Yudis mengantarkan Laura pulang begitu larut, nyaris pukul setengah 12 malam dan acara lamaran Clarissa pun telah selesai.
"Makasih ya kak untuk hari ini." Ucap Laura sambil memeluk boneka kelinci yang diberikan Yudis.
Yudis mengangguk sambil tersenyum. Betapa bahagianya ia malam ini bisa menghabiskan waktu dengan Laura. Seandainya akan ada malam-malam seperti ini untuk seterusnya.
"Kakak langsung pulang?" tanya Laura.
"Iya, Rayan akan marah kalau mobilnya tidak terparkir di garasi besok." Jawab Yudis sambil menunjuk mobil di belakangnya.
Laura mengangguk mengerti. "Hati-hati ya kak."
"Ra.. boleh kakak tanya sesuatu?"
"Apa?"
Yudis membuka mulutnya sesaat lalu menutupnya. Apa saat ini waktu yang tepat untuknya bertanya. Yudis menggeleng lalu tersenyum pada Laura, "Selamat tidur, kakak pulang ya!" Ucap Yudis akhirnya lalu masuk ke dalam mobil.
Laura sempat heran dengan tingkah Yudis namun ia menggelengkan kepalanya. Cukup untuk malam ini pikirnya, ia harus segera bangun dari mimpinya dan menghadapi kenyataan besok.
Soal Reno yang kini menjadi kekasihnya,
Soal ia yang telah berjanji pada Reno untuk menyukai lelaki itu,
Soal janjinya pada dirinya sendiri yang tak akan mengkhianati Reno..
Juga soal dirinya yang akan melupakan Yudisthira Mahesa.
Laura baru saja membuka pintu ruang tamunya dan mendapati Reno tengah berbaring di sofa. Laura menghampiri Reno yang tengah tertidur tanpa mengenakan selimut. Ada rasa bersalah dalam hatinya mengingat apa yang baru saja ia lakukan malam ini. Bermain bersama Yudis dan menghindari Reno yang statusnya adalah pacarnya.
Laura bergegas menuju kamarnya di lantai dua lalu menaruh boneka dari Yudis di kasurnya, kemudian ia mengambil selimut miliknya dan kembali ke ruang tamu. Laura memasangkan selimutnya ke tubuh besar Reno. "Kenapa tidur disini sih Ren? Kenapa gak di kamar tamu? pasti dingin.."
Reno menggeliat dalam tidurnya, untung saja pria ia itu tidak terbangun mendengar ocehan pelan Laura. Tangan Laura terulur mengelus rambut Reno yang menutupi dahi pria itu, "Maaf.."
Baru saja Laura berniat untuk kembali ke kamarnya, namun tangan Reno menggenggam tangannya tiba-tiba. Laura ingin melepaskan genggaman tangan Reno tapi takut mengganggu tidurnya. Laura mengurungkan niatnya untuk kembali ke kamar, ia duduk diatas karpet dengan kepalanya menyender di sofa dan tanpa sadar ia pun tertidur dengan tangannya yang masih digenggam erat oleh Reno.
Malam berganti pagi, matahari sudah menampakkan dirinya dari ufuk timur. Laura menggeliat dalam tidurnya dan membuka matanya perlahan. Setelahnya, ia langsung terduduk di atas kasur dengan terkejut. Bagaimana bisa ia berakhir ada di kamarnya sedangkan terakhir yang ia ingat adalah ia menggenggam tangan Reno di ruang tamu.
"Udah bangun Ra?" tanya Reno menyadarkannya dari lamunan. Reno masuk ke kamarnya mengenakan pakaiannya semalam dengan rambut yang masih basah.
Laura tidak menjawab pertanyaan Reno, pikirannya justru melanglangbuana memikirkan Reno yang kini berdiri di hadapannya dengan rambut basah. Semalam tidak terjadi apa-apa bukan, lagi pula ia masih mengenakan hoodie yang semalam dibelikan oleh Yudis dan boneka kelinci itu ada di sampingnya.
Semalam bukan mimpi, itu nyata namun telah berakhir.
Batin Laura, ia memaksa memorinya keluar dari kenangan yang ia buat semalam dengan Yudis. Saat kondisinya kacau karena Dirga dan menghindar dari Reno.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Find You
Teen FictionKatanya, dimasa putih abu itu kita akan bertemu dengan cinta kita. Harusnya begitu, bukan? Tapi berbeda dengan romansa anak SMA pada umunya, Laura justru harus mengalami patah hati karena kakak kelas yang (mungkin) jadi cinta pertamanya telah menja...