7.Dari Masa Lalu

10 3 0
                                    

Bel pulang sudah berbunyi sejak 30 menit yang lalu.Karina masih setia menunggu Raja dihalte.Sebenarnya Tadi Melya sudah menawari Karina untuk ikut bersamanya,namun Karina menolak,ia takut jika nanti Raja marah padanya.

"Lama ya?" Suara bariton membuyarkan lamunan Karina.
Karina menoleh ke sumber suara.

"Iya." Jawab Karina datar.

"Ngambek?" Tanya seseorang yang ternyata adalah Raja.

"Gak." Karina memutar bola matanya jengah.

"Yakin?" Raja tersenyum.

"Ya." Jawab Karina datar.

"Serius?"

"Terserah!" Karina melipat kedua tangannya didada.

"Ayo naik." Kata Raja sambil melirik kebelakang.

Karina mengangguk dan langsung naik.Detik kemudian motor spot hitam milik Raja melaju membelah jalanan.

Setelah 20 menit berlalu akhirnya Raja dan Karina sampai ditempat tujuan.Karina turun dari motor dan memandang tempat itu.Matanya membulat,mulutnya melongo.

"Bagus banget tempatnyaaa."
Karina berteriak histeris sambil berlari kearah taman bunga tulip.

Raja tersenyum sambil berjalan mengikuti Karina.

"Lo suka?"

"Suka banget!" Jawab Karina antusias.Raja tersenyum manis.

"Ayo ikut gue." Raja menarik tangan Karina ke sebuah pohon.

"Ngapain?"

"Liat aja ke atas." Jawab Raja datar.

"Rumah pohon,wahhh."
Karina seperti anak kecil yang mendapat hadiah mainan baru.

"Ayo naik." Karina mengangguk.

Kini Karina tengah berdiri didepan jendela menikmati hembusan angin yang lembut.Matanya tampak teduh melihat hamparan bunga tulip dandelion dan gardenia diluar sana.
Ia tersenyum hangat seakan semua bebannya sirna.

Raja masih berkutat dengan ponselnya,matanya terlihat fokus saat bermain game Free Fire.Hari ini Ilham mengajaknya untuk mabar (main bareng).

Karina mengedarkan pandangannya keruangan bernuansa klasik.
Pandangannya berhenti pada sebuah sepeda ontel dengan keranjang didepannya.Karina mengulum senyum,sepeda itu mengingatkannya akan masa kecilnya dulu.

Flashback on

Kringgg Kringgg kringgg

Suara bel sepeda terdengar nyaring ditelinga Karina kecil.Saat itu ia masih sekolah dasar kelas lima.
Ia sedang berkumpul didepan kelasnya bersama teman-temannya.

Karina menoleh,disana seorang anak laki-laki kecil tengah tersenyum manis kepadanya.Karina memutar bola matanya malas.

"Lala!" Panggil anak laki-laki itu.

Karina diam dan menatap datar anak laki-laki itu.

"Ayo naik." Ajak anak laki-laki itu.

"Cieeeeeeee." Semua temannya mengejek Karina.

"Gak mau!" Tolak Karina ketus.

Namun anak laki-laki itu masih tersenyum manis padanya.Karina hanya menatap anak itu sebal.

Flashback off

Karina tersenyum kecil saat membayangkan masa kecil nya itu.
Ia rindu anak laki-laki itu,yang tak pernah berhenti untuk mengusik ketentraman Karina.

"Tempat ini memang mengingatkan kita akan kenangan." Ucap Raja.

Karina membulatkan matanya,ia tidak percaya dengan apa yang Raja katakan.

"Gausah kaget,gue tau lo mikirin kenangan masa lalu lo."

"Kok lo bisa tau?"

"Senyuman lo itu tulus,siapapun bisa nebak kalo itu lagi menghayalkan kenangan lo.Disini tempat yang cocok buat lo.Lo bisa sepuasnya mengingat masa lalu lo.
Lalu pejamkan mata lo,dan buka pintu imajinasi,disana lo bebas mewarnai masa depan lo."
Raja tersenyum.

Karina memejamkan matanya perlahan.Ia mulai membuat imajinasinya sendiri.

'Gue cuma pengen ketemu sama lo anak ponpes!'
Batinnya.

Seketika air mata menetes membasahi pipi Karina.Ia menangis sesenggukan,isakan tangisnya terdengar mengiris hati.Menyedihkan sekali seakan ingin memberitahu jika ia terluka sangat terluka.

Raja hanya tersenyum.Kini ia membiarkan Karina bermain dengan imajinasinya,ia yakin dengan imajinasi Karina bisa bahagia meski hanya ekspektasi.

'Semoga lo inget masa lalu lo Rin"
Batin Raja.

Karina membuka matanya,hidungnya memerah.Kini ia mengedarkan pandangannya pada Raja yang sedang membuka sebuah album.

Perlahan ia berjalan kearah Raja.
Ia menatap poto-poto yang ada di album itu.Seorang pria dewasa bersama seorang wanita tengah tersenyum manis.Ia menatap wajah Raja yang sendu.

"Itu siapa?" Tanya Karina.

"Bokap dan nyokap gue."

"Kok gue ga pernah liat?"

"Mereka udah gak ada sejak gue kecil." Raja terlihat sedih.

"Maaf bukan maksud gue_"

"Lo ga perlu minta maaf." Raja menutup album itu.

"Seharusnya gue yang minta maaf ke  elo." Sambung Raja.

Karina menautkan alisnya bingung.

"Maksud lo?" Tanya Karina.

"Lupain." Jawab Raja datar.

"Eh lo hobi banget ya buat orang penasaran!"

"Terserah gue dong." Raja menyeringai.

"Ihhhhhh." Karina memukul-mukul pundak Raja.

Sementara Raja hanya tertawa garing.Ada sesuatu yang ia sembunyikan.

Detik kemudian tatapan Raja berubah dingin.Ia berlalu turun dari rumah pohon itu.

"Balik yuk." Ajak Raja masih tanpa ekspresi.

"Lala." Bisik Raja pelan tapi masih terdengar jelas ditelinga Karina.

Mata Karina membulat,jantungnya seakan berhenti berdetak.Ia menatap punggung Raja yang semakin menjauh.

"Rivaldo!" Teriak Karina.

Raja menghentikan langkahnya,ia mematung ditempat.Kedua tangannya masih setia berada dikantong celananya.Wajahnya tampak gusar.

"Lo Rivaldo kan!" Teriak Karina saat sudah berdiri disisi Raja.

"Raja! Ayo jawab!"

"Hahahahahaha." Raja tertawa parau.Sementara Karina hanya mengernyitkan dahinya.

"Maksud lo apa sih? Rivaldo siapa? Gue Raja! Raja Andre Bastanta!"
Raja menekan kata terakhirnya.

"Gue yakin lo pasti Rivaldo! Buktinya tadi lo manggil gue Lala,cuma Rivaldo yang manggil gue Lala!"

"Nama lo Karina Masela.Gue ngambil nama Lala dari kalimat terakhir 'Masela' itu inisiatif gue sendiri.Jangan samain gue sama Rivaldo Rivaldo itu!" Tegas Raja.

"Lo mau balik gak?" Tanya Raja dingin.

"T-tapi.."

"Naik." Perintah Raja yang membuat Karina mengurungkan niat nya untuk bertanya.

Motor sport hitam milik Raja melaju kencang membelah jalanan.Ia mengantarkan Karina pulang kerumah,hari itu cuaca masih mendung gerimis turun setetes demi setetes.

Raja dan Karina hanya memilih diam.Tidak ada yang ingin memulai percakapan.Mereka berkutat dengan pikiran mereka masing-masing.



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SunsetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang