4.Perhatian kecil

15 3 0
                                    

Pagi ini seluruh siswa tengah heboh membicarakan soal karina.

"Ah masak iya sih dewa balapan kecelakaan?"

"Kalo ga percaya tanya aja tuh Sasha sama Melya."

Gosip itu terdengar ditelinga Raja saat melintas di koridor.

"Eh Rajaa." panggil anita.
Raja berhenti ia masih berada di posisi siap dengan kedua tangan di saku celana.Anita berdiri disamping Raja.

"Lo udah tau belum kalo_"

"Udah!" Jawab Raja singkat
Sambil berlalu.Sementara anita hanya berteriak tidak jelas dibelakang.

"Sekarang kumpul tugas yang ibu perintah kan semalam."
Suara bu Dita menggema di ruang kelas yang seperti tidak ada penghuni nya itu.Semua siswa bingung.Mereka kalang kabut.

"Ya ampun buku gue udah jadi bungkus gorengan dikantin" keluh Risky sambil membuka buka tas yang tidak ada isinya.

"Ya ampun buku gue udah gue jual buat bayar mie ayam semalam." keluh Rafa sambil membuka tasnya lebar dan mengguncangnya hingga semua bukunya berjatuhan.

"Buku gue udah gue bakar."Semua orang diam.
Ucapan Raja barusan membuat kelas hening.

"Kenapa?" Tanya Alya.
Raja mengambil pulpen dan menulis sebuah tulisan.

"FISIKA" Raja mengambil pulpen dan mencoret coret kata itu.
Semua siswa meneguk lidahnya serentak.

"Rajaaa lo ngundang mati!!!"
Bisik Adit dari deretan kursi dibelakang Raja.

"Gue ngga suka Fisika.Ribet!"
Umpat Raja.

Kelas hening.Ucapan raja benar-benar membuat seisi kelas terkejut dan terheran-heran (asssekkk).

Mata tajam Bu Dita menangkap pergerakan Raja.Wajahnya berubah dua kali lebih garang.
Wajahnya merah padam.

"Keluar." Perintah Bu Dita datar namun tegas.

Raja bangkit dari posisi duduknya.Tanpa basa-basi yang sudah basi ia dengan senang hati menghampiri sang pintu yang menjadi jalur keluar dari kelas terlaknat itu.

Dari dulu Raja memang tidak suka Fisika.Karena menurutnya Fisika itu terlalu
rumit.Menghitung uang saja kadang lupa apalagi menghitung jarak bumi ke bulan,diameter bulan,percepatan yang dialami suatu benda yang bahkan bendanya tidak ada.

Ia melangkahkan kakinya menuju kantin.Situasi dikantin saat itu sedang sunyi,karena sekolah sedang dalam proses belajar mengajar.

Ia duduk dimeja paling pojok kantin.Dengan hanya memesan satu ice tea,kini Raja sudah merasa aman dan nyaman.Ia merogoh sakunya dan meraih ponselnya.

"Virgo,pulang sekolah temenin gue ke rumah sakit." Kata Raja tanpa basa basi.

[Mama lo melahirkan? Ya ampun selamat yaaa.eh cowok? Cewek?] Jawab Virgo tanpa jeda.

"Gue mau jenguk Karina." Jawab Raja to the point.

[Eh Karina yang hari itu lo maki-maki kan?]

"Iya." Jawab Raja santai.

[Syukur deh lo sadar.]

Raja berdehem,acuh tak acuh dengan perkataan Virgo.
________

Bel pulang berbunyi,Raja melangkahkan kakinya menuju tempat parkir.Mata nya menangkap sosok Virgo yang sudah anteng berdiri dengan menyenderkan punggungnya ke kaca mobil Raja.

"Serasa mobil sendiri yahh." Cibir Raja.

"Hehee sory." Virgo menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Yaudah ayok." Ajak Raja.

Mobil spot hitam itupun melaju membelah jalanan ibu kota.
Sekitar 20 menit Raja meminggirkan mobilnya di halaman rumah sakit.Ia melepas sabuknya dan turun dari mobil.
Sementara Virgo hanya mengekori dari belakang.

Raja masuk ke rumah sakit,ia berjalan menuju resepsionis.
Setelah itu ia pergi menuju kamar mawar no.3

Tuk tuk tuk

Seseorang membuka pintu.
Dia adalah ayah Karina~Eri.
Matanya sembab namun masih terukir senyum tipis diwajah sendu nya itu.

"Nak ini siapa?" Tanya Eri.

"Saya Raja pak.Kakak kelasnya Karina.Boleh masuk?"

"Oh iya silahkan."

Pintu terbuka memperlihatkan Karina dengan semua alat-alat medis yang terpasang ditubuhnya.

"Saya turut prihatin atas kondisi Karina ya pak.Semoga Karina cepat sembuh." Ucap Raja sambil duduk disamping ranjang Karina.

"Saya bahkan tidak yakin."

"Maksud bapak?" Raja menaikkan alisnya.

"Karina pasti sembuh pak.Dia sedang berjuang melawan sakitnya.Seharusnya bapak tidak menyerah,karena jika Karina tau dia pasti sangat sedih.Bapak harus kuat,semangat,Karina pasti sembuh kok.Saya yakin."
Ucap Raja mantap.

Eri tersenyum cerah,ia menepuk pundak Raja.

"Terimakasih." Raja mengangguk.

"Saya akan sangat senang jika nak Raja mau menjaga Karina.
Kalian satu sekolahkan,"
Ucap Eri penuh harap.

"Saya janji." Raja tersenyum.

Setelah berbincang bincang dengan Eri,Raja dan Virgo pun pamit pulang.Sebelum pulang Raja meletakkan setangkai gardenia putih diatas nakas dekat ranjang Karina berbaring.
Raja mengulum senyum dan berlalu meninggalkan ruangan itu.



SunsetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang