-9-

36 9 0
                                    

*Author pov

"Apa yang membuatmu jatuh cinta padaku?" Tanya JaeHyun sambil melempar-lempar batu kerikil ke sungai. JaeHyun dan JiWon memutuskan untuk bersantai sambil menenangkan diri di daerah pegunungan terdekat.

"Tidak ada alasan apapun..."

"Saat aku sedang tertariknya dengan bumi, saat itulah perhatianku tertuju hanya dengan satu orang. Pada awalnya aku ingin bertemu denganmu karena aku menyukaimu. Tapi, semuanya terjadi begitu saja secara kebetulan. JoonYoung... Saat aku tau kau dekat dengannya, tujuanku bukan hanya ingin dekat denganmu, aku ingin melindungimu darinya. Walaupun kau sadar sedang dalam bahaya denganku, berjanjilah padaku untuk terus percaya padaku bahwa semuanya akan baik-baik saja."

"Cepat atau lambat mereka pasti akan menangkap kita berdua. Sudah hampir seminggu JoonYoung atau BlackGuard tidak terlihat di sekitar kita. Kalaupun kau dan aku nantinya tertangkap, aku yakin hukuman mati bukan satu-satunya jalan."

"Walaupun hukuman dari pelanggaran The Law bagian 7 selalu tidak pasti, hukuman yang diberikan akan jauh lebih berat dari sekedar hukuman mati..."

"Apapun yang terjadi, aku tetap mencintaimu. Walaupun belum banyak waktu yang kita habiskan bersama, walaupun aku tidak bisa memelukmu, bahkan menyentuhmu pun tidak. Walaupun kau menyebalkan saat pertama bertemu denganku..." JiWon langsung tersenyum sendiri teringat saat pertama kali JaeHyun datang ke apartemennya.

"Saat itu aku sempat berpikir apa aku sudah menyukai orang yang salah. Aku berusaha untuk tetap berpikir positif kalau kau memiliki temperamen yang tinggi saat baru bangun tidur." JaeHyun tertawa sekilas.

"Lihat saja nanti kalau aku sudah bisa menyentuhmu. Kau beruntung saat ini tidak bisa merasakan sakitnya cubitanku."

"Aku tidak sabar untuk merasakannya." Canda JaeHyun lagi.

"Melemparmu dengan batu tidak termasuk menyentuhmu, bukan?" JiWon meraup segenggam batu kerikil dan sudah bersiap melemparkannya ke JaeHyun.

"Kau boleh coba, dan kita lihat apa ada BlackGuard yang datang kesini."

"Hhmmpphh!" JiWon melemparkan kerikil-kerikil di tangannya kearah sungai lalu membuang muka dari JaeHyun.

"Hahahahaha... Kau lucu sekali. Kalau nanti kau sudah bisa menyentuhmu, kau boleh sepuasnya melemparkan batu kepadaku. Tapi, tepat sebelum kau melakukannya aku akan membuatmu tidak ingin melakukannya."

"Memangnya apa yang akan kau lakukan?"

"Oh? Kenapa kau penasaran? Hahahahhaha..."

"Ehhmm..." Tiba-tiba JiWon kembali serius. Dia tidak bisa begitu saja melupakan kalau dirinya masih dalam bahaya. "Kalau mereka menangkap kita, apa yang akan mereka lakukan kepada kita disana?"

"Kau akan dipenjara di bawah tanah sampai hari dimana kau akan dibawa ke pengadilan. Setelah Tuan Aimster menjatuhi hukuman, kau akan kembali dipenjara disana sampai hari dimana kau harus menjalani hukuman. Tidak berbeda bukan dengan di bumi?"

"Tapi... Rasanya disana jauh lebih menyeramkan..."

"Kami masih banyak membawa tradisi yang sudah ratusan tahun lamanya. Walaupun negeri kami terlihat modern, perbudakan masih terjadi, masih banyak yang mengandalkan ramuan untuk pengobatan bahkan membuat racun, kekuatan-kekuatan yang terlihat seperti kekuatan penyihir masih banyak dari kami yang memilikinya. Semuanya akan tetap seperti itu selagi BlanchLand masih berdiri. Tapi, kau tidak perlu mengkhawatirkan apapun."

"Kalau nanti aku harus mati... Tolong sampaikan pada orangtuaku di Jeonju permintaan maafku." Kata JiWon dengan raut wajah yang sedih.

"Kenapa kau sangat yakin kalau kau akan mati?!" Tanpa sadar JaeHyun meninggikan nada bicaranya kepada JiWon yang membuat JiWon sedikit terkejut. "Apa kau tidak mempercayaiku?? Kalau aku tau kau akan mati, aku bisa saja membunuhmu sejak awal dibanding melihatmu dijadikan persembahan."

Untouchable: The Sin of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang