11#

437 55 8
                                    

Dua minggu berlalu sejak Sehun mendaratkan bogemnya pada Daniel.

Juga saat kedatangan Park Changmin dan Park Hyojoon.

Sampai saat ini Sehun semakin posesif pada Jiyeon, selalu mengawasi yeoja itu dan tak membiarkan yeoja itu sendirian. Sehun bahkan sedikit menekan chingu-chingu Jiyeon agar mereka tak meninggalkan Jiyeon seorang diri jika sedang di kampus.

Sementara Tn. Oh sama sekali belum mengatakan pada siapa pun perihal kedatangan Tn. Park dan juga Hyojoon.

"Sehun, Aku harus menemui Profesor Kang siang ini." Jiyeon berbicara pada Sehun yang saat ini sedang mengerjakan sesuatu di laptopnya.

Namja itu menoleh sekilas. "Dengan siapa kau akan pergi?" kata-katanya terdengar tajam.

Jiyeon menelan salivanya. "Chingu-chinguku sedang memiliki urusan, jadi aku akan pergi sendiri." susah payah Jiyeon mengatakan hal itu.

"Tidak bisa! Aku akan pergi denganmu." Sehun beranjak dari tempatnya dan merapihkan laptop juga berkas-berkas yang terserak di atas meja.

Dan akhirnya siang itu Jiyeon menemui Profesor Kang bersama Sehun.

Berjalan berdua dengan Sehun di koridor kampus sebenarnya tak Jiyeon sukai. Tatapan orang-orang membuatnya tak nyaman. Mereka seolah tengah menghakiminya. Karna ia selalu berada di sekitar Sehun.

"ehemm.." Jiyeon mencoba melegakan tenggorokannya yang terasa agak tak nyaman.

Tapi satu hal itu berhasil membuat Sehun menatapnya.
"Ada apa?" tanyanya dengan pandangan yang membuat Jiyeon justru merasa terintimidasi.

Dengan kaku Jiyeon menggeleng. "Tidak ada apa-apa." untuk tersenyum pun rasanya Jiyeon kesulitan.

Setelah bertemu Profesor Kang dan menyerahkan tugasnya, Jiyeon dan Sehun segera meninggalkan area kampus.

Baru akan memasuki mobil milik Sehun, seseorang memanggil mereka. Ah tidak, orang itu memanggil Sehun.

"Sehun!" tentu panggilan itu menghentikan pergerakan Sehun yang baru akan memasuki mobilnya.

Itu seorang yeoja. Yang lagi-lagi tak Jiyeon kenali.

Sehun melirik kearah Jiyeon yang juga belum memasuki mobilnya.
"Masuklah dulu!" Jiyeon jelas tahu itu adalah perintah untuknya. Maka ia hanya bisa patuh.

Sehun kembali menutup pintu mobilnya dan menghampiri yeoja itu.

Keduanya berbicara cukup jauh dari mobil milik Sehun, hingga Jiyeon tak dapat mendengar apa yang mereka bicarakan.

Dari gelagatnya, yeoja itu jelas menyukai Sehun. Tatapannya juga sikap malu-malunya.

Dari Sehun sendiri, namja itu terlihat santai menghadapi yeoja itu.

Terlalu santai bahkan saat yeoja itu dengan tiba-tiba memberikan kecupan di bibirnya.

Tak menyadari jika akan ada yang terluka dengan pemandangan yang keduanya suguhkan.

Park Jiyeon yang malang.

Di dalam mobil Jiyeon menundukan kepalanya, enggan semakin terluka untuk yang ke sekian kalinya.

Yah, ini bukan hal yang baru untuk Jiyeon.
Ia sudah mengalami hal ini sejak remaja, Awal pertama ia menyadari jika ia memiliki perasaan khusus untuk Sehun.

Sehun yang rupawan tentu sudah di kagumi sejak ia masih belia.

Hingga saat ini Jiyeon bahkan tak yakin berapa banyak jumlah mantan kekasih Sehun.

Terlalu berkutat dengan bayang-bayang masa lalu, Jiyeon tak menyadari saat Sehun sudah duduk di balik kemudinya.

Seettt~

MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang