Part 5

2.8K 380 29
                                    

Jaehyun memandang sekeliling meja makan saat ia baru saja duduk. Eomma dan appa sudah memulai ritual makan malam mereka, tetapi Jaehyun merasa ada yang kurang. Seseorang tak ada di situ bersama mereka.

“Taeyong di mana?”  untungnya tanpa Jaehyun bertanya pun appa sudah bertanya lebih dulu.

“Dia di kamarnya.” Jawab Eomma.

“Oh, tidak ikut makan?”

“Katanya dia sudah makan bersama teman-temannya tadi selesai kegiatan klub. Dia bilang mau langsung tidur, mungkin dia lelah, yeobo.”

“Ah, kalau begitu biarkan saja.”

Walaupun tampak tak acuh, Jaehyun mendengarkan percakapan itu baik-baik.

.
.
.

Keesokan paginya lagi-lagi Jaehyun tak menemukan Taeyong di meja makan saat sarapan.

“Kemana jagoan appa yang satu lagi?” tanya appa begitu duduk dan hanya mendapati Jaehyun di meja makan.

“Dia sudah berangkat duluan, yeobo.” Lagi-lagi eomma yang menjawab.

“Kenapa? Biasanya tidak sepagi ini.”

“Latihan pagi katanya, perlombaannya tinggal seminggu lagi ‘kan?”

“Benar juga.”

“Tapi dia belum sarapan kalau begitu.”

“Tenang saja, sudah kubuatkan bekal untuknya.”

“Baguslah, kau memang ibu yang baik. Aku senang kau memperhatikan Taeyong seperti anak sendiri.”

“Tentu saja, Taeyong juga anak kita.”

Jaehyun berjengit mendengar pernyataan eommanya barusan. Sejak kapan eommanya begitu menerima kehadiran Taeyong. Bukannya eommanya dan ia sama saja, sama-sama tidak menyukai kehadiran Taeyong di rumah ini? Tiba-tiba saja mood Jaehyun memburuk.

“Eomma, aku sudah selesai, aku berangkat.”

“Eoh? Tapi kau belum menghabiskan rotimu, Jaehyunnie.”

“Tidak apa-apa, aku buru-buru.”

“Kenapa sih dia?” tanya eomma pada appa melihat perubahan sikap Jaehyun yang tiba-tiba. Appa hanya mengangkat bahunya tanda tak mengerti.

.
.
.

“Taeyong mau ke kan- waaah, kau bawa bekal? Lucu sekali bekalnya!” seru Ten begitu melihat Taeyong membuka kotak bekalnya.

“Ya, buatan eommaku loh!” jawab Taeyong riang. Taeyong sangat senang pagi ini, ia memang tak menyangka eomma akan membuatkannya bekal. Entah hanya perasaannya atau memang benar eomma menjadi lebih perhatian akhir-akhir ini.

“Aku minta, ya?”

“Boleh, tapi sedikit.”

“Aish, pelit sekali.”

“Ya! ini spesial buatan eommaku!”

“Yasudahlah, kalau begitu temani aku ke kantin, kau makannya di kantin saja.”

“Baiklah.”

Sesampainya di kantin, Ten segera memesan makanannya sementara Taeyong mencari tempat duduk karena walaupun masih pagi, kantin sudah lumayan ramai.

Saat akan bersiap menyantap makanannya, mata Taeyong menangkap sosok Jaehyun yang baru saja memasuki kantin bersama Lucas. Taeyong memandangi Jaehyun dengan mulut terbuka, seolah ingin menyapa tapi kata-kata tidak keluar dari mulutnya. Saat Jaehyun mendekati meja Taeyong pun pandangan Taeyong masih tak lepas dari Jaehyun, sedikit berharap Jaehyun menyadarinya ada di situ dan menyapanya.

Let's Be Brothers!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang