Prolog

94 23 11
                                    

Jam satu dini hari.

Sudah sewajarnya jika semua orang terlelap, tenggelam dalam mimpi. Sepi menyelimuti hunian mewah di kawasan perumahan elit itu. Hanya semilir angin yang menabrak dedaunan penghias hening malam saat itu.

Ada satu orang yang terjaga di bilik kamar mewahnya, menatap sebotol anggur beralkohol dengan tatapan kosong. Pikirannya kalut, bibirnya membentuk satu garis tipis. Bukan ingin menangis, dia ingin terus terjaga tanpa terpengaruh bius alkohol yang semakin merasuk ke tubuhnya, membuatnya mengantuk.

Perlahan laki-laki itu mengeluarkan sebuah foto. Sedikit kumal karena dia membawa benda itu kemanapun dia pergi.

Tampak potret seorang gadis di sana. Sedang memegang balon di kedua tangan dan tersenyum lebar menghadap kamera. Rambutnya terurai indah. Jepit mutiara kecil menempel dekat telinga. Gadis itu tertawa, menampilkan sederet gigi putih rapi, tanpa beban bahkan kesedihan sedikitpun. Dress floral yang dia pakai terkibas oleh angin sementara rambut panjangnya tampak melayang anggun dibelakang. 

Laki-laki itu terpaku. Gadis itu mengenakan dress pemberiannya sebagai kado ulang tahun yang ketujuh belas.

Sangat manis.

Ingin rasanya dia mengulang kejadian itu. Bersama menghabiskan waktu, melupakan betapa cepat waktu berlalu, merasakan bahagianya mengunjungi Dufan bertahun-tahun yang lalu. Namun dia sadar, apa yang sudah berlalu tidak dapat diputar mundur. Semesta tidak mengijinkan dia pergi ke sana. Hanya di pikiran saja dirinya bisa pergi. Seolah tanpa henti meratapi masa lalu, yang bahkan, untuk kembali pun rasanya sangat mustahil. Kenyataan mencegah agar tidak terjadi untuk yang kedua kali.

"Udah lama, Ra. Kapan gue bisa lupa?" kata laki-laki itu selirih hembusan angin. Hilang lenyap menguar sebelum laki-laki itu jatuh tertidur.

Mungkin satu-satunya gadis yang dia cintai, satu-satunya gadis yang dapat menyakitinya hingga membuat dirinya seperti sekarang ini hanyalah dia.

Dan tidak akan ada yang bisa, selain dia. 

Tidak ada lagi.

AILROSESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang