Setelah kemarin jalan dengan Satura, Tiga tidak keluar kelas saat jam istirahat karena ia malu bertemu Satura. Ia malu karena Satura tau jika ia berbohong berpura-pura sakit.
Tiga hanya duduk di kelas menyandarkan tubuhnya di kursi dengan kedua tangannya menyangga kepalanya. Di telinganya sudah menempel earphone berwarna putih dengan kabel yang menjalar di antara lehernya. Matanya terpejam menikmati alunan musik yang ia dengarkan. Kelasnya sangat sepi, tak ada seorang pun yang menemaninya.
Pagi tadi Tiga sudah berpesan bahwa ia tidak akan keluar kelas pada Zumi dan Mutia.
Sudah dua puluh menit Tiga sendiri dikelas, namun posisinya masih sama ia tidak bergeming sama sekali layaknya patung maneken yang di pajang di pertokoan. Ia tetap fokus mendengarkan alunan musik yang mengalun melalui earphone-nya.
Tanpa ia sadari ada seorang pria yang menghampirinya. Pria tersebut terlihat memegang sebotol air mineral yang dingin. Dengan cara mengendap-endap pria tersebut berhasil mendekati Tiga. Ia kini berada tepat didepan Tiga yang masih asik mendengarkan musik. Tanpa sungkan pria tersebut menempelkan botol air mineral yang dingin ke wajah Tiga, membuat Tiga yang sedang menikmati musik kaget bukan kepalang.
"Aw....".
Teriak Tiga, ia terperanjak dari kursinya saat botol air mineral menyentuh wajahnya. Matanya memicing sadis kearah pria yang ada di hadapannya.
"HAHAHAHAHH....!!!".
Pria tersebut tertawa dengan puas saat melihat Tiga kaget.
"Satu..! Ih....". Tiga mendesis kesal. "Iseng banget sih kamu!!".
Satura tidak memperdulikan Tiga yang kesal, tanpa basa basi ia menarik earphone yang menempel di telinga kanan Tiga lalu menempelkan pada telinganya. Terdengar sebuah lirik lagu dari group band Indonesia yang lumayan terkenal.
♫ Haruskah ku mati karenamu...
Terkubur dalam kesedihan sepanjang waktu...♫"Kamu mau mati karena siapa?". Tanya Satura kepada Tiga saat mendengar lirik dari lagu tersebut.
"Ih.... ini kan cuma lagu Sat...". Tiga coba mengelak
"Owh... hm...hm".
Sebenernya lu Sat yang mau bikin gue mati.
Guman Tiga dari lubuk hatinya yang paling dalam. Lalu ia terdiam sebentar melihat ke luar kelas yang ramai.
"Hey..!! ko malah ngelamun?". Satura memukul pundak Tiga yang tiba-tiba terdiam. "Kamu istirahat gak ke kantin?". Lanjut Satura.
"Eh.... iya... kenapa Sat..!?".
"Yey.... ngelamun beneran. Kamu kenapa gak kekantin?".
"Aku malu ketemu kamu". Dengan jujur dan sejujur-jujurnya Tiga berkata.
"Malu kenapa?".
"Gara-gara kemarin".
"Owh... Hahahhahah".
"Ih.... kok ketawa sih". Tiga semakin kesal dan malu karena Satura menertawainya, lalu ia menarik earphone-nya yang tadi di ambil oleh Satura dan memasangkannya kembali ke telingannya.
Suasana hening sejenak, karena Tiga kembali keposisi semula dengan earphone di kedua telinga dan mata yang ia pejamkan. Satura hanya membiarkan Tiga menikmati musik yang ia dengarkan dan memandangi wajah Tiga yang sangat sejuk untuk dipandang.
Namun, yang membuat aneh dari Satura adalah ia tidak pernah merasakan getaran apapun pada semua gadis yang berada disekitarnya. Termasuk Tiga yang kini ada dihadapannya. Aneh....? sungguh aneh?. Apa Satura.....? sststst... positip thinking aja

KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Satu
FanfictionBertahan adalah cara terbaik untuk memenangkan sesuatu yang kita inginkan, terutama ingin mendapatkan perasaan orang lain, apalagi jika kita lemah. siapapun yang bertahan atau bisa menahan perasaan dia akan mendapatkan kebahagian pada akhirnya.