Hmmm pagi ini sejuk sekali harumnya mawar hasil tanaman pak heri membuat pagi semakin cerah.
"Rin." aku menoleh kebelakang.
"Eh ada apa ngga?" Dia adalah Rangga teman sekelasku yang sering kumintai contekan saat ulangan."Mau kemana?" Tanya Rangga.
"Ke paris mau beli jahe."jawabku
Aku berusaha mengejar Rangga yang berlari begitu cepat."Sakit taukk awas lo yaa."
"Gilak lo jauh jauh ke paris cuma mau beli jahe." Rangga menjewer telingaku dan itu rasanya sakit.
"Sakit taukk awas lo yaaa."
Aku berusaha mengejar Rangga yang berlari begitu cepat ia tertawa seolah mengejekku.Brukkk oh tidak!
Sepertinya aku menabrak seseorang
Lebih tepatnya senior!"Eh lo punya mata nggak!" Kata senior itu kasar.Aku hanya menunduk tak berani menatap senior itu.
"Ya ampun kamera gue!"
Senior itu mengambil sebuah kamera yang lensanya pecah."Ma..maaf kak gue nggak sengaja."
Aku sangat takut.
"Nggak! Pokoknya lo harus ganti rugi!" Kata senior itu mengancam."Raja." panggil seorang cewek dari jauh.
Jadi senior itu Raja cowok paling famous disekolah.
"Ada apa?" Jawab Raja.
"Gue nyari lo dari tadi ya ampun kamera gue pokoknya gue gak mau tau lo harus ganti rugi kalo nggak gue gak bakalan kasi contekan ke elo!"
Kakak itu marah.
"Syila syila jangan gitu dong."
Kata Raja dengan wajah ketakutan dan wajahnya sangat lucu hehe."Napa lu cengar cengir?!" Aku kaget.
"Ehh ehmm gapapa kok" jawabku.
Tiba tiba Raja menarik tanganku kearah tempat parkir mobil
"Kak...karin mau dibawa kemana?"
Tanya Rangga."Diem lu" Raja mendorong Rangga hingga terjatuh kelantai.
Raja terus menarik tanganku kearah sebuah mobil hitam yang mewah."Masuk!" Perintah Raja kasar.
"Gak! Gue ga mau lo mau apa?"
Aku mencoba melepaskan cengkraman Raja yg begitu kuat.
Raja mendorongku kedalam.
Ia membuka pintu mobilnya dan menyalakan mesin."Temenin gue nyari kamera" kata Raja.
"Kok gue?" Ku tanya.
"Kan elo yg nabrak gue tadi. So.. lo harus ganti rugi!"
"Hah? Lo ngajak gue bolos! Tapi gue masih mau sekolah nanti kalo guru masuk kekelas ntar gue dibuat alpa...kalo ada tugas ntar gue ga dapat nilai...oh iya nanti kan les fisika ada tugas ini terahir ngumpul
Mati gue! Ntar nilai gue rendah deh...gimana nihh..." aku panik."Brisik bisa diem gak!" Bentak Raja.Kasar sekali aku tidak suka itu!
Aku diam.
Raja memarkirkan mobilnya didepan sebuah toko.
"Ayo" aku dan Raja turun dari mobil.Raja membuka kenop pintu toko."Gilak pintunya rusak! Toko macam apa ini! Sial!" Raja mengeluh.
"Begok!" Aku menunjuk tulisan yg terpapar dipintu kaca itu.
"Dorong" baca Raja.
"Perlu gue ajarin baca?" Sindir ku merasa senang.
"Diem lu.Asal lo tau ya nilai b.indonesia gue 95 dan lo masih bangga! Lo tuh masih junior jadi jangan belagu jadi orang!" Raja membantah.
"Mata guru lu juling kaliii atau dia tulii makanya ga bisa denger lu baca!" Aku masuk tanpa memikirkan Raja.Sementara Raja Menatapku dengan kesal.
Angin bertiup kencang awan mulai menghitam dan matahari tak nampak.
"Sebentar lagi turun hujan ayo balik."
"Iya" jawabku.
Benar saja tak jauh dari toko hujan sudah mulai turun dengan deras.Petir menyambar mencekam suasana.Saat itu sangat dingin.
Tiba tiba mobil terhenti dijalan yang sangat sepi.
"Kenapa berenti?" Kutanya."Mogok" jawab Raja singkat.
Aku membelalakkan mata tak percaya dengan situasi buruk ini.Raja turun dari mobil dan memeriksa mesin.Aku hanya melihatnya dari kaca depan.Ia kembali ke mobil dan mengambil telponnya.
"Eh bro tolongin gue dong mobil gue mogok dijalan teratai nomor 8 tolong panggilkan montir cepetan ya." Selesai menutup telpon Raja masuk ke mobil.
"Ayo jalan." ajak Raja
"Apaaa? Jalan? Malas gih!"
"Tersera lu."Raja berjalan menjauh aku membuka pintu mobil dan berusaha mengikuti langkah Raja yg cepat.
"Raja tunggu." kataku sambil berlari.
"Arrggghh." rasanya sekali aku terjatuh terpeleset karena jalanan licin.Raja berlari kearahku.
"Napa lo?" Aku diam aku hanya mengerang kesakitan.
"Lo gapapa kan?" Tanya Raja.
"Ehmm gapapa kok lo duluan aja."
"Trus lo gimana." aku mencoba tersenyum walaupun hanya terpaksa aku tidak ingin menangis didepan senior payah itu.
"Tenang aja ntar juga baikan kok."
Padahal dalam hatiku aku sedang panik bagaimana nasibku nanti.
Raja bereaksi aneh didepanku ia jongkok.
"Ayo naik." ajaknya.
Aku tersentak benar benar kagum dengan tawarannya itu.Raja? Mau nolongin gue? Kok tumben? Kesambet apa nih senior payah? Haha tapi keren juga sih
Batinku."Uda ayo." ajaknya lagi.
"Hah serius lo?"
"Uda ayo bawel banget sih"
"Eh iya" aku naik
kepunggungnya.Ya ampun gue jadi baper hehe
Ternyata walaupun dia kasar dia juga perhatian."Makasih ya bang Raja." kataku sambil tersenyum.
"Tumben lo manggil gue bang Raja." Ternyata dia masih menjengkelkan.
"Ya terserah gue lahh."
"Udah udah gausah marah ntar gue jatohin lo."
"Jahat banget sihhh."
"Makanya jangan bawel."
"Iya."
Suasana saat itu adalah romantis rasanya aku ingin terbang memberitahukan kepada bumi bahwa dia adalah Raja senior payah yang membuat aku bahagia.
Author pov
Keeseokan harinya...
Sepanjang koridor menuju kelas karina terlihat seperti orang tidak waras.Setiap jalan yg ia lewati setiap lorong yang ia lewati ia melewatinya dengan senyuman.memang iya sih senyuman itu ibadah tapi kalo keseringan ntar dikira gak waras atau karina jatuh cinta.Karina tersenyum membayangkan kejadian semalam.
Tiba tibaa...BrukkkkKarina pov
Ya ampun aku menabrak orang lagi.
Aku mendongakkan kepala keatas.
Ya ampun Raja! Jantungku berdegup kencang aku mencoba bersikap netral meski itu rasanya sulit.Aku memukul rok ku berusaha untuk membersihkan debu."Lo hobi banget sih nabrak orang."
"Ehmm maaf ga sengaja" jawabku.
Raja mengangkat dagunya sedikit keatas dengan lagak sombong.
Ia melewatiku tanpa senyum tanpa basa basi.Dasar Cuekkk! Ocehku dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunset
Teen FictionKarena senja tak pernah ingkar janji Ia akan kembali meskipun telah pergi