"Tenang saja, tidak banyak yang tahu. CEO hanya mengadakan rapat antar ketua divisi membahas tentang dana yang hilang dan mangkraknya pembangunan resort setelah kau berhenti. Dia meminta ini dirahasiakan," seolah paham dengan reaksi Yunho, Changmin menepuk bahu pria itu, memberi semangat agar Yunho bisa kuat menghadapi masalahnya saat ini.Menjilat bibirnya, Yunho tidak tahu bahwasanya ada rapat mengenai hal itu. Namun ia bukan orang awam dan baru kemarin terjun dalam bidang ini. Posisinya tidak main-main dahulu. Ia sebagai ketua tim divisi perencanaan. Maka dari itu, ia lah yang menjadi tertuduh karena ada penggelepan dana mengenai resort.
"Aku benar-benar tidak tahu kenapa hal itu terjadi, Min. Aku berani jamin aku tidak mengambil se-sen pun uang perusahaan!" sahut Yunho, ia memahami meski kasusnya adalah rahasia. Akan tetapi tidak ada yang bisa menjamin semua orang akan tutup mulut, lalu saat semua tahu ia hanya bisa tertawa kering meratapi berita brengsek mengenai dirinya.
"Aku tahu kau bukan pria tamak. Aku dan Yoochun membelamu habis-habisan waktu itu. Dan Ibu CEO menyuruh kau datang jika berani," Changmin menatap kasihan pada pria yang sangat ia kenal. Sebagai teman ia tahu Yunho tidak akan melakukan hal itu. Toh, ia paham kenapa pria ini berhenti bekerja, bukan berhenti tapi diberhentikan dengan memintanya menulis surat pengunduran diri.
"Yoochun yang menyuruhku ke sini memang. Dan aku ingin membersihkan namaku!" ucap Yunho dengan lirih.
"Ikut aku, aku akan mengantarmu ke ruangan CEO yang baru," Changmin mengangguk, ia melangkah lebih dahulu dari Yunho. Salut pada pria itu yang gentleman. Dengan berani Yunho datang tanpa perlu dipanggil, dari dulu ia selalu kagum dengan sikap Yunho.
Menuju ke ruangan CEO mengikuti Changmin, dada Yunho berdebar kencang. Keringat dingin semakin mengucur dari pori-porinya. Tentu saja saat-saat seperti ini kegugupan menjadi. Tatkala Changmin melewati sekretaris CEO perusahaan yang pernah mempekerjakannya, Yunho menghela napas.
"Ibu ada di dalam," ujar wanita yang ia kenali sejak dahulu memang menjabat sebagai sekretaris di sini.
Changmin mengangguk, pria itu menoleh ke belakang. "Kau siap, Hyung?" tanyanya dengan pelan.
Siap tidak siap, ia memang harus menghadapi CEO untuk kasus yang tidak ia pahami. Mengangguk, Yunho menatap Changmin dengan lamat. Pria itu mengetuk pintu dan terdengar suara dari dalam setelahnya.
Changmin membuka pintu, dan ketika saat itu tiba rasanya ada rantai yang mengikat kaki Yunho. Berat rasanya ia melangkah kaki berjalan maju. Namun, Yunho tidak akan mundur atau lari. Dengan gagah, ia memasuki ruangan CEO. Nampak terlihat siluet seorang wanita yang berdiri di depan kaca jendela gedung.
Wanita itu membelakangi mereka. Rambut panjangnya yang di ikat dengan gaya ekor kuda sangat rapi. Penampilannya terlihat memukau, meski Yunho pertama bertemu dan melihat CEO wanita baru ini.
"Maaf Bu, aku kemari dengan Jung Yunho, dia tiba untuk membicarakan tentang praduga penggelapan dana," dengan sopan, Changmin berucap. Ia tidak berani salah, karena wanita di depannya ini sangat paham menggunakan kursi CEO sebagai senjata.
Memperhatikan wanita itu, Yunho mengangkat sebelah alisnya saat si wanita berbalik. Ia mengerjap sejenak, membandingkan siluet yang tadi ia lihat dari belakang dan tampak depan yang diperlihatkan wanita itu. Berbeda. Sungguh sangat berbeda jauh.
Jika tadi ia melihat sosok wanita kuat dengan kharisma yang melemahkannya, sekarang ia melihat wanita cantik dengan wajah menawan dengan garis aristokrat yang kuat. Dua-duanya membuat ia terpesona sebagai seorang pria dan pekerja.
"Jadi kau yang bernama Jung Yunho?" tanya wanita itu dan bersedekap.
Changmin mundur selangkah, berbisik pelan di belakang Yunho, "Jangan tertipu wajah cantiknya. Aku dan Yoochun memberi gelarnya kucing angkuh bukan tanpa alasan."
"Ya, benar. Aku yang bernama Jung Yunho," sahut Yunho, rasanya segala perasaan yang lalu menguap hilang. Semakin wanita itu mendekat semakin ia merasa tertantang.
Wanita secantik ini menjadi CEO mereka memang sesuatu yang mencoreng harga diri sebagai pria. Apa Presiden Direktur Kim kehabisan kandidat sehingga menjadikan anak perempuannya sebagai CEO. Atau, memang kemampuan wanita ini mengalahkan para pria yang mampu menduduki kursi CEO setelah CEO Nam, memutuskan pindah ke Eropa dan mengurus anak cabang di sana?
"Duduklah, karena aku yakin perbincangan kita akan memakan waktu, sebaiknya kau sudah memastikan untuk makan terlebih dahulu," ujarnya tanpa basa-basi dan menduduki kursi empuknya. "Shim, tolong beritahu Miss Go untuk mengambilkan cemilan beserta seteko teh."
Changmin mengangguk, pria itu tanpa suara keluar ruangan. Sedangkan Yunho, ia nyaris ternganga karena ocehan yang bernada tajam dan kental dengan perintah.
Mengambil duduk di seberang kursinya, Yunho menatap lekat wanita itu yang mengambil satu dokumen tebal.
"Aku sudah mengevaluasi hasil kinerjamu selama berkerja di sini. Untuk karyawan sepertimu aku akan memberi nilai A, kau cerdas sebagai ketua tim divisi perencanaan dan pengembangan khusus dalam bidang rekontruksi. Tapi beberapa bulan sebelum kau berhenti, kinerjamu menurun. Kau dinyatakan jarang masuk, ketika masuk tidak fokus dan lain sebagainya. Jujur saja aku sudah mengecek semua rekening atas namamu, tidak perlu terkejut aku memiliki banyak koneksi. Jadi kita langsung saja membahas tentang dana hilang dan mangkraknya resort yang baru di Pulau Jeju. Itu proyeksimu, iya kan?"
Mengerjap, Yunho mencoba menelaah apa saja yang dikatakan wanita ini. Perlahan, ia memahami maksudnya. Dan, sedikit terkejut saat secepat ini bisa mengecek rekeningnya. Melihat pada kaca berukir nama di depan meja, Yunho mengeja dengan baik.
"Apa aku harus memanggilmu Ibu Kim atau Ibu Jeje atau—"
"Terserahmu," selanya dan menyodorkan dokumen yang tadi ke depan Yunho. "Itu hasil dari pengecekan rekeningmu."
Memperhatikan dokumen yang ditujukan padanya, Yunho fokus pada lembaran kertas itu. Ia memeriksa dengan teliti satu persatu.
"Rekening depositomu tidak berkurang atau bertambah sejak tahun lalu. Dan rekening tabunganmu tidak ada perubahan signifikal. Dapat dilihat bahwa kau lebih sering mengambil uang dari pada uang masuk. Kau tahu, dengan melihat hasil ini, aku bisa mengatakan secara sepihak bahwa kau memang tidak menggelapkan dana perusahaan. Tetapi, aku tidak bisa hanya mempercayai satu sisi saja. Kau tahu ada berapa milyar won yang hilang?"
Terkejut, mata Yunho terbelalak. Milyar? Ia tahu dana untuk mengembangkan resort ada ratusan milyar. Hilang satu milyar saja akan berdampak dari semua hitungan yang sudah ia perkirakan untuk bangunan yang mereka kerjakan.
"Milyar?"
"Sedikitnya ada 15 milyar won yang hilang. Dan mangkrak yang terjadi sudah sebulan lebih. Para pekerja mengatakan bahwa mereka tidak dibayar sudah lebih dari dua bulan."
.
.
.Eyd ga beraturan, typo dimana" no edit.
I choose tu use Jeje dalam karakter Jaejoong kali ini ya.
Thank for voted dan komentar.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Chance Of Love
FanfictionYunJae / GS / Yunho /JJ Kim / DLDR / No Bash. © Cecilia .