Part 12

3.4K 310 23
                                    

“A-apa? Hyung! Kau ini sebenarnya kenapa?” Tanya Lucas bingung. Jujur saja ia tadi ikut panik melihat Jaehyun yang terburu-buru keluar dan Taeyong yang tampak kesakitan. Tapi apa ini? Kenapa orang yang dikhawatirkannya malah tertawa-tawa tidak jelas begini.

“Jangan bilang kau hanya pura-pura sakit, hyung!” tuduh Lucas tak berperasaan membuat Taeyong mendelik padanya.

“Tidak, ini beneran sakit…” bela Taeyong dengan wajah memelasnya.

Lucas menggaruk-garuk kepalanya heran, “tapi kenapa kau malah berterima kasih padaku?”

Taeyong kembali tertawa demi mendengar pertanyaan polos Lucas. “Aaah, itu… Karena kau mengunciku dan Jaehyun di sini dan karena sakit perut sialan ini, aku bisa melihat wajah khawatir Jaehyun. Aku senang sekali, Lucas.” Dan Taeyong pun tertawa lagi.

Lucas mulai curiga Taeyong telah dirasuki penunggu lapangan indoor ini. “Kau aneh, hyung...”

.
.
.

“Sudah appa bilang, kau tak usah sekolah dulu kan Taeyong? Lihat! Sekarang begini akibatnya…” Taeyong hanya meringis mendengar omelan appa begitu melihatnya pulang dengan dipapah turun dari taksi oleh Jaehyun.

“Kau juga Jaehyun! Bukannya menjaga Taeyong, malah membiarkannya pulang semalam ini.” Jaehyun pun rupanya tak luput dari omelan appa.

Taeyong baru saja ingin mengajukan pembelaan untuk Jaehyun. Bagaimana pun rangkaian kejadian tadi sore bukanlah kesalahan Jaehyun, melainkan ulah Lucas. Tapi ia urungkan niatnya itu saat melihat wajah Jaehyun yang tampak menyesal. Jaehyun tak membantah omelan appanya dan hanya mengucapkan maaf. Sepertinya Jaehyun benar-benar merasa bersalah.

“Maaf appa, aku yang salah, lain kali tak akan kuulangi lagi.”

Taeyong sempat terpesona dan meragukan telinganya mendengar jawaban Jaehyun itu. Benarkah ini Jaehyun?

“Ya sudah, sekarang kalian masuk kamar dan bersihkan diri kalian! Appa tunggu di meja makan. Setelah ini, kita akan menjenguk eomma.”

“Ya...” jawab Jaehyun dan Taeyong bersamaan.

Senyum tak pernah lepas dari wajah Taeyong saat menaiki tangga bersama Jaehyun menuju kamar mereka di lantai dua. Walaupun kecanggungan masih ada di antara mereka, tetapi Taeyong merasa ini pertanda awal yang baik untuk mereka berbaikan.

.
.
.

“Taeyong-ah, Jaehyun-ah, menurut kalian, bagaimana kalau kita membuat pesta kecil penyambutan untuk eomma?”

Taeyong dan Jaehyun yang sampai tadi masih fokus pada roti bakar masing-masing pun mengangkat wajah mereka saat mendengar ide dari appa.

“Yah, sebentar lagi kan eomma kalian diizinkan pulang dari rumah sakit, setidaknya kita harus memberikan ucapan selamat untuk kesembuhannya, bagaimana menurut kalian?”

“Ide bagus appa!” Taeyong lebih dulu memberikan pendapatnya, appa pun beralih pada Jaehyun. Jaehyun yang menyadari appa menunggu pendapatnya hanya mengangguk-angguk setuju. “Kurasa itu bagus, eomma akan menyukainya.”

“Baiklah, sudah diputuskan kita akan membuat pesta makan malam! Kita akan memasak makanan yang enak untuk eomma, jadi kita harus bekerjasama, eoh, kalian mengerti?”

“Ya!” Taeyong menyahut dengan antusias.

“Tapi… siapa di antara kita yang akan memasak?” pertanyaan yang cukup masuk akal itu akhirnya terlontar dari mulut Jaehyun. Sangat masuk akal mengingat mereka sama sekali tak pernah memasak selama eomma dirawat di rumah sakit, hanya membuat roti bakar di pagi hari dan memesan makanan untuk siang dan malamnya.

Let's Be Brothers!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang