Part 11

3.2K 333 21
                                    

"Ck, kemana sih si kingkong itu?” gerutu Jaehyun sembari menyusuri lorong rumah sakit. Sudah hampir 15 menit dan Lucas belum juga kembali. Karena dimintai tolong oleh ibunya Lucas, Jaehyun terpaksa mencarinya.

Jaehyun mengecek handphonenya siapa tahu Lucas sudah membalas pesan yang dikirimnya, tapi ternyata tidak. Jangankan balasan, terkirim saja tidak. Sinyal di sini benar-benar buruk, Jaehyun membatin.

Mengikuti sarannya pada Lucas, Jaehyun pun menuju beranda untuk mencari sinyal, sekalian mencari Lucas tentu saja. Jaehyun hanya bisa berdecak kesal saat menemukan seseorang yang dicarinya malah asyik mengobrol dengan seorang pasien di beranda.

Tapi tunggu, pasien itu… rasanya tak asing bagi Jaehyun. Walau keadaannya sedang duduk di kursi roda dengan posisi membelakangi Jaehyun, rasa-rasanya Jaehyun masih bisa mengenali sosok itu. Itu kan… “Taeyong?” tanya Jaehyun lirih sehingga tak terdengar oleh kedua orang yang tengah berbincang entah apa itu.

Jaehyun berjalan mendekat dengan perlahan, tak ingin keberadaannya segera diketahui oleh dua orang itu.

“…Asal kau bisa menjaga rahasia ini dari Jaehyun, aku bersedia menjadi hyung atau apapun terserah kau, bagaimana?”

Jaehyun mendengar namanya disebut-sebut oleh Taeyong. ‘Menjaga rahasia dariku? Rahasia apa?’

“Call!” Lawan bicaranya yang tak lain adalah Lucas tampak menyetujui. Apa-apaan ini? Jadi mereka berdua bersekongkol menyembunyikan sesuatu dariku, batin Jaehyun.

“Aku mengerti, hyung. Hanya Jaehyun kan yang tak boleh tahu?” Lucas kembali memastikan. Kali ini Jaehyun sudah tidak bisa menahan dirinya untuk tidak muncul di hadapan keduanya.

“Apa yang aku tak boleh tahu?”

Kemunculan Jaehyun yang tiba-tiba rupanya membuat baik Taeyong maupun Lucas sangat terkejut.

“Jae-Jaehyun-ah…” Taeyong sampai tergagap menyebut namanya. Tangan Taeyong refleks menutupi sisi perut sebelah kanannya, seperti ingin menyembunyikan sesuatu dari Jaehyun.

Sayangnya itu tindakan bodoh karena hanya sekilas melihat, Jaehyun langsung mengetahui apa yang mereka coba rahasiakan darinya. Ayolah, Jaehyun tidak bodoh. Dari keanehan-keanahen tentang Taeyong beberapa hari ini dan keberadaannya di rumah sakit saat ini, Jaehyun mengambil sebuah kesimpulan yang walau ia belum yakin pasti benar tetapi sangat mungkin benar menurutnya.

Taeyonglah yang mendonorkan ginjalnya untuk eomma.

Taeyong dan Lucas sama-sama berharap Jaehyun tak akan bertanya macam-macam. Hanya kali ini Taeyong benar-benar ingin Jaehyun tidak peduli pada keadaannya, menganggap keberadaannya di rumah sakit saat ini tidak berarti apa-apa. Setidaknya bukan ini saat yang tepat bagi Jaehyun untuk mengetahui segalanya.

Dan harapan Taeyong sepertinya terkabul, Jaehyun hanya menatapnya datar sebelum beralih pada Lucas. “Ibumu mencarimu. Sepertinya dia mau pulang.”

“E-eh? Pulang?” Lucas seperti baru menapak bumi lagi setelah tadi sempat melayang karena tertangkap basah oleh Jaehyun.

Dengan buru-buru Lucas berpamitan pada Taeyong. “Hyung, aku pulang dulu, ya? Dah…” Lucas berjalan lebih dulu, menghindari kontak mata dengan Jaehyun karena ia tak mau mengakui rahasia Taeyong saat itu juga.

Jaehyun pun berbalik mengikuti jejak Lucas. Namun baru beberapa langkah berjalan, Jaehyun berhenti.

“Di mana kamarmu? Aku ingin bicara.” Tanya Jaehyun masih dalam posisi memunggungi Taeyong.

Oh tidak, ini buruk, pikir Taeyong. Seharusnya ia tidak berada di beranda itu dan tetap di kamarnya saja sehingga baik Lucas maupun Jaehyun tak akan menemukannya. Taeyong merutuki kebodohannya sendiri. Sepertinya Tuhan memang tak mengizinkannya berbohong pada Jaehyun.

Let's Be Brothers!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang