3#

653 92 29
                                    

Sehun tak suka apabila Jiyeon terlalu dekat dengan namja lain. Karna baginya, yeoja itu adalah MILIKNYA.

BETAPA EGOISNYA NAMJA ITU.

Clo_Mmerz


Jiyeon terpaku. Pemandangan itu menyakitinya. Menyesakkan hatinya. Membuat krystal bening siap meluncur dari mata indahnya.

Sehun. Namja yang di cintainya kini tengah di cium masra oleh yeoja lain. Bagaimana dengan beraninya yeoja itu bahkan mengalungkan kedua tangannya di seputaran leher Sehun. Yeoja itu, Shin Hyejoo.

Yeoja yang telah mendapatkan gelar sebagai kekasih Sehun sejak beberapa bulan yang lalu. Yeoja yang selalu berhasil membuat Jiyeon merasa iri.

Tak berniat untuk menyakiti hatinya sendiri lebih lama, Jiyeon beranjak meninggalkan area gazebo tersebut.

Dengan tak lembut sama sekali Sehun melepaskan rengkuhan Hyejoo padanya.
"Untuk apa kau datang?" To the pointnya, tak memperdulikan bahwa hati yeoja di depannya dapat terluka.

"Pertanyaan apa itu?" Hyejoo protes dengan raut kesal.
"Aku ini masih kekasihmu jika kau lupa. Dan hampir sebulan kita tak bertemu, Apa kau sama sekali tak merindukanku eoh?" tambahi yeoja itu, seraya memainkan beberapa kancing kemeja Sehun. "Dan kau juga sama sekali tak menghubungiku" keluhnya juga.

"Baiklah. Aku rasa mulai detik ini kau bukan kekasihku lagi. Jangan menggangguku" Dingin dan tajam. Sehun tak perduli dengan raut yeoja itu kini yang terlihat memerah menahan marah. Namja itu justru melenggang pergi.
.
.
.
Para namja itu baru saja akan menuju ke perpustakaan saat mereka berpapasan dengan Jiyeon di koridor.

Itu Chanyeol, Baekhyun dan Suho. Chanyeollah yang terlihat paling antusias saat melihat Jiyeon. Dengan senyum lebarnya ia melambai pada Jiyeon.

Seketika senyumnya hilang saat melihat Jiyeon yang menghiraukannya. Langkah yeoja itu terlihat terburu-buru. Dan satu hal yang paling menjadi perhatian Chanyeol. Yeoja itu menangis.

"Jiyeon~ah..." panggilnya, mengejar langkah Jiyeon.

Mengabaikan teriakan Suho. "Chan, kita harus mengerjakan tugas. Kau tak bisa pergi begitu saja" suara Suho menggema di sepanjang koridor.
.
.
.
Langkah Jiyeon terhenti saat seseorang mencekal lengannya. "Jiyeon~ah, Ada apa? kenapa kau menangis" Chanyeol langsung menodong Jiyeon dengan pertanyaan.

"Aku baik-baik saja hiks,..Aku baik-baik saja..." lirihnya di sela isak tangis. Wajahnya ia tutupi dengan telapak tangannya.
Hingga tubuh itu kini luruh menjadi posisi jongkok. Tangis itu semakin jelas.

Chanyeol menatap sekelilingnya. Untunglah di koridor itu sepi. Segera ia menyamai posisi Jiyeon. Ikut berjongkok, meraih bahu yang bergetar itu ke dalam dekapannya.

"Ada apa Jiyeon~ah? Apa kau memiliki masalah? Kau bisa menceritakannya padaku" suara Chanyeol terdengar amat lembut, mencoba mencari tahu penyebab yeoja itu menangis.

"Aku..aku tak akan bisa meraihnya sampai kapan pun, ia terlalu jauh untuk ku raih" hanya itu yang Jiyeon katakan masih dengan tangisnya.

Chanyeol tak bertanya, siapa 'Ia' yang di maksudkan oleh Jiyeon. Tapi satu hal yang Chanyeol yakini, Jiyeon sangat menyukai sosok itu. Sosok dingin seorang Oh Sehun.

Chanyeol mengusap lembut surai brown Jiyeon. "Mungkin ia memang bukan yang terbaik untukmu" ujarnya seraya membawa Jiyeon bangkit, berdiri.

Memegang kedua bahu itu, Chanyeol menatap dalam mata yeoja di depannya. "Lepaskan jika itu terlalu menyakitkan. Berikan kesempatan pada seseorang yang ingin memberimu kebahagiaan"

MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang