Chapter 6 (END)

6.1K 546 60
                                    

"Kita sering menghabiskan waktu disini ya, Seul." ujar Irene membuka pembicaraan.

"Kau akan menggambar sesuatu dan karna aku sangat payah menggambar..."

"Kau akan pergi memasak sesuatu." sambung Seulgi.

"Benar."

Mereka berdua tertawa bersama.

"Kau akan membuat berbagai makanan dan meminta pendapatku soal itu."

"Ya. Semua yang kubawakan selalu kau bilang enak. Padahal ketika kucicipi rasanya seperti racun serangga."

"Ah, itu tidak benar. Buktinya aku menghabiskan semuanya." sergah Seulgi.

"Itu benar. Karna setelahnya kau berada di kamar mandi hampir 2 jam."

"Ingatanmu tidak keren sama sekali, Rene."

Irene tertawa, Seulgi juga.

"Rene, ini benar - benar menggelikan untuk dikatakan. Tapi, kau tahu ? aku sangat mencintaimu. Aku tidak ingin yang lain selain melihat mu bahagia."

Irene menoleh kearah Seulgi yang juga sedang melihat kearahnya.

"Ada apa ini ? tiba - tiba sekali." ujar Irene tersenyum.

"Kau tidak mabuk kan ?"

Seulgi menggeleng.

"Kau sendiri tahu aku sama sekali tidak bisa minum."

Irene tersenyum tipis. Kedua tangannya menangkup pipi Seulgi.

"Aku tahu, Seulgi. Aku juga merasakan hal yang sama sepertimu."

Tangan Seulgi bergerak mengelus punggung tangan Irene. Ia mengambil tangan Irene dan menggenggamnya erat. Seulgi menatap Irene lekat - lekat. Irene hanya mengangkat sebelah alisnya, bingung.

"Rene, apa kau tidak lelah ?"

"Lelah ? tidak. Seharian ini aku hanya dirumah."

"Apa kau tidak lelah membohongi perasaan mu seperti ini ?"

Seulgi melepaskan genggamannya pada tangan Irene. Ia memasukkan tangannya kedalam saku jaket dan menghela nafas. Jantung Irene berdetak lebih cepat. Apa maksud Seulgi ?

"A...apa maksudmu.."

"Kau tahu maksudku."

"Aku tidak mengerti Seul."

"Kalau aku membuatmu mengerti, apa kau akan jujur padaku ?"

"Apa yang sedang kau bicarakan ?"

Seulgi menghela nafasnya dan membuang pandangan nya kesamping.

"Kau pacaran lagi dengan Suho ?"

Irene merasa tersambar petir. Senyuman nya memudar. Saking kagetnya, Irene tidak bisa mengontrol ekspresinya. Yang ada dikepalanya sekarang hanyalah...

"Da...darimana kau tahu soal... itu ?"

"Tidak penting aku tahu dari mana. Aku hanya ingin mendengarnya langsung darimu."

"Seul... itu... kau tahu... aku..."

Irene menghela nafasnya. Ia benar - benar bingung harus berkata apa sekarang. Tatapan Seulgi membuat semuanya semakin buruk.

"Aku hanya perlu jawaban ya atau tidak."

"Seulgi... aku..."

"Ya atau tidak ?" ujar Seulgi dengan penuh penekanan.

Irene kembali menghela nafasnya. Ia tahu hari ini akan datang. Suatu saat nanti Seulgi akan tahu, tapi siapa sangka kalau hari itu adalah hari ini ? sekarang di jam ini, dimenit ini, di detik ini ?

Lie ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang