Laura berlari ke arah lapangan basket dimana Reno berada, memasuki lapangan dimana para anak laki-laki yang tengah fokus bertanding menatap Laura bingung. Dan aksi Laura selanjutnya semakin membuat mereka melongo ditambah anak-anak perempuan mulai menjerit-jerit.
Laura memeluk Reno erat membuat laki-laki itu kebingungan. "Gue akan selalu ada disisi lo! Lo gak sendiri Ren, lo punya gue."
"Ra, lo kenapa sih?" tanya Reno bingung. Ia sih senang-senang saja Laura memeluknya. Tapi ini di lapangan dan ada banyak pasang mata yang memperhatikan mereka.
"Kita pulang sekarang ya?"
"Tapi..."
"Pulang sekarang Reno, ayah nunggu kamu." jawab Laura lirih.
Reno melepaskan pelukan Laura, memandangi gadis yang ia sukai itu bingung dan menyelidik.
"Apa yang lo sembunyiin?" tanya Reno mulai menuntut, perasaannya mulai tak beraturan.
"GUE CUMAN MAU KITA PULANG SEKARANG RENO AIRLANGGA!!" Bentak Laura, ia sendiri masih bingung apa yang harus ia katakan pada Reno.
Audrey dan Andreas menghampiri mereka dan langsung membawa keduanya ke arah parkiran dimana Sir John sudah menunggu mereka. Setelah semuanya masuk ke dalam mobil, mobil melaju ke rumah Reno.
Keheningan melanda mereka semua, perasaan Reno semakin tak karuan dan seperti ada yang aneh. Tepat saat mobil mulai memasuki komplek perumahannya, Reno buka suara.
"Ra..." Reno memanggil Laura pelan, sudah kali ketiga namun gadis itu tak juga menggubris panggilannya.
Pertahanan Laura pun runtuh, tangisnya yang sejak tadi ditahan pecah.
"Ra kenapa??" tanya Reno panik.
"Ayah..." ucap Laura pelan disela sela tangisnya.
Reno mendadak kakunya, apa yang salah dengan hari ini? Semula terasa normal, ia bangun pagi, berangkat sekolah bersama Laura, lolos dari ulangan Bahasa Indonesia dan Sejarah, bermain basket di lapangan sampai akhirnya Laura datang dan memintanya pulang.
"Ayah kenapa Ra?" tanya Reno takut-takut. Dalam hati ia berdoa hari ini tidak akan terjadi hal buruk.
"Kamu lebih baik masuk sekarang Reno, Ayah kamu sudah nunggu." Ucap Sir John.
Reno menatap Laura sebentar lalu keluar dari mobil dan berlari memasuki rumahnya.
Tepat saat Reno keluar, tangis Laura pecah.
"Dia akan baik-baik saja Flau, dia laki-laki dan dia kuat seperti ayahnya." Ucap Sir John menenangkan Laura.
Sementara Reno, langkahnya terhenti tepat di depan pintu. Semua rekan-rekan ayahnya dari Angkatan Militer berkumpul disana dengan pakaian dinas bewarna hijau gelap yang selalu menjadi kebanggaan mereka.
"Mayor Alfred?" tanya Reno.
Pria bertubuh tegap dengan bola mata coklat terang itu menatap Reno dan tersenyum samar lalu mendekati Reno dan memeluknya. Anak kecil yang hobi bermain basket bersamanya telah tumbuh menjadi lelaki dewasa persis seperti Anggaraksa ketika muda. Reno, anak sahabat sekaligus teman seperjuangan, juga atasannya yang sudah ia anggap seperti anak sendiri.
"Om minta maaf ya.." Ucap Alfred lalu memeluk Reno erat.
"Om kenapa? Ah, bukan... ayah mana?" tanya Reno dan ketakutan mulai menghampirinya.
"Seorang pemimpin selalu berdiri paling awal apapun resikonya, dan ayah kamu dengan berani pasang badan di hadapan musuh. Sementara om justru terlambat menemukan ayah kamu." Ucap Alfred, terlihat jelas sorot matanya yang meredup.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Find You
Teen FictionKatanya, dimasa putih abu itu kita akan bertemu dengan cinta kita. Harusnya begitu, bukan? Tapi berbeda dengan romansa anak SMA pada umunya, Laura justru harus mengalami patah hati karena kakak kelas yang (mungkin) jadi cinta pertamanya telah menja...