(2) Hari Sial

9 3 5
                                    

Sandra merasa gerah sendiri. Ia yang paling tidak tenang selama pelajaran pak Budi berlangsung. Ini semua gara gara teman kelasnya itu yang sangat nakal. Siapa lagi kalau bukan Tian. Gara gara ulahnya, Sandra harus mendapatkan hukuman oleh pak Bartha keliling lapangan sebanyak 15 putaran. Gila. Yahh sangat gila, Sandra saja heran sendiri.

Tangannya sedari tadi tak henti menjadikan buku tulisnya sebagai kipas. Bajunya masih lembab karena keringat. Ia kepanasan bak di neraka.

Padahal di kelas ada kipas angin yang selalu menyala. Mungkin karena kelas yang lagi padat membuat udara sejuk menjadi lebih sedikit bagi Sandra.

Bayangkan saja, bagaimana rasanya memakai baju putih yang sudah terkena keringatmu sendiri. Bahkan sampai baju itu nyaris basah. Bukan nyaris sih, tapi memang sudah basah.

Rasanya pasti sangat tidak nyaman. Apalagi baju itu akan melengket lengket di kulit. Jangan tinggalkan rasa gatal pada tubuh, karena Sandra paling tidak bisa sama yang namanya keringatan. Ia paling tidak nyaman memakai baju yang terkena keringat lama lama. Badannya pasti akan merah merah.

"Mell, lo bawa baju dua ga? Atau baju apa gitu?" Sandra terlihat sangat tidak nyaman di tempatnya itu

"Duhh, sorry banget,San. Tapi gue ga punya. Lo tanya sama anak yang lain aja deh"

Sandra menggigit bibir bawahnya

"Kalau pak Budi marah marah sama gue gimana"

"Lo tinggal bilang aja mau minjam baju"

Sandra menatap teman temannya lalu menatap pak Budi yang sedang sibuk menatap laptopnya. Sandra berdiri dari bangkunya lalu melihat ke arah Melly yang juga menatapnya.

"Mm... A.. Ada yang punya baju putih dua ga? Atau baju olahraga gitu?"

Sontak seisi kelas menatap ke arah Sandra termasuk pak Budi. Sandra yang menjadi pusat perhatian jadi salah tingkah.

"Gu-gue cuma mau pinjam baju, baju gue ke-kena keringat. Gue ga nyaman pakai baju ini"

Hening. Tidak ada satupun yang menjawab ucapannya. Sandra seperti orang tolol di pandang seperti itu bahkan tidak di jawab pula. Sandra malu, lalu menatap Melly yang hanya mengangkat kedua bahunya sebagai jawaban.

Sandra kesal dengan teman temannya. Harga dirinya jatuh karena ia di hiraukan begitu. Baru saja ia hendak mendaratkan bokongnya di bangku namun suara seseorang menyahuti pertanyaanya.

"Gue punya"

Seisi kelas menatap sumber suara tersebut. Asalnya dari bangku paling belakang. Sandra membalikkan kepalanya dan benar saja dugaanya.

"Wiiihhhh... Ada tontonan gratis nih.."

"Duhh ada yang bentar lagi baper karena dipinjamin baju. Acieciee..."

"Buruan kasih bajunya, bro.. Sandra ga bakal nolok pasti"

"Duhh, kalau gue jadi Sandra udah gue terima langsung aja bajunya. Biarpun dia badboy tapi masyaallah gantengnya ga ketulangan"

"Aaaaaa... So sweet banget sih"

"Apaan sih lo,na. Alay banget cowok kek dia aja lo bilang ganteng"

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang