Kelas X IPA

141 5 0
                                        

Ternyata mos akan dilaksanakan besok pagi. Elisa mendengar itu agak kesel karena ada barang untuk diperlukan saat mos ketinggalan dan ia harus kembali mengambilnya alhasil karena itu ia hampir saja menjadi seperti pemulung yang harus keliling sekolah untuk mencari 1000 daun kering.

"Sialan!"

Segorombolan siswa berkumpul didepan mading untuk melihat daftar nama mereka serta pembagian kelas mereka. Banyak sekali yang berkumpul depan mading sehingga Elisa kesusahan untuk melihat namanya. Ia pun duduk dibangku panjang berwarna merah itu sambil mengambil handphone disakunya. Ia melihat-melihat sosial medianya tak lama kemudian muncul notifikasi pengikut baru diinstagram. Yang bernama Brayen. Elisa mengkerutkan dahinya. "Siapa dia?" Gumam Elisa

Tak berselang lama, mading pun sudah sepi hanya ada 3 orang saja yang ada didepan papan mading itu. Elisa pun menutup ponselnya dan memasukkan ke dalam sakunya lalu menuju mading untuk melihat kelasnya. Ternyata Elisa masuk dikelas X IPA (2).

Elisa pun menuju kelasnya yang melewati ruang guru,  ruang kepsek, lab komputer, lab MIPA. Nah ruang kelas Elisa tepat disebelah lab MIPA, ia pun masuk ke kelasnya. Setibanya ia masuk kelas, ada seeorang cowok yang menawarkan duduk bersamanya.

"Mau duduk dengan gue?" Tawar cowok itu bersemangat

"Ga, terima kasih. Gue bisa duduk dibangku depan yang masih kosong itu." Tolaknya halus sambil menunjukkan bangku depan yang masih kosong

"Oh gitu, oke ga masalah. By the way nama lo siapa?" Cowok itu mengulurkan tangan untuk kenalan

"Nama gue Elisa, lo?"

"Oh Elisa, nama yang bagus. Nama gue Jerri. Senang bisa kenalan sama lo."

"Ooo, jerri. Iya senang juga bisa kenalan sama lo.

Elisa lalu pergi menuju bangku bagian depan yang kosong. Elisa dihampiri seorang cewek yang bernama Chelsea. Cewek yang berbadan tinggi, putih, rambut yang panjang dan wajah yang cantik. Ia menghampiri Elisa yang tengah duduk sendirian

"Boleh gue duduk disini sama lo?" Tanya Chelsea kepada Elisa

Elisa hanya menganggukkan kepala saja dan tersenyum kepada Chelsea. Lalu mereka berkenalan dengan akrab dan bertukar nomor whatsapp. Tak lama kemudian bunyi hentakan sepatu high heels yapss seorang guru masuk kedalam kelas Elisa, namanya Bu Latri. Guru yang katanya super kalem, tapi kalo udah marah seperti singa yang kelaparan. Ternyata Bu Latri akan menjadi wali kelas Elisa. Bu Latri memperkenalkan dirinya.

Setelah Bu Latri memperkenalkan diri, ia pun memilih beberapa siswa untuk menjadi struktur kelas. Ternyata Elisa terpilih menjadi wakil ketua kelas, Chelsea sekertaris, Jeeri ketua kelas. Dan siswa selebihnya terpilih menjadi struktur yang lain. Beberapa saat setelah pembagian struktur kelas lonceng tanda istirahat berbunyi. Elisa pun keluar bersama Chelsea teman barunya itu mereka menuju kantin untuk makan bersama.

Seseorang cowok menghampiri Elisa saat ia sedang makan. Berciri tinggi, berkulit hitam manis, wajah yang bulat tampan, bulu mata yang lentik dan tebal, rambut lurus mengkilat karena memakai pomade. Yaaa dia adalah Brayen cowok kelas XI IPS, cowok yang tadi ngefollow Elisa diinstagram. Brayen adalah sosok cowok yang romantis. Orangnya yang kadang puitis, pemberani, dan yang paling wownya lagi dia jadi incaran banyak siswa perempuan disini karena selalu nampak cool.

"Boleh gue gabung dengan kalian?" Tanya Brayen sambil membawa semangkuk berisi bakso yang masih panas

Elisa hanya menganggukkan kepalanya saja, karena ia belum mengenal Brayen, yang ia tahu ini cowok yang ngefollow Dia diinstagram. Brayen memilih duduk disebelah Elisa dan memandangi Elisa yang sedang makan. Sebenarnya Elisa agak risih sih, karena banyak yang melihat Brayen yang duduk disebelah Elisa. Dan mereka menjadi tontonan siswa lain tak terkecuali Chelsea, terlihat dari wajah Chelsea seperti kurang enak melihat pemandangan itu. Brayen lalu memperkenalkan diri kepada mereka berdua.

"Boleh kenalan?" Tanya Brayen sambil mengulurkan tangan

"Lagi gak pengen kenalan." Jawab Elisa dengan spontan hingga membuat Chelsea agak bingung dan sedikit kaget.

"Ohyasudah gue kenalan sama teman lo aja." Mengulurkan tangan kepada Chelsea

Brayen pun berkenalan dengan Chelsea saja. Mungkin karena merasa agak malu Brayen lalu meninggalkan mereka.

"Gue pergi dulu ya, Eh Chelsea kasih teman lo jangan jutek sama gue nanti sayang loh haha." Ledek Brayen

Chelsea hanya tertawa saja mendengar ucapan dari Brayen. Tapi Elisa tak menghiraukan Brayen ia masih asik saja makan semangkuk sup panasnya itu.

Setelah makan Elisa dan Chelsea pun masuk kekelas. Karena 5 menit lagi akan bunyi bel pulang sekolah, setelah istirahat tidak masuk kelas lagi karena mos baru akan dimulai besok pagi. Ia menunggu bel berbunyi sambil bercerita dengan Chelsea. Ia rasa Chelsea adalah teman yang cukup baik baginya karena selalu menemani Elisa dan selalu mendengar cerita Elisa.

Kriiiingggg .. kriiiingg .. kriiingggg

Akhirnya bel tanda pulang sekolah berbunyi, Elisa membereskan barangnya dan beranjak keluar. Namun, pada saat keluar Elisa dihandang oleh Jeeri.

"Ikut pulang bareng gue mau gak?" Tanya Jeeri sambil mengeluarkan kunci mobil.

"Gak Jer makasih ya, gue dijemput sama sopir pribadi gue. Lain kali aja ya." Jawab Elisa meninggalkan Jeeri.
    
Lalu Elisa dihampiri oleh Kak Erick

"Pulang sama siapa de?" Tanya Kak Erick kepada Elisa.

"Dijemput kak sama Pak Yugo, tadi udah Elisa kabarin kok.

"Ohyasudah langsung pulang ya, jangan singgah kemana-mana awas!. Kakak masih mau kekafe depan sama Steven Dan Rio.

"Iyah kak, jangan malem pulangnya kak!

"Iya adek bawelllllll." Brayen menggoda adiknya itu sembari menarik hidung Elisa.

Elisa pun dijemput Pak Yugo.

Bersambung ...

Cinta Dan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang