#7

2K 39 1
                                    

Aku tengah mengerjakan tugasku di taman depan komplek rumahku. Aku sangat suntuk ketika harus mengerjakannya di dalam rumah. Hingga aku pun memutuskan untuk mengerjakannya di taman komplek.

Masih terbayang bayang di pikiranku, ketika aku pergi bersama Sendy. Ketika aku mengingat itu, aku selalu tersenyum senyum sendiri. Rasanya aku benar benar bahagia waktu itu.

Hingga aku tersadar aku melihatnya bersama seorang wanita yang tak asing lagi denganku. Jarak sekitar 10 meter yang mengahalangiku untuk melihatnya. Aku pun semakin penasaran, dan aku mengendap endap bersembunyi agar tidak diketahui oleh mereka.

Alangkah terkejutnya aku ketika aku tau siapa perempuan itu, ia adalah Sinta. Salah satu sahabat yang sangat dekat denganku selain Debi dan Putri. Aku tidak menyangka ini, rasanya hatiku hancur ketika melihatnya bersama sahabatku sendiri.

Aku mencoba menguatkan hatiku, aku mencoba untuk melihat apa yang akan mereka lakukan. Dan ya, Sinta terlihat memeluk Sendy, dan Sendy pun merasa biasa biasa saja ketika Sinta memeluknya.

Aku tak kuasa menahan tangisku, perlahan lahan air mata pun jatuh mengaliri pipiku. Kejutan apa ini Ya Tuhan, kemarin dia sangat peduli terhadapku, sikapnya membuat aku kembali percaya kepadanya.

Rasa percayaku kepadanya hancur berkeping keping menjadi ribuan. Dosaku apa Ya Tuhan, sehingga kau tega memberikan kejutan ini. Aku mencoba menghentikan tangisku, tapi rasanya tidak bisa, tangisku semakin kencang.

Buat apa aku menangisi laki laki brengsek sepertinya. Semua pengorbanan dan perjuanganku sia sia aja. Aku marah, aku kecewa, aku kuat, aku sabar. Tangisku semakin kencang. Hingga akhirnya Sendy dan Sinta mendengar tangisku.

Mereka langsung mencari cari orang yang menangis. Hingga akhirnya mereka pun tersadar, suara tangis itu berasal dariku. Sinta dan Sendy sangat terkejut melihatku. Sendy menggenggam tanganku dan meminta maaf, namun aku melepaskannya, aku sangat kecewa terlalu percaya kepadanya.

"Ay, maafkan aku ay maaf ay..." ucapnya dengan wajah bersalahnya.

Aku mengehentikan tangisku, aku tidak mau dikatakan lemah oleh mereka. Aku harus kuat, aku harus berontak, aku harus marah. Ini hak aku, aku berhak melakukan apa pun kepadanya. Mereka bisa melukai hatiku, dan aku pun bisa melukai hati mereka. Aku menarik nafas yang panjang dan dalam.

"Terima kasih atas kejutan dan persembahan yang kalian berikan untukku. Aku sangat terkesan dengan semua ini, semoga kalian bisa bersama selamanya. Karena seorang penggoda dan seorang pecundang sangat cocok dan akan berjodoh. Ini pesanku untuk kamu Sen, terima kasih selama 7 bulan ini, aku sangat bahagia sekali bisa dekat dengan kamu. Aku tidak marah sama kamu dengan perbuatan kamu yang seperti ini. Semoga kamu diberikan kesadaran oleh Allah, aku selalu doakan itu untukmu Sen. Dan satu lagi, semua perbuatan kamu yang telah kamu lakukan kemarin membuatku bahagia, dan semua perbuatanmu hari ini membuatku kecewa, aku salah terlalu percaya kepadamu. Dan ini pesan untukmu wahai wanita sang penggoda. Aku doakan kamu cepat tersadar karena mengambil yang bukan haknya adalah dosa besar. Semoga Allah memberikanmu hidayah, dan semoga ketika kamu menjalani hubungan,  kamu tidak bahagia karena kamu telah mengambil hak yang bukan milikmu. Apa kamu tidak malu? Dimana harga dirimu yang mau dijadikan orang kedua baginya? Apa kamu juga tidak malu ketika kamu merusak kebahagiaan orang lain? Dan menjadi orang ketiga di dalam hubungan orang lain? Semoga Allah selalu melindungimu. Terima kasih atas kejutan yang telah kalian berikan kepadaku, aku pamit." ucapku.

Aku pun pergi meninggalkan mereka, dan segera membereskan peralatanku dan pulang menuju rumah.

------

Patah HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang