“Sok memasehati orang lain, sendirinya kalau makan ditempat jorok begitu. Memangnya enak lagi sakit?” gerutuku panjang lebar. Kali ini gantian aku yang menjenguk Daniel di rumah sakit. Penyakitnya juga sama denganku. Typus.
“Ini bukan karena jajan sembarangan tau! Aku kecapekan tiap malam begadang. Kadang-kadang malah tidak bisa tidur. Mikirin kamu sih. Makannya aku jadi sakit begini,” Daniel membela dirinya mati-matian.
“Siapa suruh begadang! Ada ajah pembelaanmu itu, malah bawa-bawa namaku segala.” ledekku. Aku tahu Daniel pasti sedang bercanda ketika mengatakan dia memikirkan aku terus.
Tanpa disuruh aku mencomot beberapa anggur merah di meja. Kucelupkan dulu kedalam gelas minuman Daniel, baru kumakan. Hmm.. Enaknya punya banyak penggemar. Banyak betul yang setor buah-buahan.
“Kamu ingin aku mati, gara-gara air kobokan tanganmu itu ya, Je? Malas betul sih jadi cewek. Ambil mangkok sana, rendam anggurnya pakai air meneral. Jangan minumanku dong.” protes Daniel.
“Sudah, orang sakit dilarang protes. Sudah dibantuin malah ngomel. Cerewet amat jadi cowok!”
Daniel jadi terdiam mendengar suaraku yang lebih galak dari biasanya. Kembali kulanjutkan membersihkan anggur dari gelas minumannya.
“Jeong! Sudah ah, jorok!” perintahnya, sambil menarik tanganku dari gelas.
Kejadian itu sangat tidak terduga. Tiba-tiba saja aku merasa seluruh tulangku luluh lantak. Padahal Daniel hanya menarik pergelangan tanganku. Tetapi dia juga tidak melepaskannya.
“Aku sayang kamu, Jeong,” katanya datar. Dia tidak memandang mukaku, tetapi menatap tanganku yang masih terkulai di dadanya.
Serasa ada bom yang meletus di ruangan ini. Jantunhku berdegub kencang sekali. Kulirik Daniel sembunyi-sembunyi. Ternyata dia juga tengah menatapku. Buru-buru kutarik tanganku yang terasa bergetar.
“Jangan main-main, Nil. Aku dari dulu juga sayang sama kamu kok, kan kita temenan sudah lama.”
“Ini lain, aku bukan hanya ingin jadi temenmu. Aku juga ingin jadi pacarmu, Jeong.”
Inikah si Daniel yang terkenal di kalangan cewek-cewek itu? Kenapa ucapannya sangat memelas. Dan apa tidak salah pendengaranku kali ini? Tiba-tiba, mengatakan ingin jadi pacarku?! Tak ada kesan romantis sama sekali.
“Kamu pasti salah minum obat, Niel. Aku kan sudah bilang dulu, tak sudi kalau diberi ½ Cinta, apalagi sama kamu yang mudah jatuh cinta. Sorii deh..”
Daniel pikir akan semudah itu mengiyakan keinginannya. Meskipun aku jatuh cinta setengah mati padanya. Jangan harap ia bisa seenaknya mempermainkan perasaanku. Lantas kalau nanti dia naksir cewek yang lebih cantik? Apa aku tidak akan makan hati nantinya? Terus pertemanan kami yang sudah bertahun-tahun ini akan hancur tak tersisa. Aku tidak mau itu.
“Siapa bilang aku memberi cinta setengah-setengah? Itu kan asumsi kamu, Jeong!”
“Buktinya pacar kamu segudang. Kayaknya lebih dari sepuluh orang. Lalu kamu mau jadikan aku orang ke sebelas yang takluk begitu? Enak saja!”
“Memang benar kata Minghyun, kamu tidak pernah peka dengan apapun di sekelilingmu,” keluh Daniel sambil membetulkan posisi tidurnya. Perkataannya membuatku menjadi bingung. Apa hubungannya dengan Minghyun?
“Kau dan Minghyun bersekutu?” tembakku cepat sebelum Daniel mengalihkan pembicaraan.
“Minghyun yang mengingatkanku kalau semua usahaku akan sia-sia belaka.”
“Kamu ini bicara apa sih, Niel?”
“Selama ini aku berusaha menarik perhatianmu dengan memacari berbagai cewek. Aku berharap dengan menceritakannya kamu akan cemburu. Nyatanya aku salah. Mungkin benar seperti katamu kalau kamu memang hanya ingin berteman denganku dan tidak pernah mau jadi pacarku.”
“Eh... Stop! Stop..! Yang bilang tidak mau siapa?”
“Loh? Jadi kamu? ..... Jeong?” tanyanya tak percaya, dan akupun mengangguk.
“Benar?” Daniel memastikan lagi, dan aku mengangguk untuk kedua kalinya.
“Percayalah, aku akan memberikan cintaku selenuh-sepenuhnya buat kamu. Kamu harus percaya itu.” papar Daniel meyakinkanku.
“Kalau tidak?” tantangku dengan muka seperti bunglon karena pasti sudah berubah warna. Ada ratusan rasa bahagia yang berebut memenuhi rongga hatiku saat ini.
“Kalau tidak... Ya.., mungkin aku akan cari orang lain yang bisa kukibulin.”
Daniel menyudahi perkataannya dengan menjerit karena pinggangnya kucubit keras-keras. Terpaksa aku pura-pura makan anggur lagi karena salah seorang suster tiba-tiba membuka pintu untuk mengetahui keadaan Daniel.
****
TAMAT
***
Haii..
Terima kasih sudah mampir
Semoga suka
Walaupun banyak kekurangan.
Harap maklum 😂Trimakasih juga buat yg kasih 🌟
Semoga sehat selalu..
🤗Ditunggu Cerpen tentang GODCOUPLE selanjutnyaa
🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗
😘
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️All About ❤ Godcouple ✔
Short Story[COMPLETED] Kumpulan Cerpen tentang God Couple.. Yang ngeshipin mereka merapattt.. Mari kita ber halu ria.. 😆😆😆😆😆😆😆😆 Update : Setiap Minggu. Semoga tidak ada halangan, amin. Date 12/12/2018