesal.

"Mah... Satura berangkat...!!! sarapannya disekolah aja". Sambil lari terbirit-birit Satura langsung keluar rumahnya. Ia tidak mau ada image jika dia anak pemalas dan di cap suka telat.

"Satura... sarapan dulu...., Satura....!!". Mamah Satura berteriak memanggil namun Satura tidak menghiraukannya karena dia takut ketinggalan.

******

Pintu taxi terbuka, Satura keluar dari taxi dan berdiri menghadap gerbang sekolah. Matanya mulai berkeliling memandangi sekolah barunya.

Trrt... trrtt...

Dia merasakan smartphone nya bergetar di dalam saku depan celananya. Lalu dia memasukan tangan kanan dan merogoh kantong bagian depan. Sebuah pesan masuk dari Sastra.

Sastra : Hari ini aman, sekolah masih bebas, masuk aja

Satura tidak membalas pesan dari Sastra dia hanya tersenyum dan mengunci layar smartphone nya lalu kembali menatap gedung sekolah yang ada di depan matanya. Seraya melangkah menuju gerbang sekolah dia memasukan smartphone nya.

"Pagi pak..". Dengan ramah dan penuh hormat Satura menyapa penjaga sekolah yang berdiri di depan gerbang. Yah...itulah Satura pria tampan yang mukanya Indonesia banget, selalu humble dan tidak pernah melakukan hal-hal yang aneh satu lagi dia juga rajin menabung.

Satura menyusuri satu persatu kelas yang ada disekolah itu untuk mencari kelas barunya. Matanya tak henti-henti berkeliaran memandangi sekolahnya yang megah, bersih dan rapi.

Cring..

Kaki Satura menendang benda yang terbuat dari logam berwarna silver. Satura mendekati benda itu dan mengamatinya dengan seksama. Benda logam itu berbentuk angka tiga, dibagian atas angka tiga bertuliskan 'Tigania" dan bagian bawah angka tiga bertuliskan 'Larasati'.

"Mmm.... lumayan". Satura berguman dalam hatinya sambil menyangkutkan benda tersebut ke ritsleting tasnya dan kembali melangkahkan kaki nya.

"Woy....Satura!!".

Tak jauh dari tempat ia menemukan benda itu, Satura menghentikan langkah kakinya karena dia mendengar teriakan dari dalam sebuah kelas yang ia lewati. Perlahan namun pasti ia membalikan badannya dan mengerutkan dahi untuk memastikn siapa yang memanggil. Dari luar pintu kelas dia melihat nampak seorang siswa yang terhalang dua orang siswi.

"Woy... masuk sini".Lagi, orang di dalam kelas itu memanggil Satura. Satura melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas, di pintu kelas dia sudah melihat ada Sastra dengan dua orang siswi yang sedang duduk menghadapnya.

Tiga SatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang