11 화 - Sun And Rain

1.2K 363 97
                                    

Jaejoong terdiam, saat melihat pandangan mata pria itu terlihat berbeda dari sebelumnya. Sebagai orang yang tidak mengerti banyak Yunho meski mengetahui informasi tentangnya, Jaejoong rasa tidak etis menanyakan lebih lanjut. Toh, terpenting pria itu sudah mengkonfirmasi bahwa lingkungan kerja mereka aman dari hubungan cinta.

Bukan maksud ia melarang Yunho berkencan dengan Go Ahra. Sama sekali Jaejoong tidak begitu, ia hanya tidak ingin Yunho memecah fokus antara kerjaan dan Ahra. Apa lagi, meja kerja Yunho ada di ruangannya, tentu saja hal itu akan memicu api asmara lebih lanjut antar mereka berdua.

Inti dari yang ia inginkan, menyelesaikan proyek resort dan menemukan pelaku penggelapan dana. Setelah itu, ia tidak peduli lagi jika Yunho berkencan dengan siapa. Ya, paling tidak saat ini tidak ada hal mengenai kencan.

Melanjutkan memasak, ia tidak menyahut apapun, hingga terdengar pertanyaan dari Yunho di belakangnya.

"Kau bagaimana, Je? Kau sudah memiliki seseorang yang spesial?"

Terkesiap, Jaejoong segera menoleh ke belakang. Matanya sedikit membesar dan ia segera menggeleng dengan tawa yang meluncur begitu saja dari bibirnya. "Saat ini belum ada yang bisa menawan hatiku."

"Wanita sepertimu tentu saja banyak yang suka, aku yakin kau tidak akan sembarang memilih pria!"

Berbalik untuk mematikan kompor, Jaejoong mengedikkan bahu. Ia mengambil piring yang sudah ia sediakan dan meletakkan ke atas pantry. "Tergantung. Tapi kau benar, aku memang sedikit pemilih, memilih terbaik dari pilihan yang ada," sahutnya dengan mantap.

"Jadi kau mengakui bahwa banyak yang menyukaimu?" Yunho tersenyum, sorot mata sendunya lenyap. Ia sedikit menemukan keberanian untuk menggoda atasannya ini.

"Aku tidak mengatakan begitu," tertawa Jaejoong mengambil air dalam lemari es kemudian memindah ayam kecap yang ia masak ke atas mangkuk berukuran sedang.

Yunho memperhatikan. Ia tersenyum, selalu saja kagum tak habis-habis dengan wanita yang sedang bersamanya. Ia ingat Yoochun menyarankan agar ia menggaet Jaejoong agar wanita itu tidak terlalu keras kepada mereka. Dan parahnya Changmin setuju. Namun, ia rasa Jaejoong tidak keras, toh sebagai CEO wanita ia paham bahwa Jaejoong tidak ingin dilecehkan.

Well, pertama saja ia sudah meragukan kemampuan Jaejoong tanpa tahu bagaimana karakternya.

"Kau pantas mendapat pria yang hebat, dan sayangnya aku rasa tidak memiliki kesempatan untuk mendekatimu, sungguh sangat disayangkan," ini adalah kalimat paling berani ia utarakan. Sanjungan untuk Jaejoong dan juga sedikit godaan yang kental terdengar.

Tersentak, Jaejoong menoleh kepada Yunho. Ia tersenyum, dan membawa ayam kecap ke depan pria itu. "Kau tahu apa yang paling tidak aku suka dari seorang pria, Yun?" tanyanya dan mengitari setengah pantry untuk duduk di samping Yunho.

"Apa?" tanya Yunho dengan mimik yang serius.

"Aku tidak suka pria yang belum melakukan apa-apa sudah menyerah. Tidak ada perjuangan sama sekali. Wanita itu senang diberi ucapan manis, tapi bagiku tidak begitu juga. Aku lebih senang diperjuangkan," ia memandang lekat tepat ke dalam bola mata Yunho, entah kenapa ia berkata demikian. Hanya saja pembicaraan ini mengalir begitu saja. Dan Jaejoong merasa baik-baik saja dengan bahasanya ini.

"Diperjuangkan seperti apa?" spontan pertanyaan ini Yunho ajukan. Ia penasaran.

"Entahlah, aku sendiri tidak memahami. Aku belum pernah berkencan. Tapi aku melihat teman-temanku yang terlalu mudah jatuh untuk pria, dan menurutku si pria tidak banyak berkorban untuknya. Seperti hari hujan, semestinya pria mengalah tapi mereka tidak. Lalu, saat bertengkar yang aku lihat pihak pria tidak pernah mau mengalah."

"Apa pihak pria harus mengalah pada wanitanya?" Yunho menaikkan sebelah alisnya.

Menggeleng, Jaejoong tersenyum manis, "Tidak juga. Orang tuaku kerap bertengkar hal kecil. Tapi papa menanggapi mama dengan sangat santai, mama marah papa menenangkan, mama manja papa mengalah, mama memukul tubuh papa, papa diam dan memeluk. Hubungan seperti itu manis sekali, bukan terus menerus beradu argumen dan berakhir saling menyakiti."

.
.
.

Eyd ga beraturan, typo dimana", no edit.

Comment : Akuh enggak syabar menanti adegan kisseu mereka writer-nim -plaak-. Di bawah hujan, eeh itu kan alhambra wkwkwkwk.

Thank for comment.

.
.
.

The Chance Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang