Sandra bergumam tidak jelas ketika ia merasa ada yang bergerak gerak di kakinya. Ntah makhluk apa yang tega mengganggu tidur nyenyaknya ini. Ia sangat yakin siapa yang melakukan semua ini.
"Woyy, bangun bangun"
"Udah pagi ellah. Telat tau rasa"
"Bunda udah teriak teriak dari tadi, dasar kebo"
Sandra menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya dan tak lupa menutupi wajahnya dengan guling. Ia pikir mahkluk astral itu sudah pergi lantaran ia tidak merasakan sesuatu mengelitiki kakinya.
Namun ternyata ia salah, bukan Bara namanya kalau membangunkan adiknya saja tidak becus. Ia tidak akan membiarkan mangsanya terlelap kembali. Bara menarik selimut dan juga guling yang menutupi wajah Sandra secara tiba tiba. Lalu berteriak di telinga Sandra
"WOOOYY SANDRA A.K.A DATAR DEPAN BELAKANG BANGUN. ABANG SIRAM PAKE AIR NIH LAMA LAMA PALA LO"
Refleks tangannya langsung melayang dan menjenggut rambut Bara hingga ia jungkir balik
"Ga usah teriak di telinga gue. Nanti gue budek lo mau telinga lo gue ambil, hah."
Bara mengelus kepalanya yang di jenggut oleh adik tersayangnya itu. Lalu memasang wajah sok imut yang menurut Sandra terlewat menjijikkan.
Sandra hendak menjatuhkan kembali tubuhnya di kasur empuk itu, namun tiba tiba Bara menarik bantalnya. Alhasil kepala Sandra terpantul naik. Dan Bara segera lari keluar kamar sebelum mendapat amukan sang adik.
"BARAAAA!! GA BISA APA SEHARI AJA GA NYEBELIN!! PALA GUE SAKIITT OYY!! KALO SAMPAI PALA GUE KENAPA NAPA, GUE AMPUTASI TANGAN LO!!"
Teriakannya menggelegar di penjuru kamarnya. Bahkan bundanya sampai geleng geleng kepala melihat tingkah anak pertamanya itu. Menurut Bara menjahili adiknya adalah hal yang paling menyenangkan.
***
"Pake sepatu aja lamanya kayak nunggu doi peka" omel Bara
"Diam aja lo monyet, berisik. Itu suara fales abang ganggu banget"
"Ellahh.. Makanya buruan punya pacar biar abang ngga harus bangun pagi antarin lo"
"Ooohhh, jadi selama ini abang ngga ikhlas ngantarin Sandra, iya gitu.. Sandra laporin bundaa.."teriaknya
"Main lapor aja kek anak kecil. Buruan dehh, abang ngantuk ini mau bobo ganteng lagi"
"Ih ngeselin banget sih, kalo ga ikhlas nganterin bilang.. Biar Sandra minta antarin sama bunda" kesal Sandra
Suaranya yang cukup melengking itu membuat bundanya keluar untuk melerai kakak beradik itu. Kini Sandra tampak melipat kedua tangannya di depan dada dengan dahi yang mengkerut.
"Kalian berdua kenapa ini, ribut sekali. Ngga malu apa di dengar tetangga pagi pagi sudah bertengkar gini" lerai bunda
"Masa bang Bara ngga ikhlas banget nganterin Sandra ke sekolah, bunda. Di suruh cepat cepat punya pacar lagi katanya biar ga ngerepotin. Jadi selama ini Sandra ngerepotin buat bang Bara, marahin aja bunda!!" adu Sandra
Matilah sudah Bara ia sangat yakin bahwa bundanya akan menceramahinya panjang kali lebar. Bundanya berkacak pinggang lalu berjalan ke arah Bara yang duduk di atas motor lalu menjewernya.
"Duhh,, sakit bundaa, ampuuunn Bara ngga ngulangi lagi dehh, ampuun" Bara memegangi telingganya yang memerah itu
"Kamu ini ga boleh ngomong gitu sama adik kamu sendiri Jangan suka jahilin adik kamu terus dong ntar adik kamu depresi"

KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Teen FictionArka menghentikan kegiatannya dengan wanita di depannya. Ia merasa ada yang mempotret kegiatannya tidak jauh dari jaraknya berdiri. Sandra kaget ketika Arka melihatnya. Buru buru ia membalikkan badannya, namun gagal karena Arka berhasil mencekal len...