O7

28.5K 5K 1.1K
                                    

“kamu mau kemana?”

gua nolehㅡ lebih tepatnya ngelirik yang barusan ngomong sekilas lalu buang muka ke sembarang arah dan asik merapihkan isi tas sekolah

tiba-tiba tangan gua ditarik dari belakang secara paksa dan buat gua menoleh mau nggak mau dan ngeliat dia berdiri dibelakang gua dengan tatapan ganasnya, “kok kamu ngacangin saya? kamu mau kemana?”

gua diemin malah dia makin ngotot dan memperkuat cengkramannya ke tangan gua, “SEKOLAH OM SEKOLAH.”

dia melepas cengkramannya lalu menahan tawanya dengan menutup mulutnya menggunakan sebelah tangannya lalu buang muka ke samping dan membuat gua bingung,

APANYA YANG LUCU ANJG.

“oh kamu mau sekolah? okedeh sana, jangan lupa lihat kalender ya.” katanya lalu kembali duduk disofa

gua mengeryit bingung lalu melihat tanggalan diponsel gua dan itu menunjukkan kalau ini tanggal 24 desemberㅡ YA AMPUN KOK GUA MAKIN HARI MAKIN GOBLOK.

kemaren gua mau sekolah hari minggu sekarang gua mau sekolah pas lagi libur.

MAUNYA GUA TUH APASIH?

pas sekolah minta libur
pas libur gua ngebet sekolah.

dasar manusia.

“KOK GA BILANG SIH?!” omel gua sambil menatap dia kesal dan dia cuma ngelirik gua asal lalu menjawab,

“tadi udah tuh.”

gua menghela nafas kesal lalu duduk dikursi meja makan sembari menaruh kepala gua diatas meja makan dan gak lama suara dia terdengar

“bel,” panggilnya dan gua cuma nyaut hm-hm doang

“malam natal, mau gereja bareng?”

lagi-lagi gua menatap dia dengan tatapan datar kaya visualiasi diatas sembari berkata, “gereja juga om? nggak kepanasan didalem?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

lagi-lagi gua menatap dia dengan tatapan datar kaya visualiasi diatas sembari berkata, “gereja juga om? nggak kepanasan didalem?”

dia berdiri lalu mendekat ke arah gua sembari bertanya, “hah apa?”

gua panik terus cengengesan, “HAH? NGGA PAPA TUH OM HEHEHEHEㅡ AYDAW! SAKIT!”

dia mencubit kedua pipi gua menggunakan kedua tangannya dari belakang lalu ketawa dipaksa, “siapa bilang saya kepanasan kalau digereja? kamu kira saya apaan?”

gua ketawa, “HEHEHEHEHEHE.”

“kurang asem ya kamu,” katanya lalu melepaskan cubitannya kemudian tangannya bersandar pada kursi yang gua dudukin, “jadi mau nggak?”

“kapan?” tanya gua

“tar malem.” katanya

“boleh-boleh, tukeran kado yuk om! biar kaya korea-korea gitu unch.” kata gua dan dia dengan tegas menjawab,

“gak ah, kaya anak kecil aja.”

“ih ayolah ooooom.” gua narik-narik bajunya dengan muka memelas lalu dia malah buang muka, sialan.

“permintaan ditolak.”

“AYOLAH OM HUHUHU, JAHAT BANGET NIH. TUKERAN KADO LAH.”

dia menghela nafas lalu menatap muka gua, “bawel, yaudah nanti saya kasih waktu kamu keluar beli kado asal jangan lama-lama.”

gua memekik kesenengan, “AYE AYEEEEEEEEEEY.”

tiba-tiba dia melempar sesuatu ke arah gua dan mau nggak mau gua nangkep dan ngebaca isi kertas itu yang ternyata kertas kaya treatment atau facial gitu buat wajah.

gua menatap dia dengan heran, “apaan nih?”

“ga bisa baca?”

KOK SITU NYOLOT?

“ya buat apaan?” tanya gua nyolot dan dia menatap muka gua lagi

“perawatan wajah, soalnya kamu jelek, banyak pori-pori lagi, siapatau abis darisana mendingan.” katanya lalu buang muka

gua udah berancang-ancang mau ngelempar kursi yang ada disamping tapi keburu dia balik badan ke gua dan gua buru-buru pura-pura bersiul padahal gua ga bisa bersiul ajg.

“oiya, perginya nanti sore aja sekalian kamu cari kado. pergi saya supir, saya nggak bisa. ada urusan.” lanjutnya

“oh, mau malak utang orang lagi?”

dia mengeryit, “saya bukan renternir, saya ngurus perusahaan.”

“YA KOK BAPAK SAYA BISA MINJEM DUIT SAMA SITU?”

“mana ketehe, bodoh. tanya sama bapakmu sana, dikira saya bapakmu apa?” tanyanya ngegas lalu berbalik badan jalan masuk kamarnya

dan gua baru sadar kalau kayanya gua lupa bilang sesuatu ke si om,

“OM INI DUITNYA MANA WOI? NTAR AKU BISA MASUK GA BISA KELUAR WOIII HUHUHUHU.”

dia membalas teriakan gua, “BERISIK, NANTI AJA SIH, SAYA MAU TIDUR.”

”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
monsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang