-14-

112 9 3
                                    

Malam sebelumnya...

*JaeHyun pov

Orang-orang yang hadir di ruang sidang saling berbisik satu sama lain tepat saat Tuan Aimster selesai membacakan hukuman yang dijatuhkan kepadaku. Tuan Aimster, juri, Lord Walden, beserta petinggi lainnya satu-persatu meninggalkan ruang sidang. Beberapa penjaga bersama Vander menghampiriku dan memborgolku lagi kemudian membawaku ke ruangan lain, bukan penjara.

"Apapun itu..." Aku tau aku akan menyesal dengan kata-kata itu. Tapi kalau aku tidak melakukannya, aku tidak tau lagi bagaimana cara menyelamatkannya dan aku akan pergi begitu saja tanpa melakukan apapun untuknya.

Di sisi lain koridor gedung Tuan Aimster muncul dan ikut bersama menuju ke sebuah ruangan disini. Kamar? Lebih tepatnya kamarku saat dulu aku tinggal disini.

"Kenapa tidak membawaku ke penjara?" Tanyaku dengan bingung saat Vander melepaskan borgol di tanganku kemudian bersama penjaga yang lainnya mereka pergi meninggalkanku dengan Tuan Aimster.

"Kau harus meminumnya sebelum kau tidur. Ini bagian dari hukumanmu." Tuan Aimster memberikanku botol kecil berisi ramuan berwarna merah.

"Tunggu sebentar... Kenapa aku harus dikirim ke bumi, ya kalian menyebutnya pengasingan, dengan kondisi lupa ingatan?? Apa tidak cukup hanya dengan mengambil kekuatanku dan menjadikanku manusia biasa?"

"Kau akan dibentuk menjadi dirimu yang baru, tanpa kekuatan apapun, tanpa sejarah Blanchland yang melekat padamu. Sebagai manusia bumi yang tidak tau apa-apa tentang Blanchland, semua yang sudah terjadi denganmu selama kau hidup disini. Hukumanmu... Kau mengatakan bersedia menukarkan apapun untuk mengembalikan nyawa kekasihmu, bukan?"

"Tapi JiWon akan kembali hidup dengan semua ingatannya denganku, dengan semua yang dia alami disini. Bagaimana kalau nanti dia menemukanku dengan keadaan aku tidak mengenalinya sama sekali??"

"Sebenarnya itu kekhawatiranku yang sempat kau pertanyakan. Kau memang tidak akan bisa kembali lagi kesini, begitupun dengan kekasihmu. Ingatannya terhadap semua yang sudah terjadi dengannya akan melekat dengan sangat jelas di kepalanya, namun tidak denganmu. Aku tidak bisa seorang diri melakukan pembelaan di depan semua orang dan memperoleh kebebasan kalian begitu saja. Semua orang disini tidak mengesampingkan hukum begitu saja. Aku membebaskannya dari kematian dan mengembalikan kehidupannya. Aku melakukannya sesuai dengan keinginanmu. Mendapat pengampunan setelah melanggar hukum tidak semudah itu. Kesalahan tetaplah kesalahan, begitu juga dengan hukum. Kalau kalian berdua memang saling mencintai dengan tulus, aku yakin kalian berdua akan menemukan cara untuk kembali bersama. Coba berpikirlah, kalau pada akhirnya dia kembali ke bumi, dan kau tetap disini menjalani hukumanmu, dan kemungkinan terbesar adalah hukuman mati, kalian akan terpisah selamanya. Dengan melakukan ini, kesempatan kalian untuk kembali bersama sebagai sesame manusia bumi akan lebih besar. Walaupun kau hadir di kehidupannya sebagai orang baru, aku yakin masih ada perasaan cintamu kepadanya yang masih tertinggal. Dan itu yang akan membuatmu bisa kembali bersamanya."

"Aku mengerti, Tuan Aimster. Hanya saja, apa pengaruhnya untuk Blanchland kalau aku lupa ingatan? Lagipula aku tidak akan bisa kembali kesini lagi, bukan? Kenapa harus tetap memisahkan aku dengan JiWon?"

"Aku harus membuat ini semua terlihat adil di mata orang Blanchland sebagai bentuk dari hukum. Dengan segala keterbatasan itu aku sudah berusaha untuk membantumu, setidaknya memberikan kemungkinan agar kalian bisa bersama lagi."

JiWon tidak mungkin mampu menerima kenyataan bahwa aku akan berubah menjadi orang asing di kehidupannya sampai aku sendiri yang kembali mengingatnya. Meminta kebebasan untuknya lantas tidak membebaskannya dari hukuman yang lain. Menghukum perasaan seseorang yang saling mencintai adalah hukum terburuk yang pernah kutemui. Hadir di kehidupannya, membuatnya jatuh cinta padakum dan pada akhirnya harus membuatnya menderita. Aku tidak pernah menganggap JiWon pantas mendapatkannya. Melaluiku, Tuan Aimster telah membantunya untuk mendapatkan kehidupannya kembali. Dan melaluiku juga, dia tetap harus menjalani hukumannya di bumi.

Untouchable: The Sin of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang