9#

477 66 29
                                    

Jiyeon terusik saat merasakan sentuhan lembut diwajahnya.

"Chagi, Ireona~ " Suara lembut itu membangunkan Jiyeon.
Perlahan kelopak yeoja itu terbuka.

"Kajja, Appa dan Oppamu sudah menunggu kita dibawah" Sosok itu membantu Jiyeon agar bangkit dari ranjangnya.

"Eo...Eomma~" Suara Jiyeon bergetar. Mata yeoja itu bahkan berkaca-kaca. Tak percaya akan apa yang dilihatnya saat ini.

Sang Eomma tersenyum. "Wae? Kajja kita kebawah. Atau Appa dan Oppamu akan menggerutu nanti karna kita terlalu lama membuat mereka menunggu" menuntun Jiyeon meninggalkan kamar.

Menuruni tangga Jiyeon terus memeluk lengan Eommanya.
"Aku merindukan, Eomma" lirihnya.

Saat tiba diruang makan. Appa dan Oppanya menyambutnya dengan senyum.
"Ya! Dino, Apa kau sulit dibangunkan lagi, Eoh? Kau membuat aku dan Appa menunggu lama" benar kata Eomma, Oppanya pasti menggerutu karna mereka lama.

Kebersamaan itu. Yang telah lama tak Jiyeon rasakan bersama keluarganya.

Jiyeon melirik bergantian pada Eomma, Appa dan juga Oppanya.
"Jangan tinggalkan aku lagi~" dengan tangis yeoja itu meminta.

DOORR~

Suara memekakkan telinga itu berasal dari sebuah pistol yang ditembakkan kearah Appa, Eomma dan juga Oppanya secara berurut.

"ANDWAE~ Eomma, Appa, Joon Oppa...Jangan tinggalkan aku lagi" Tangis Jiyeon histeris.

Menatap sekeliling, Namun tak dapat menemukan si pelaku.

Jiyeon meraih tubuh sang Eomma yang telah meluruh kelantai. Memeluknya dengan tangis.

"Eomma. Jebal~ jangan tinggalkan aku lagi"

,
,
,

"EOMMA~"

Teriakan itu terdengar oleh Sehun yang ada didalam kamar mandi. Segera namja itu keluar.

Dan menemui Jiyeon yang nampak terbangun dengan peluh dan air mata yang membanjiri wajah dan leher yeoja itu.

Jiyeon pasti bermimpi buruk lagi.

Menghampiri, Sehun segera memeluk Jiyeon yang masih terengah dan mulai menangis.

"Sshhh, Kau baik-baik saja, Jiy. Ada aku disini" menenangkan, dengan lembut Sehun mengelus punggung Jiyeon. Yeoja itu mulai membalas pelukkan Sehun lebih erat.

"Aku merindukan mereka, Sehun" lirih Jiyeon lemah.
"Aku rindu Eomma, Appa dan Joon Oppa"

"Uljima, Aku yakin mereka pun pasti merindukanmu" Sehun kali ini mengelus helai rambut Jiyeon yang terurai.

Ceklek~

Ny. Oh datang berniat memanggil Sehun, terkejut melihat keduanya.
"Ada apa Sehun?" tanyanya menghampiri.

"Aigo...Kenapa kau menangis, chagi?" melihat Jiyeon menangis.

Sehun melepaskan pelukkannya, kali ini ganti Eommanya yg memeluk Jiyeon.
Jiyeon hanya menangis menyebut-nyebut orangtua dan juga Oppanya.

Clo_Mmerz

Donghan menghindari Yiren. Juga mengabaikan setiap panggilan juga chat dari yeoja itu.

MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang